Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENGARUH JENIS GARAM KALSIUM DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KARAKTERISTIK SUKADE LAPISAN ENDODERMIS KULIT BUAH MELON (CUCUMIS MELO L) Ratnasari, Lidya; Ristiarini, Susana; Widoeri, Theresia Endang
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 11, No 2 (2012)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.706 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v11i2.1250

Abstract

The usage of endodermic layers of melon (Cucumis melo L) to make succade have texture limitation. Blanching as a part of succade processing can make collapse texture of succade. To limitation the collapse texture need need soaking in firming agent solution like CaCl2, Ca(OH)2 and CaC6H10O6.5H2O. The usage of different calcium salt types will produce hygroscopicity differences which have effect to succade characteristic during storage. The experimental design is Nested Factorial Block Design. These are consist of two factors, the storage period (0, 1, 2, 3, 4 and 5 weeks) nested in the types of calcium salts (CaCl2, CaC6H10O6.5H2O and Ca(OH)2). Each treatment will be repeated three-times and tested parameter are water content, hardness, colour and organoleptic test (different test .i.e. performance, crispness and toughness). The data which obtained were analyzed with ANOVA (Analysis of Varians) at α = 5% then followed by Duncan’s Multiple Range Test at α = 5% to find the degree of treatment which was really different. The experiment showed that calcium salts types influence the water content and shrinkage degree, whereas storage period of each calcium salts types influence the water content, hardness, colour (lightness, yellowness and redness) and organoleptic (crispness and white patch). Succade which were soaked in CaCl2 or calcium lactate solution showed the increasing of water content during five weeks storage, which cause the increasing of tenderness, lightness, yellowness and decreasing of redness, crispness and white patch. Succade which soaked in Ca(OH)2 solution during five weeks storage showed insignificant of increased water content and decreasing of water content in second week which result the increasing of hardness, redness, white patch and decreasing of lightness and yellowness.
PERUBAHAN SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SARI KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN AIR SEDUHAN BELUNTAS Widyawati, Paini Sri; Ristiarini, Susana; Werdani, Yesiana DW; Kuswardani, Indah; Herwina, Irene Novita
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 18, No 2 (2019)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.469 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v18i2.2157

Abstract

Sari kedelai adalah minuman yang terbuat dari kedelai yang bermanfaat bagi kesehatan. Hal ini karena adanya senyawa fitokimia dalam kedelai, seperti isoflavon, saponin, sterol, asam fitat, triterpenoid, oligosakarida, dan lignan. Sari kedelai menunjukkan aktivitas antioksidan dan antidiabetik. Namun aktivitas tersebut belum optimal, oleh karena itu perlu ditambahkan air seduhan daun beluntas. Beluntas merupakan tanaman herba kelompok Asteracea telah terbukti mempunyai aktivitas antioksidan dan antidiabetik karena komposisi senyawa fitokimia yang meliputi tanin, sterol, alkaloid, flavonoid, fenol, kardiak glikosida, dan saponin. Penambahan air seduhan daun beluntas pada sari kedelai diharapkan mampu meningkatkan kemampuannya sebagai sumber antioksidan dan antidiabetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perubahan sifat fisikokimia dan organoleptik sari kedelai dengan penambahan air seduhan bubuk daun beluntas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor, yaitu konsentrasi bubuk daun beluntas dalam air seduhan yang terdiri dari enam level, yaitu 0; 1; 2; 3; 4; dan 5 (% b/v) dari berat kering kedelai yang digunakan. Percobaan diulang sebanyak lima kali. Sari kedelai yang ditambahkan air seduhan beluntas yang berasal dari daun beluntas kering dengan kadar air sebanyak 7,97±0,28% (wb), sifat fisikokimia dan organoleptiknya dipengaruhi oleh penambahan berbagai variasi konsentrasi air seduhan daun beluntas. Parameter fisikokimia yang dihasilkan dari sari kedelai beluntas meliputi pH berkisar antara 6,71 ± 0,09 sampai dengan 6,01 ± 0,05, viskositas berkisar antara 21,05±0,93 sampai dengan 26,67±0,75, total padatan terlarut berkisar antara 11,81±0,27 sampai dengan 15,35±0,26, lightness berkisar antara 82,89±0,46 sampai dengan 69,10 ±1,70, chroma berkisar antara 10,57±0,78 sampai dengan 7,59±0,80, ohue berkisar antara 87,59±0,93 sampai dengan 00,14±1,11. Hasil uji grafik Spiderweb berdasarkan skor kesukaan secara organoleptik diperoleh bahwa penambahan air seduhan bubuk daun beluntas belum dapat meningkatkan tingkat kesukaan panelis terhadap sari kedelai beluntas.
PENGARUH PENGGUNAAN AIR SEDUHAN BELUNTAS TERHADAP PERUBAHAN SIFAT FISIKA DAN KIMIA JELLY DRINK BELUNTAS Widyawati, Paini Sri; Ristiarini, Susana; Darmoatmodjo, Laurensia Maria Yulian Dwiputranti; Siregar, Christie Paulien; Lianel, Andreas Lukita
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.009 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v19i1.2459

Abstract

Jelly drink adalah sejenis minuman semi padat yang umumnya memiliki tampilan yang jelas dan tekstur kenyal. Jelly dibuat dari ekstrak buah-buahan dan gula menggunakan teknik merebus dengan penambahan zat pembentuk gel untuk membentuk tekstur kenyal. Pluchea indica Less adalah tanaman herbal yang biasanya dikonsumsi sebagai sayuran. Komoditas ini digunakan karena mengandung senyawa fitokimia, seperti tanin, sterol, fenol, flavonoid, terpenoid, saponin, alkaloid, dan glikosida jantung. Daun pluchea dapat digunakan sebagai teh herbal yang berpotensi sebagai sumber antioksidan dan antidiabetik. Air seduhan teh herbal dapat diaplikasikan untuk membuat jelly drink sehingga dapat menghasilkan jelly drink fungsional. Penggunaan daun beluntas sebagai bahan untuk membuat minuman agar dapat meningkatkan manfaat bagi kesehatan tubuh. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan air seduhan bubuk daun beluntas terhadap perubahan sifat fisik dan kimia jelly drink beluntas. Desain penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan faktor tunggal yaitu konsentrasi bubuk daun beluntas dalam air seduhan yang terdiri dari 6 tingkat perlakuan 0, 1, 2, 3, 4, dan 5% (b / v). Setiap perlakuan diulang lima kali. Parameter uji meliputi pH, sineresis pada hari penyimpanan 1, 4 dan 7, daya isap, tekstur,dan warna. Data menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi air seduhan bubuk bubuk beluntas semakin meningkat berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik dan kimia dari jelly drink. Semakin tinggi konsentrasi air seduhan menyebabkan semakin tinggi nilai pH, kekerasan dan cohesiveness jelly drink. Sedangkan nilai sineresis menurun seiring peningkatan konsentrasi air seduhan bubuk beluntas. Penambahan air seduhan bubuk beluntas menyebabkan jelly drink berwarna coklat. Pada konsentrasi air seduhan beluntas 1% didapatkan daya hisap dan nilai springiness tertinggi.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI GELATIN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SNACKBAR BERAS MERAH DENGAN PERLAKUAN AWAL PERENDAMAN DI LARUTAN CaCl2 CANGKANG TELUR Pradnyasari, Ida Ayu Putu Ratih; Setijawati, Erni; Ristiarini, Susana; Suseno, Thomas Indarto Putut; Jati, Ignasius Radix A. P.
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 18, No 1 (2019)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.582 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v18i1.1988

Abstract

Snack merupakan makanan yang sering dikonsumsi selain makanan pokok. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk pemenuhan snack yang sehat dan memberi nilai tambah bagi kesehatan yaitu mengolah beras merah menjadi snackbar. Pembuatan snackbar pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beras merah sebagai bahan utama untuk diolah menjadi puffed rice, serta gelatin sebagai bahan perekat dan berperan dalam pembentukan tekstur. Perlakuan awal dengan perendaman larutan kalsium klorida yang diekstraksi dari cangkang telur juga dilakukan untuk memperbaiki tekstur snackbar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi gelatin terhadap sifat fisikokimia dan organoleptik snackbar beras merah. Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal. Faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah perbedaan konsentrasi gelatin yang terdiri atas enam taraf, yaitu 8%; 10%; 12%; 14%; 16%; 18%. Masing-masing perlakuan diberi pengulangan sebanyak empat kali. Parameter yang diuji meliputi kadar air, aktivitas air (aw), tekstur, organoleptik (rasa, kekerasan, dan kelengketan), kadar total antosianin perlakuan terbaik, dan serat perlakuan terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi gelatin memberikan perbedaan nyata terhadap kadar air, aktivitas air (aw), tekstur, dan tingkat kesukaan terhadap kelengketan snackbar beras merah. Perlakuan terbaik yang dipilih berdasarkan uji organoleptik adalah snackbar beras merah dengan konsentrasi gelatin 14% dengan kadar air sebesar 4,45% (wet basis), aktivitas air (aw) sebesar 0,447, tekstur (hardness) sebesar 40,66 N, dan nilai organoleptik kesukaan terhadap rasa sebesar 3,90, tingkat kekerasan sebesar 4,10, dan kelengketan sebesar 4,18. Kadar total antosianin snackbar beras merah sebesar 0,95 mg/g berat kering, dan serat pangan snackbar beras merah sebesar 1,77%.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI GELATIN TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SNACK BAR BERAS HITAM DENGAN PRE-TREATMENT PERENDAMAN LARUTAN CaCl2 HASIL EKSTRAKSI CANGKANG TELUR Novitasari, Melinda; Setijawati, Erni; Ristiarini, Susana; Suseno, Thomas Indarto Putut; Jati, Ignasius Radix Astadi Praptono
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 17, No 2 (2018)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.036 KB) | DOI: 10.33508/jtpg.v17i2.1891

Abstract

Beras Hitam (Oryza sativa L. indica) merupakan salah satu varietas beras yang tinggi serat dan mengandung senyawa fitokimia yang bersifat antioksidan. Pada penelitian ini, bentuk produk inovasi beras hitam yang akan diteliti adalah snack bar beras hitam. Snack bar beras hitam dibuat dengan mencampurkan rice puff beras hitam dengan bahan pengikat. Bahan pengikat yang digunakan adalah campuran dari high fructose corn syrup, sukrosa, dan gelatin. Perbedaan konsentrasi gelatin yang ditambahkan dapat mempengaruhi sifat fisikokimia dan organoleptik dari snack bar beras hitam. Perlakuan awal dengan perendaman larutan kalsium klorida yang diekstraksi dari cangkang telur juga dilakukan untuk memperbaiki tekstur snack bar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal, yang terdiri dari enam level (taraf) perlakuan dan ulangan sebanyak empat kali. Faktor yang digunakan adalah faktor konsentrasi gelatin. Konsentrasi gelatin yang diteliti adalah sebesar 8%; 10%; 12%; 14%; 16%; dan 18%. Hasil yang diperoleh dianalisa statistik dengan menggunakan uji ANOVA (Analysis of Variance) pada α=5% untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan pada sampel snack bar beras hitam memberikan perbedaan nyata terhadap setiap parameter yang diujikan. Jika pada hasil pengujian ANOVA menunjukkan adanya perbedaan nyata, maka pengujian dilanjutkan dengan uji pembandingan berganda menggunakan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) dengan α=5%. Kadar air sebesar 3,51-4,57%; Aktivitas air (aw) sebesar 0,353-0,424; Tekstur (hardness) 22,6394-65,5292 N. Perlakuan terbaik berdasarkan uji organoleptik adalah penambahan gelatin sebanyak 12%. Kadar total antosianin adalah 1,26 mg/100 g sampel kering. Kadar total serat pangan adalah 2,18%.
PENGARUH PROPORSI LESITIN DAN SUSU SKIM SEBAGAI EMULSIFIER TERHADAP KARAKTERISTIK HARD CANDY TOFFEE Siswanto, Catharina Jenny Swanthika; Ristiarini, Susana; Suseno, Thomas Indarto Putut
Jurnal Teknologi Pangan dan Gizi Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Widya Mandala Surabaya Catholic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/jtpg.v20i1.3155

Abstract

Permen toffee terbuat dari campuran gula pasir, sirup glukosa, susu, dan lemak yang merupakan emulsi lemak dalam air. Emulsifier memegang peranan penting pada permen toffee untuk menjaga kestabilan emulsinya. Emulsifier yang digunakan adalah susu skim dan lesitin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi lesitin dan susu skim terhadap sifat fisikokimia dan sensoris hard candy toffee. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu faktor, yaitu konsentrasi lesitin dan konsentrasi susu skim (P) yang terdiri atas tujuh taraf: 0,7:0% (P1); 0,6:0,1% (P2); 0,5:0,2% (P3); 0,4:0,3% (P4); 0,3:0,4% (P5); 0,2:0,6% (P6); dan 0,1:0,6% (P7) dan diulang sebanyak empat kali. Parameter pengujian meliputi kadar air, kestabilan emulsi, tekstur (kekerasan dan daya patah), warna dan kesukaan yang meliputi warna, tekstur, dan rasa. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji Analysis of Variance (Anova) pada α=5%. Apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada α=5%. Hasil penelitian kadar air hard candy toffee 0,68-3,06; tingkat kekerasan 7.952-16.421 g.Force; nilai lightness 44,02-55,63; nilai chroma 10,93-17,50; dan nilai ohue 51,78-56,16. Proporsi lesitin dan susu skim terbaik berdasarkan organoleptik adalah P6 (4,89) yang berarti netral hingga agak suka.
Sifat Sensoris, Kimia dan Warna, Ronto pada Konsentrasi Garam dan Nasi yang Berbeda Nooryantini Soetikno; Susana Ristiarini; Rita Khairina
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.818 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21451

Abstract

Ronto adalah produk fermentasi udang tradisional yang populer di pesisir pantai Kalimantan Selatan, terbuat dari campuran rebon (Acetes sp.), garam dan nasi yang difermentasi selama 2 minggu pada suhu kamar. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh garam dan nasi terhadap sifat sensoris, kimia dan warna ronto. Penelitian dirancang dengan rancangan acak lengkap faktorial (RALF), faktor pertama adalah konsentrasi garam (10, 11 dan 12%), faktor kedua adalah konsentrasi nasi (20 dan 30%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian garam dan nasi berpengaruh terhadap kualitas sensoris, kimia, dan warna ronto. Perlakuan terbaik adalah penambahan  garam 12% dan nasi 20% dengan nilai sensoris warna 4,93, aroma 4,97, tekstur 3,97 dan kenampakan 4,57. Nilai pH 5,2, total asam 25,30 mg/g, TVB 94,14 mg N/100 gram dan Aw 0,89, warna ronto adalah L* = 44,36, a* = 11,89, dan b*= 8,45. 
Pengaruh Penambahan Laurat dan Glisin terhadap Nilai Warna dan Kadar Sitrinin Angkak Susana Ristiarini; Muhammad Nur Cahyanto; Jaka Widada; Endang Sutriswati Rahayu
agriTECH Vol 38, No 3 (2018)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.267 KB) | DOI: 10.22146/agritech.27042

Abstract

Angkak, commonly used for food colorant and flavor enhancers in oriental cuisine, is the result of fermentation by Monascus purpureus on steamed rice. In addition to producing pigments Monascus purpureus, Angkak also produces mycotoxins, citrinin, which is hepato-nephrotoxic. Biosynthesis of pigment and citrinin is following a polyketide synthase pathway and then subdivides to form pigment or citrinin. Fatty acids and amino acids are known to be the precursors of red pigment formers in their biosynthetic pathways. The purpose of this research was to know the effect of addition of lauric fatty acid and amino acid glycine on steamed rice substrate to the color characteristic and citrinin level by M. purpureus JK9A. The amount of fatty acid and glycine was respectively 0.5% and 1% (w/w). Fermentation was carried out for 14 days and every two days the solids content of fermented products, pH, number of cells, colors, pigments dissolved in water were measured. The level of citrinin was tested at the end of the fermentation period (14th day). There was no significant difference between treatments for the solids content of about 23  ̶  29% and the number of cells 6.32  ̶  6.56 logCFU/g. While the pH value, color and water-soluble pigments were significantly different between treatment and control. The ˚hue values of glycine and combination of lauric-glycine were 16.11 and 15.33, respectively, lower than controls (22.76). The highest A500nm/A400nm ratio was in the combination treatment of lauric-glycine and the lowest levels of citrinin also in the treatment of lauric-glycine combination. This study noticed that the addition of lauric or glycine and its combination in rice media for Monascus purpureus JK9A fermentation proved to increase the biosynthesis of red pigment (46.34%) and decrease citrinin level up to 49.97%.
Combination of Salt and Rice Ratio on The Nutritional and Microbiological Qualities of Ronto, a Shrimp Fermented Product from Kalimantan, Indonesia Rita Khairina; Nooryantini Nooryantini; Susana Ristiarini; Iryanti Fatyasari Nata
International Journal of Advance Tropical Food Vol 3, No 1 (2021): May
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/ijatf.v3i1.9305

Abstract

Ronto is a fermented product of lactic acid bacteria made from rebon shrimp, salt, and rice. This product is a traditional food in the form of side dishes, chili sauce, and flavoring in the coastal communities of South Kalimantan, Indonesia. This research has been conducted on the combination of salt and rice to enhance the quality of shrimp fermentation products. Various studies have reported that salt in the process of shrimp fermentation affect the product quality. However, the impact from combination of salt and rice in various concentrations to the quality of shrimp fermentation products was not yet known. The purpose of this research was to study the effect of the combination of salt and rice on the quality of shrimp fermented products. The experimental was designed with a Completely Randomized Design Pattern, two factors salt and rice. The three concentrations of salt (10%, 11%, and 12%) and two concentrations of rice (20%, 30%,). The results showed that the concentration of salt and rice was significantly influencing on pH, total volatile bases (TVB-N), water content, ash, and microbiological properties. The condition for the best quality result is a combination of 11% of salt and 30% of rice.
UPAYA PENINGKATAN EKONOMI IRT DAPURE INDAH MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN MI BASAH DAN MI BELUNTAS Paini Sri Widyawati; Anna Ingani Widjajaseputra; Theresia Endang Widoeri Widyastuti; Susana Ristiarini
LOGISTA - Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 2 (2022)
Publisher : Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Andalas Kampus Limau Manis - Padang, Sumatera Barat Indonesia-25163

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/logista.6.2.1-8.2022

Abstract

IRT Dapure Indah adalah salah satu industri rumah tangga yang bergerak dibidang penjualan pangsit mi. Bahan baku mi basah yang dijual berasal dari suatu industri pembuatan mi komersial di kota Surabaya. Oleh karena itu IRT ini menjual pangsit mi dengan harga dasar sangat tergantung pada harga mi basah yang dibeli, sehingga mempengaruhi jumlah pangsit mi yang terjual. Selama ini IRT Dapure Indah belum mengetahui cara memproduksi mi basah serta diversifikasinya. Beluntas adalah tanaman herbal yang telah terbukti mempunyai aktivitas antioksidan dan antidiabetik. Penggunaan air seduhan teh daun beluntas dalam pembuatan mi beluntas sebagai diversifikasi mi basah belum pernah diperkenalkan dan dikomersialkan. Oleh karena itu perlu memberikan pelatihan aplikasi penggunaan air seduhan teh daun beluntas untuk memperkaya nilai fungsional dari mi basah, disamping memberikan pelatihan cara pembuatan mi basah plain (umum/kontrol) pada IRT Dapure Indah. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan memproduksi mi basah plain/umum/kontrol dan mi beluntas sebagai diversifikasi untuk meningkatkan ekonomi IRT Dapure Indah. Kegiatan abdimas berlangsung di IRT Dapure Indah di Perumahan Green Semanggi Mangrove Blok G1-23 selama 3 bulan (Mei-Juli 2022), selama waktu tersebut tim abdimas memberikan pelatihan tentang pembuatan mi basah plain (umum/kontrol) dan diversifikasinya dengan air seduhan beluntas serta penanganan produk selama penyimpanan. Setelah pelatihan pada pertengahan bulan Juni- awal Juli IRT Dapure Indah sudah 2 kali memproduksi mi basah dan pada awal bulan Juli IRT Dapure Indah sudah membuat diversifikasi mi basah dengan air seduhan daun beluntas. Hasil penjualan mi plain dan mi beluntas meningkatkan kesukaan konsumen terhadap mi yang dijual berdasarkan kategori warna, rasa, aroma, tekstur dan kesukaan secara keseluruhan. Tingkat kesukaan konsumen terhadap mi plain maupun beluntas dalam kategori antara suka (skor 4) hingga sangat suka (skor 5), nilai kesukaan terhadap warna, rasa, aroma, tekstur dan keseluruhan untuk mi plain secara berturut-turut adalah sebagai berikut : 4,29; 4,36; 4,21; 4,29; 4,57, sedangkan mi beluntas secara berturut-turut 4,27; 4,47; 4,40; 4,27; 4,73. Konsumen lebih menyukai warna dan tekstur mi basah plain dibandingkan mi beluntas karena mempunyai warna putih kekuningan dan tidak mudah putus dan kenyal. Sedangkan tingkat kesukaan konsumen terhadap rasa, aroma dan keseluruhan untuk mi beluntas lebih tinggi dibandingkan mi plain karena gurih, beraroma daun/wangi, dan enak. Mi basah yang dihasilkan akan mempunyai shelf life lebih lama jika disimpan di freezer dibandingkan direfrigerator. Kata kunci: IRT Dapure Indah, ekonomi, mi basah, mi beluntas ABSTRACT IRT Dapure Indah is one of the home industries engaged in the sale of noodle dumplings. The raw material for wet noodles sold comes from a commercial noodle-making industry in the city of Surabaya. Therefore, this IRT sells noodle dumplings with a base price that really depends on the price of wet noodles purchased, thus affecting the number of noodle dumplings sold. So far, IRT Dapure Indah does not know how to produce wet noodles and how to diversify them. Pluchea is an herbal plant that has shown to have antioxidant and antidiabetic activity. The use of pluchea leaf tea steeping in the manufacture of pluchea noodles as diversification of wet noodles has never been introduced and commercialized. Therefore, it is necessary to provide training in the application of using pluchea leaf tea to enrich the functional value of wet noodles, in addition to providing training on how to make plain wet noodles (general/control) at IRT Dapure Indah. The purpose of this community service was to provide training to produce plain/general/control wet noodles and pluchea noodles as a diversification to improve the economy of IRT Dapure Indah. The community service activity took place at IRT Dapure Indah at the Green Semanggi Mangrove Housing Block G1-23 for 3 months (May-July 2022), during which time the community service team provided training on making plain wet noodles (general/control) and diversifying it with pluchea steeped water and product handling during storage. After training in mid-June-early July IRT Dapure Indah produced 2 wet noodles and in early July IRT Dapure Indah diversified wet noodles with water steeped in pluchea leaves. The sales of plain noodles and pluchea noodles increased consumer preference for noodles sold based on the categories of color, taste, aroma, texture, and overall preference. The level of consumer preference for plain and pluchea noodles in the category between like (score 4) to really like (score 5), the preference values ​​for color, taste, aroma, texture, and overall for plain noodles were as follows: 4.29; 4.36; 4.21; 4.29; 4.57, while the noodles pluchea were 4.27; 4.47; 4.40; 4.27; 4.73. Consumers prefered the color and texture of plain wet noodles to pluchea noodles because they have a yellowish-white color and were not easily broken and chewy. While the level of consumer preference for taste, aroma, and overall pluchea noodles was higher than plain noodles because it was savory, have a leafy aroma, and was delicious. The resulting wet noodles would have a longer shelf life if stored in the freezer than in the refrigerator. Keywords: IRT Dapure Indah, economy, wet noodles, pluchea noodles