Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Peningkatan literasi bullying dan kekerasan seksual pada anak sejak dini di SD Inpres Roong, Minahasa Pramesti Ningsih, Andi; Sari, Tika Bela; Sudirham, Sudirham; Indirwan, Dicky
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.28961

Abstract

Abstrak Bullying dan kekerasan seksual memiliki prevalensi yang tinggi di Indonesia, termasuk di sekolah dasar. Kejadian ini dapat memberikan dampak negatif baik bagi pelaku maupun korban. Anak yang berada di sekolah dasar sangat rentan menerima dampak negatif yang besar, seperti trauma yang akan berpengaruh hingga tahap perkembangan selanjutnya. Hal ini yang mendasari diperlukan edukasi mengenai bullying dan kekerasan seksual. Pemberian edukasi adalah salah satu cara pencegahan yang akan mengoptimalkan pengawasan dari guru maupun orangtua. Pemberian edukasi ini dilaksanakan di SD Inpres Roong dengan sasaran kelas 4,5, dan 6 dengan menggunakan metode ceramah dan menonton video edukasi Bersama. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan. Pengetahuan terkait bullying dalam kategori baik mencapai 76,9% dan pengetahuan terkait kekerasan seksual mencapai 84,6%. Meskipun terjadi peningkatan, masih perlu diberikan edukasi lebih mendalam lagi sehingga persentase murid yang belum memahami kedua topik ini dapat berkurang. Olehnya itu, diharapkan tindak lanjut dari sekolah, dukungan guru, kepala sekolah serta dinas Pendidikan untuk terus memberikan edukasi kepada peserta didik. Kata kunci: bullying; kekerasan seksual; literasi Abstract Bullying and sexual violence have a high prevalence in Indonesia, including in elementary schools. This incident can have a negative impact on both the perpetrator and the victim. Children in elementary school are very vulnerable to receiving major negative impacts, such as trauma that will affect the next stage of development. This is the basis for the need for education about bullying and sexual violence. Providing education is one way of prevention that will optimize supervision from teachers and parents. This education was carried out at SD Inpres Roong targeting grades 4, 5, and 6 using the lecture method and watching educational videos together. The results of this activity showed an increase in knowledge. Knowledge related to bullying in the good category reached 76.9% and knowledge related to sexual violence reached 84.6%. Although there was an increase, more in-depth education still needs to be provided so that the percentage of students who do not understand these two topics can be reduced. Therefore, it is hoped that there will be follow-up from schools, support from teachers, principals and the Education Office to continue to provide education to students. Keywords: bullying; sexual violence; literacy
ADIKSI GAME PADA REMAJA DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN DAN UMUR Ningsih, Andi Pramesti; Syafriani, Syafriani; Indirwan, Dicky; Wardani, Ayunytyah Eka
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.42314

Abstract

Tingkat keparahan bermain game didefinisikan sebagai jumlah jam yang digunakan sebagai ukuran tingkat adikitf dalam permainan daring. Beberapa game yang menjadi pilihan siswa/i adalah free fire, PUBG dan mobile legend. Ketiga game ini adalah game yang saat ini menjadi tren dikalangan siswa. Siswa yang memainkan game online secara berlebihan dapat menimbulkan adiksi dan dampak negatif yang lain seperti pengabaian terhadap tugas sekolah dan kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 83 siswa/i kelas 1-3 SMP di Sulawesi Utara. Siswa laki-laki (54%) lebih banyak dibandingkan siswa perempuan (46%). Selanjutnya dari sisi umur, siswa paling banyak berada pada usia 13 tahun (54%), dilanjutkan siswa usia 15 tahun (34%). Siswa paling sedikit berada pada usia 11 tahun (1%). Siswa lebih banyak berada dalam tahap adiksi (53%) dibandingkan non adiksi (47%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tidak berhubungan secara signifikan terhadap adiksi yang terjadi pada siswa (p-value=0.230). Sementara jenis kelamin berhubungan signifikan dengan adiksi (p-value=0.000). Hal ini tentu saja menjadi perhatian untuk mengawasi anak dalam memainkan game online terutama laki-laki. Olehnya itu, disarankan kepada orangtua dan sekolah untuk mengawasi aktivitas anak dalam memainkan game online.
Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Program Kesehatan di Puskesmas Ningsih, Andi Pramesti; Indirwan, Dicky
Jurnal Ners Vol. 9 No. 4 (2025): OKTOBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v9i4.48131

Abstract

Kepuasan masyarakat dapat digambarkan sebagai persepsi subjektif terhadap layanan kesehatan yang dibentuk oleh evaluasi kognitif terhadap layanan dan reaksi emosional yang ditimbulkannya. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ataupun program kesehatan bersifat dinamis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk engidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner kepuasan dan pedoman wawancara terstruktur terkait program kesehatan yang diketahui, pengalaman mengikuti program kesehatan, cara mendapatkan informasi program, faktor pendukung dan faktor penghambat mengikuti program kesehatan. Pelaksanaan wawancara direkam menggunakan alat rekam suara di smartphone. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 57 orang. Hasil penelitian menunjukkan hanya 42.1% responden yang merasa puas dengan pelayanan kesehatan di sekitarnya. Faktor yang meningkatkan kepuasan diantaranya adalah informasi yang cukup, pelayanan yang ramah dari petugas serta biaya yang terjangkau. Sementara faktor penghambat diantaranya adalah informasi dan sosialisasi mengenai program yang dirasa masih kurang, serta waktu pelaksanaan program yang dianggap kurang fleksibel. Disarankan untuk petugas kesehatan memperhatikan saran dan masukan dari masyarakat untuk memberikan pelayanan yang lebih optimal lagi
HUBUNGAN EFIKASI DIRI DAN KETIDAKBERDAYAAN DENGAN TINGKAT STRESS PADA MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT Ningsih, Andi Pramesti; Indirwan, Dicky
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.23652

Abstract

Mahasiswa sebagai peserta didik di perguruan tinggi dituntut untuk secara mandiri aktif dalam mempelajari keilmuannya. Pada fase ini, remaja menghadapi tantangan baru dan pengalaman baru yang mungkin meningkatkan risiko untuk mengalami masalah kesehatan mental. Peralihan siswa dari tingkat sekolah menengah ke perguruan tinggi ini secara inheren membuat stres bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dan ketidakberdayaan dengan tingkat stress pada mahasiswa. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional yang dilaksanakan pada bulan November 2022. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan instrument perceived stress scale-10 dengan sampel berjumlah 141 orang. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa mengalami stress sedang. Hasil bivariat menunjukkan bahwa perasaan ketidakberdayaan secara signifikan berhubungan dengan tingkat stress yang dialami mahasiswa. Sementara efikasi diri tidak berhubungan dengan tingkat stress mahasiswa. Pada penelitian ini, variabel yang diteliti hanya berdasarkan efikasi diri dan ketidakberdayaan. Sementara, mahasiswa tahun pertama memiliki tantangan yang berat lainnya seperti adaptasi dengan lingkungan baru. Olehnya itu, hasil yang diperoleh hanya menyarankan peningkatan kepercayaan diri mahasiswa dalam menghadapi segala tantangan di dunia kampus sehingga dapat menjalani perkuliahan dengan baik. Diharapkan kampus dan dosen dapat membantu mahasiswa dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri. Di samping itu, dukungan teman sebaya juga penting dalam membantu mahasiswa untuk mengatasi stress.
Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar, Kepulauan Selayar Ningsih, Andi Pramesti; Makkau, Bukroanah Amir; Indirwan, Dicky
ABDIMASKU : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT Vol 7, No 1 (2024): JANUARI 2024
Publisher : LPPM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62411/ja.v7i1.1884

Abstract

Sikap dan tindakan yang dilakukan oleh individu dengan tujuan menjaga kesehatan dikenal sebagai perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Perilaku ini penting dalam rangka mencegah terjadinya penyakit. Permasalahan perilaku yang sering terjadi pada anak SD berkaitan dengan kebersihan gigi, tangan, rambut dan badan. Perilaku tidak sehat ini dapat mengakibatkan penyakit seperti sakit gigi, diare dan demam. Pengabdian masyarakat ini diawali dengan perizinan sekolah dan identifikasi kegiatan untuk mengetahui apakah sebelumnya sudah pernah diadakan penyuluhan dengan topik yang sama. Dari proses tersebut, diketahui bahwa penyuluhan dengan tema perilaku hidup bersih dan sehat belum pernah dilakukan. Adapun tujuan dari pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada anak sekolah dasar mengenai cara untuk menjaga kebersihan diri sehingga terhindar dari penyakit dan memiliki rasa nyaman dalam beraktivitas.