Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

ANALISIS FAKTOR YANG BERPENGARUH EFEKTIVITAS PROGRAM GENRE MELALUI PIK- R PADA REMAJA Sudirham, Sudirham; Sari, Tika Bela
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 8, No 3 (2023):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v8i3.42434

Abstract

Abstrak Remaja generasi sekarang sangat membutuhkan perhatian serius karena rentan terjadi berbagai permasalahan. Menurut BKKBN remaja sangat berisiko mengalami masalah – masalah kesehatan reproduksi, seperti perilaku seksual pranikah, NAPZA, dan HIV/AIDS (TRIAD KRR). Dalam rangka mengemban amanat undang-undang dan merespon permasalahan remaja, BKKBN mengembangkan Program Generasi Berencana (GenRe) bagi remaja serta keluarga yang memiliki remaja yang sesuai dengan Tugas Pokok dan fungsinya dari remaja untuk remaja.Efektivitas pelaksanaan program Generasi Berencana (GenRe) melalui Pusat Infomasi Konseling Remaja (PIK-R) belum dikatakan efektif disebabkan masih tingginya jumlah pernikahan dini, hubungan seksual pranikah, dan infeksi Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency Sydrome (HIV/AIDS) pada usia remaja. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh dari 6 faktor yaitu fasilitas kesehatan, peran petugas kesehatan, peran guru, teman sebaya, komunikasi dan persepsi remaja terhadap efektivitas program GenRe melalui PIK-R di SMAN 10 Kota Bengkulu tahun 2019. Sampel penelitian yaitu sebanyak 100 orang dan desain penelitian menggunakan cross sectional. Metode analisis menggunakan SmartPLS 2.0 dan SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan efektivitas program GenRe melalui PIK R dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan 12,11%, peran petugas kesehatan 18,54 %, peran guru 20,36%, teman sebaya 5,15 %, komunikasi 23,19 dan persepsi remaja 0,0004%, sehingga didapat nilai pengaruh lansung sebanyak 84,02% dan nilai pengaruh tidak lansung sebanyak 1,01%, jadi total pengaruh lansung dan tidak lansung sebesar 85,03%. Dengan demikian disimpulkan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah Komunikasi. Peneliti menyarankan dilakukan komunikasi yang efektif dengan melakukan MOU dengan BKKBN untuk melakukan kegiatan GenRe di jam sekolah setiap minggu sehingga program tersebut dapat terlihat efektif tidaknya pada siswa. Kata kunci : PIK R, Program GenRe
KONFIRMASI ENAM FAKTOR YANG BERPENGARUH PERILAKU PREMENSTRUAL SYNDROME PADA REMAJA Sari, Tika Bela; Septari, Ade Dwi
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 8, No 3 (2023):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v8i3.42363

Abstract

Abstrak Semua remaja putri akan mengalami pematangan seksual yang ditandai dengan munculnya menstruasi yang pertama kali dengan nama lain menarch, selama mengalami menstruasi perempuan akan mengalami kekakuan atau kekejang, kram perut, nyeri payudara, menyendiri dan sensitif. Premenstrual Syndrome atau PMS pada remaja putri diketahui menjadi masalah yang sering dialami, akibatnya menggangu proses belajar serta aktifitas sehari-hari. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi PMS tersebut menjadi kian parah para remaja sehingga dibutuhkan solusi yang berbeda-beda pada remaja sehingga remaja dapat melakukan kegiatan sehari-hari berdampingan dengan PMS.Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh dari 6 faktor yaitu petugas kesehatan, teman sebaya, akses informasi, pengetahuan, dukungan keluarga dan aktifitas fisik terhadap perilaku Premenstrual Syndrome pada remaja putri di SMAN 10 Kota Bengkulu tahun 2019. Desain penelitian cross sectional (potong lintang). Sampel penelitian ini adalah remaja putri yang memenuhi kriteria sampel adalah 110 orang. Metode analisis yang digunakan yaitu smart PLS 2.0. pada Hasil penelitian menunjukan menunjukkan perilaku PMS pada remaja di pengaruhi oleh petugas 18,62 %, Peran teman sebaya 20,20%, Peran Guru 12,25 %, pengetahuan 5,58 %, dukungan 21,89 %, Aktifitas Fisik 5,58 %. Sehingga didapatkan pengaruh langsung sebanyak 84,12% dan nilai pengaruh tidak langsung sebanyak 1,01% jadi total pengaruh langsung dan serta tidak langsung sebesar 85,13%. Dengan demikian didapatkan kesimpulan bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah dukungan keluarga. Peneliti menyarankan keluarga agar lebih memberikan materi dan fasilitas serta membantu dalam mencari informasi-informasi lain ketika remaja menghadapi Fase Prementrual Syndrome. Kata kunci : Perilaku, Premenstrual Syndrome
The Influence of Husband Support and Information Sources on Cervical Cancer Screening Behavior Salam, Ilham; Sudirham, Sudirham; Sari, Tika Bela
Journal of Public Health and Pharmacy Vol. 4 No. 2: JULY 2024
Publisher : Pusat Pengembangan Teknologi Informasi dan Jurnal Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jphp.v4i2.5557

Abstract

Introduction: Cervical cancer is still the "cold-blooded killer" in the world because most cases develop without any real symptoms in the early stages. Globally, cervical cancer is the fourth most common cancer in women. Around 90% of the 342,000 deaths from cervical cancer occur in developing countries, including Indonesia. Cervical cancer is a disease that can be prevented through early detection. However, the number of women who undergo VIA examinations is still very small, so there are still many women who suffer from cervical cancer. This study aims to determine the direct and indirect influence of husband's support and sources of information on VIA examination behavior in an effort to detect cervical cancer early in women of childbearing age at the North Tondano District Health Center in 2023. Methods: The research design used was cross-sectional. The population in this study was women of childbearing age who were registered at the Pasar Minggu District Health Center. The total sample was 53 respondents. The analytical method used is Structural Equation Modeling (SEM) using SmartPLS 2.0 and SPSS 23. Results: The results of the study show that the behavior variable for VIA examinations in an effort to detect cervical cancer early in women of childbearing age (WUS) at the North Tondano District Health Center is directly influenced by husband's support (47.1%) and information sources (31.3%), while other factors that were not considered influenced the VIA examination behavior variable by 21.6%. Conclusion: In conclusion, husband's support and effective information dissemination significantly enhance VIA examination participation, aiding in the early detection and prevention of cervical cancer among women of childbearing age. It is recommended to increase outreach in the community to promote early cancer detection.
Peningkatan literasi bullying dan kekerasan seksual pada anak sejak dini di SD Inpres Roong, Minahasa Pramesti Ningsih, Andi; Sari, Tika Bela; Sudirham, Sudirham; Indirwan, Dicky
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.28961

Abstract

Abstrak Bullying dan kekerasan seksual memiliki prevalensi yang tinggi di Indonesia, termasuk di sekolah dasar. Kejadian ini dapat memberikan dampak negatif baik bagi pelaku maupun korban. Anak yang berada di sekolah dasar sangat rentan menerima dampak negatif yang besar, seperti trauma yang akan berpengaruh hingga tahap perkembangan selanjutnya. Hal ini yang mendasari diperlukan edukasi mengenai bullying dan kekerasan seksual. Pemberian edukasi adalah salah satu cara pencegahan yang akan mengoptimalkan pengawasan dari guru maupun orangtua. Pemberian edukasi ini dilaksanakan di SD Inpres Roong dengan sasaran kelas 4,5, dan 6 dengan menggunakan metode ceramah dan menonton video edukasi Bersama. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan. Pengetahuan terkait bullying dalam kategori baik mencapai 76,9% dan pengetahuan terkait kekerasan seksual mencapai 84,6%. Meskipun terjadi peningkatan, masih perlu diberikan edukasi lebih mendalam lagi sehingga persentase murid yang belum memahami kedua topik ini dapat berkurang. Olehnya itu, diharapkan tindak lanjut dari sekolah, dukungan guru, kepala sekolah serta dinas Pendidikan untuk terus memberikan edukasi kepada peserta didik. Kata kunci: bullying; kekerasan seksual; literasi Abstract Bullying and sexual violence have a high prevalence in Indonesia, including in elementary schools. This incident can have a negative impact on both the perpetrator and the victim. Children in elementary school are very vulnerable to receiving major negative impacts, such as trauma that will affect the next stage of development. This is the basis for the need for education about bullying and sexual violence. Providing education is one way of prevention that will optimize supervision from teachers and parents. This education was carried out at SD Inpres Roong targeting grades 4, 5, and 6 using the lecture method and watching educational videos together. The results of this activity showed an increase in knowledge. Knowledge related to bullying in the good category reached 76.9% and knowledge related to sexual violence reached 84.6%. Although there was an increase, more in-depth education still needs to be provided so that the percentage of students who do not understand these two topics can be reduced. Therefore, it is hoped that there will be follow-up from schools, support from teachers, principals and the Education Office to continue to provide education to students. Keywords: bullying; sexual violence; literacy
Edukasi Pentingnya Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah Dasar GP Tombasian Atas Sari, Tika Bela; Ningsih, Andi Pramesti; Sudirham, Sudirham
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 7, No 2 (2025): April 2025
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v7i2.4054

Abstract

Abstrak Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui tindakan sadar individu dalam kehidupan sehari-hari. Anak usia sekolah merupakan kelompok rentan terhadap penyakit dan masih banyak siswa yang belum memahami secara menyeluruh manfaat dari (PHBS) di sekolah dasar GP Tombasian Atas, sehingga pendidikan kesehatan sangat penting untuk menanamkan perilaku hidup sehat sejak dini. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan guru tentang PHBS, khususnya praktik mencuci tangan yang benar, dan diikuti oleh 34 peserta (32 siswa dan 2 guru) di SD GP Tombasian Atas, Kecamatan Kawangkoan, Sulawesi Utara. Kegiatan dilakukan melalui penyuluhan yang disertai pemberian materi dan poster edukatif. Tahapan kegiatan meliputi persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner pre-test dan post-test serta observasi praktik mencuci tangan. Hasil pre-test menunjukkan bahwa hanya 35,3% siswa menjawab benar pada pertanyaan mengenai tanda mencuci tangan yang benar, sedangkan setelah penyuluhan meningkat menjadi 88,2%. Selain siswa, guru juga dilibatkan secara aktif dalam kegiatan ini untuk memastikan keberlanjutan praktik PHBS di sekolah. Rendahnya pengetahuan PHBS yang ditemukan pada siswa merupakan bagian dari kebutuhan mitra sekolah yang teridentifikasi sebelumnya. Oleh karena itu, kolaborasi dengan guru dan pendekatan berkelanjutan diharapkan mampu membentuk kebiasaan hidup sehat dalam jangka panjang.Kata kunci: Penyuluhan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Siswa.
Analysis of Subjective Fatigue Among Urban Transportation Drivers in Tataaran, North Sulawesi, Indonesia Sudirham, Sudirham; Sari, Tika Bela; Suarjana, I Wayan Gede
Pancasakti Journal Of Public Health Science And Research Vol 5 No 2 (2025): PJPHSR
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Pancasakti, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47650/pjphsr.v5i2.1861

Abstract

This study examines subjective fatigue among urban transportation drivers in Tataaran, Minahasa Regency, North Sulawesi where the occupation exposes individuals to stressors that can induce fatigue. The research aims to analyze the levels of subjective fatigue and identify contributing factors. A cross-sectional study was conducted from August to November 2024, involving 43 drivers. Data was collected using a structured questionnaire, including the Fatigue Severity Scale (FSS), to assess socio-demographic, work-related, and vehicle-related factors. The results indicate that increased age, daily work duration, irregular working hours, heavy driving workload, and uncomfortable vehicle ergonomics are significantly associated with higher subjective fatigue levels (p<0.05). Conversely, greater driving experience is significantly associated with lower subjective fatigue (p<0.05), while rest patterns and deposit targets showed no significant relationship with fatigue. In conclusion, urban transportation drivers in Tataaran experience significant subjective fatigue, influenced by a combination of occupational and individual factors.
Edukasi Pencegahan Perilaku Seks Bebas pada Remaja di SMA Negeri 1 Langowan Amir Makkau, Bukroanah; Bawiling, Nancy Sylvia; Ningsih, Andi Pramesti; Sari, Tika Bela
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2025): September 2025 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v5i5.831

Abstract

Perilaku seks bebas tidak hanya terbatas pada hubungan intim, tetapi mencakup berciuman, berpelukan, menempelkan alat kelamin, serta bentuk kontak fisik lainnya yang mengarah pada hubungan seksual. Banyak remaja belum memahami bahwa perilaku tersebut termasuk dalam kategori seks bebas. Oleh karena itu, edukasi mengenai seks bebas sangat penting diberikan, mengingat dampaknya yang merugikan, khususnya bagi mereka yang masih berada di bangku sekolah seperti kecemasan, depresi, kehamilan di luar nikah, dikucilkan masyarakat, hingga putus sekolah. Kegiatan edukasi dilakukan di SMA Negeri 1 Langowan dengan metode ceramah dan diskusi interaktif yang melibatkan 50 siswa. Pemberian edukasi mampu meningkatkan kesadaran remaja mengenai pentingnya pendidikan seksual sebagai uoaya pencegahan perilaku seksual berisiko.  Diharapkan melalui penyuluhan ini, pemahaman remaja tentang bahaya seks bebas meningkat, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijak demi masa depan yang lebih sehat dan bertanggung jawab.
NALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH SISWA SMAN 2 TONDANO Silubun, Yolanti Rinaya; Munthe, Deviana Pratiwi; Sari, Tika Bela
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.47147

Abstract

Hubungan seksual yang dilakukan oleh remaja sebelum pernikahan dikenal sebagai seks pranikah remaja. Hubungan seksual yang dilakukan remaja sekarang ini cukup memprihatinkan, karena perilaku kebebasan seks dari tahun ke tahun semakin meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada siswa SMA Negeri 2 Tondano. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Tondano yang berjumlah 67 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner dan data dianalisis melalui analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan perilaku seks pranikah pada siswa di SMA Negeri 2 Tondano antara lain pengetahuan dengan nilai p value = 0,001, peran orang tua dengan nilai p value= 0,002, sumber informasi (media) dengan nilai p value = 0,000 dan teman sebaya dengan nilai p value = 0,019. Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, peran orang tua, sumber informasi (media) dan teman sebaya berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja.
KONFIRMASI ENAM FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENCEGAHAN STUNTING PADA BALITA Sari, Tika Bela; Sudirham, Sudirham
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.23607

Abstract

Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia terutama Stunting merupakan masalah serius terutama pada masa balita dikarenakan memiliki 2 dampak yaitu dampak pendek keterlambatan perkembangan kognitif dan motorik dari anak serta kegagalan pertumbuhan anak yang rendah menyebabkan tinggi badan yang rendah dan dampak Panjang yaitu menurunnya kapasitas intelektual atau kecerdasan pada usia dewasa yang dapat menyebabkan produktivitas anak pada usia dewasa rendah. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencegahan stunting pada balita. Sampel untuk penelitian  sebanyak 100 orang dengan desain penelitian menggunakan cross sectional. Metode analisis yang digunakan yaitu Smart PLS 2.0 dan SPSS 26. Hasil penelitian tersebut menunjukkan Pencegahan Stunting dapat dipengaruhi oleh Pengetahuan  23,33%, Self Efficacy 11,86 %, Sosial Ekonomi 24,20%, Komsumsi Asi Ekslusif 6,90 %, Pola Asuh 23,19 dan Utilisasi Pelayanan Kesehatan 8,75%, didapatkan nilai pengaruh lansung sebanyak 88,53% serta didapatkan nilai pengaruh tidak lansung sebanyak 0,755%, sehingga didapatkan total pengaruh lansung dan tidak lansung sebesar 89,28%. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi pencegahan stunting adalah Pengetahuan. Peneliti menyarankan pada ibu dan calon ibu lebih aktif mencari informasi mengenai stunting dengan memanfaatkan pelayanan Kesehatan yang ada di lingkungan tersebut dengan begitu diharapkan pengetahuan ibu dan calon ibu dapat meningkat demi mengurangi kejadian stunting.