AbstrakDesa Pulungdowo terletak di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur memiliki sumber daya alam melimpah yakni jahe dan sereh. Namun, pemanfaatan sumber daya alam ini belum maksimal, yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat, pengolahan, serta pemasaran produknya di pasaran. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Ketahanan Ekonomi Desa menjadi desa mandiri atau maju dengan pemanfaatan produk jahe dan sereh, serta menjadi desa percontohan Pojok Herbal. Pada tahun ke-1, pengabdi telah memberikan pelatihan pembuatan stik daun kelor, sirup dan permen Jarecang (jahe, sereh dan secang). Untuk mengoptimalkan potensi Desa Pulungdowo, maka pada tahun ke-2 dilanjutkan dengan pembentukan Pojok Herbal yang ditanami berbagai jenis tanaman obat keluarga dilengkapi dengan display produk dan buku-buku terkait obat tradisional, serta diversifikasi produk berupa pelatihan pembuatan teh celup Jarecang dan pembuatan simplisia dengan pendampingan fasilitator. Untuk melengkapi keterampilan mitra dalam produksi produk-produk tersebut, mitra diajarkan mengenai cara perhitungan keuangan untuk produk yang dihasilkan. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan pemberian materi mengenai pemanfaatan tanaman obat untuk kesehatan dan kemasan serta label produk yang baik. Adapun materi pelatihan diberikan dengan metode ceramah dan Experimental Learning (belajar langsung implementasi). Mitra sasaran yang hadir pada saat pelaksanaan kegiatan adalah Kelompok Pemuda, anggota PKK, pelaku usaha dan perangkat desa dimana pada minggu pertama hadir sebanyak 35 orang dan minggu kedua hadir sebanyak 43 orang. Evaluasi dilakukan dengan cara pemberian pre-test dan post-test, kemudian dianalisis secara kuantitatif. Berdasarkan hasil pre-test dan post-test, diperoleh nilai rata-rata sebesar 52,86 dan 82.43, yang menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mitra terhadap materi penyuluhan yang diberikan. Kata kunci: Desa Pulungdowo; pojok herbal; tanaman obat; jahe; sereh AbstractPulungdowo Village is located in Tumpang District, Malang Regency, East Java, has abundant natural resources, namely ginger and lemongrass. However, the utilization of these natural resources has not been maximized, which is caused by the lack of public knowledge about the benefits, processing, andmarketing of the products in the market. This activity aims to increase the Village Economic Resilience Index to become an independent or advanced village by utilizing ginger and lemongrass products, as well as becoming a model village for Herbal Corner. In the 1st year, the community service provided training in making moringa leaf sticks, syrup and JARECANG candy made from ginger, lemongrass and secang, and to optimize the potential of Pulungdowo Village, in the 2nd year it was continued with the establishment of a Herbal Corner planted with various types of medicinal plants equipped with product displays and books related to traditional medicine, as well as product diversification in the form of training in making JARECANG tea bags and making simplicia with facilitator assistance. To complement the skills of participants in the production of these products, participants are also taught how to calculate the selling price of the products produced. This activity is also equipped with the provision of material on the use of medicinal plants for health and good product packaging and labels. The training materials are provided using lecture and Experimental Learning methods. The target partners who attended the activity were Youth Association, PKK members, business owners and village officials, where in the first week 35 people attended and in the second week 43 people attended.The evaluation was conducted by giving pre-test and post-test, then analyzed quantitatively. Based on the results of the pre- test and post-test, the average value obtained was 52,86 and 82.43, which indicated an increase in participants knowledge of the extension materials provided. Keywords: Pulungdowo Village; herbal corner; medicinal plants; ginger; lemongrass