Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DISHARMONI SOSIAL MASYARAKAT DESA KALUKUANG KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR PADA PEMIIHAN PRESIDEN TAHUN 2024 Arsyad, Ernawati; Rifdan, Rifdan; Suyitno, Imam; Nur, Hasruddin; Najamuddin, Najamuddin
Phinisi Integration Review Vol 8, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v8i1.69632

Abstract

Pemilihan umum Presiden/ wakil presiden yang berlangsung serentak seluruh Indonesia pada tanggal 14 Februari 2024 yang lalu telah membawa akibat atau dampak negatif terhadap masyarakat di Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar, karena telah terjadi disharmoni (ketegangan) masing-masing pendukung kandidat Penelitian ini bertujuan menganalisis harmoni sosial terjadi pada masyarakat Desa Kalukuang Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar pada pemilihan Presiden tahun 2024. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif . Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan Observasi Awal, Wawancara dan Dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan harmoni sosial terjadi pada pasca Pilpres 2024 oleh warga desa Kalukuang yang ditopang adanya potensi  berupa : a) nilai kebersamaan yang kuat sebagai warga desa; b) kesadaran dan pendidikan warga yang cukup memadai dan c). kesejahteraan ekonomi yang cukup baik.The simultaneous presidential/ vice presidential election throughout Indonesia on February 14, 2024 has had negative consequences or impacts on the community in Kalukuang Village, Galesong District, Takalar Regency, because there has been disharmony (tension) between each candidate's supporters. This study aims to analyze the social harmony that occurs in the community of Kalukuang Village, Galesong District, Takalar Regency in the 2024 presidential election. The research method used is descriptive qualitative. Data collection techniques in this study used Initial Observation, Interviews and Documentation. The results of the study show that social harmony occurred after the 2024 Presidential Election by Kalukuang village residents which is supported by the potential in the form of: a) strong values of togetherness as village residents; b) adequate awareness and education of residents and c). fairly good economic welfare.
Dari Komunitas ke Kapital: Analisis Modal Sosial dalam Pembentukan Ekosistem Startup di Kota Makassar Arsyad, Ernawati; Syukur, Muhammad
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 10, No 3 (2025): Social, Cultural and Historical Studies
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v10i3.35861

Abstract

The startup ecosystem in Makassar, as the economic node of Eastern Indonesia, faces a sustainability puzzle amid limited formal resources. This study aims to analyze how Social Capital (trust, norms, and networks) influences founder access to vital resources (seed capital, mentors) and to identify the dynamics of embeddedness and power structure within the ecosystem. Employing a Qualitative approach with an Analytical Case Study design, based on Thematic Synthesis and Cross-Case Analysis of secondary data and academic literature, the study finds that Social Capital is dualistic: both a fundamental asset and a structural hindrance. Strong ties (bonding ties), reinforced by the pacce culture, create relational trust that acts as an institutional substitute for early-stage funding access and reduces transaction costs. However, the ecosystem is hindered by limited bridging ties, the risk of over-embeddedness leading to moral hazard, and power conflicts/structural silos that impede inclusivity and scalability. It is concluded that the ecosystem's maturation requires hybrid intervention that structurally institutionalizes bridging ties (e.g., through boomerang migration) and balances social embeddedness with professional disembedded mechanisms.
Desain Pembelajaran Humanistik di SMAN 19 Gowa: Ketika Estetika dan Teknologi Bersatu dalam Pendidikan Arsyad, Ernawati; Damayanti, Resty Rahayu; Suhaeb, Firdaus W.
JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah Vol 10, No 3 (2025): Social, Cultural and Historical Studies
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimps.v10i3.35889

Abstract

This study analyzes the implementation of a humanistic learning design at SMAN 19 Gowa, realized through the integration of aesthetics and technology. This phenomenon is examined due to the pressing need to align humanistic values with digital innovation in education. Utilizing a qualitative approach with a humanistic interpretive paradigm, the research involved in-depth interviews and observations to understand the lived experiences of teachers and students in constructing meaningful and human-centered learning processes. Data were analyzed using thematic analysis techniques. The findings indicate that this design creates an existential space where teachers act as empathic facilitators and technology functions as a medium for humanization. The integration of aesthetics (as a bridge between logic and empathy) and technology (as an extension of creative expression) significantly boosts students intrinsic motivation, emotional engagement, and moral awareness. The study concludes by proposing the Humanistic Aesthetic Technopedagogy model as a conceptual framework to ensure education remains a process of human growth, creativity, and ethical awareness in the digital era.
PERAN PEREMPUAN DALAM KEGIATAN EKONOMI MELALUI SEKTOR UMKM DI GALESONG KABUPATEN TAKALAR Arsyad, Ernawati; Wahira
EDUSOS: Jurnal Edukasi dan Ilmu Sosial Vol. 2 No. 02 (2025): Vol.2 No.2 (2025): Volume 02 Nomor 02 (Des 2025)
Publisher : PT Ininnawa Paramacitra Edukasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62330/edusos.v1i02.477

Abstract

Perempuan memiliki peran penting dalam pengembangan ekonomi melalui sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kabupaten Takalar, Galesong. UMKM berfungsi strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja, mendistribusikan hasil pembangunan, serta memperkuat ketahanan ekonomi di tingkat lokal. Data menunjukkan bahwa sekitar 65% UMKM dikelola oleh perempuan, yang turut berkontribusi dalam menstabilkan ekonomi keluarga, mengurangi tingkat kemiskinan, dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Peran perempuan dalam UMKM terlihat pada empat aspek utama, yaitu penyediaan modal, produksi, distribusi, dan pemasaran. Kegiatan ini umumnya dilakukan dari rumah dan berada di sektor informal, seperti perdagangan, pengolahan makanan, dan kerajinan tangan. Meski memiliki potensi besar, perempuan pengusaha UMKM di Galesong menghadapi sejumlah kendala. Akses modal terbatas karena minimnya aset atau jaminan, sehingga usaha sulit berkembang. Beban ganda yang harus ditanggung dalam mengurus rumah tangga dan usaha menimbulkan tekanan fisik dan emosional. Keterbatasan dalam pengetahuan, kemampuan manajemen, dan teknologi juga membatasi pengelolaan usaha serta pemanfaatan pemasaran digital. Selain itu, stigma sosial, rendahnya kepercayaan diri, dan terbatasnya jaringan pasar lokal menghambat inovasi dan perkembangan usaha. Faktor infrastruktur yang belum memadai serta aturan yang kompleks juga menjadi tantangan tambahan. Hasil penelitian ini menekankan pentingnya strategi pemberdayaan yang menyeluruh, meliputi dukungan finansial, pelatihan manajemen dan literasi digital, perluasan akses pasar, serta kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. Langkah tersebut esensial untuk memperkuat kontribusi perempuan terhadap perekonomian lokal dan mendorong pertumbuhan UMKM yang berkelanjutan di Kabupaten Takalar, Galesong.
Peran sekolah dalam membentuk literasi digital dan kesadaran kritis pada siswa SMAN di Kota Makassar:Analisis Teori Perubahan Sosial William F Ogburn Arsyad, Ernawati; Kamaruddin, Syamsu A; Adam, Arlin
EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI ) Vol 8 No 2 (2025): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : EDU SOCIATA ( JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI )

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v8i2.4063

Abstract

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan dampak besar terhadap dunia pendidikan, terutama dalam cara peserta didik memperoleh serta memanfaatkan informasi. Situasi ini menuntut lembaga pendidikan untuk berperan lebih aktif dalam menumbuhkan kemampuan literasi digital dan kesadaran kritis siswa agar mampu beradaptasi dengan dinamika era digital sekaligus terhindar dari dampak negatif penggunaan teknologi yang tidak bijak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran sekolah dalam membentuk literasi digital siswa, mengidentifikasi berbagai tantangan yang muncul, serta menjelaskan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaannya.Ogburn menjelaskan bahwa perubahan sosial terutama dipicu oleh kemajuan teknologi, namun nilai, norma, dan institusi sosial sering kali tertinggal dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Dalam konteks pendidikan, fenomena ini tampak pada siswa yang sudah mahir menggunakan teknologi digital untuk hiburan, tetapi belum sepenuhnya memiliki kemampuan berpikir kritis dan kesadaran etis terhadap informasi yang mereka konsumsi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada beberapa SMA Negeri di Kota Makassar. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan model Miles, Huberman, dan Saldaña. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sekolah telah berusaha mengintegrasikan literasi digital ke dalam kurikulum dan kegiatan pembelajaran berbasis teknologi, meskipun masih dihadapkan pada kendala seperti keterbatasan sarana, rendahnya kemampuan digital guru, serta minimnya dukungan orang tua terhadap pentingnya pendidikan digital. Faktor pendukung utama meliputi ketersediaan fasilitas teknologi dan komitmen sekolah dalam meningkatkan kompetensi warga sekolah. Penelitian ini menegaskan bahwa literasi digital dan kesadaran kritis perlu diperkuat secara sistematis di lingkungan pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan sosial di era digital.