Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGENDALI ILLUMINASI LAMPU PENERANGAN Perawati, Perawati
JURNAL AMPERE Vol 1, No 2 (2016): JURNAL AMPERE
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.536 KB)

Abstract

ABSTRAK             Mikrokontroler sebagai sebuah “one chip solution” adalah rangkaian terintregrasi (Integrated Circuit-IC) yang telah mengandung secara lengkap berbagai komponen pembentuk sebuah komputer. Berbeda dengan penggunaan mikroprosesor yang masih memerlukan komponen luar tambahan seperti RAM, ROM, Timer, dan sebagainya untuk sistem mikrokontroler, tambahan komponen diatas secara praktis hampir tidak dibutuhkan lagi. Hal ini disebabkan semua komponen penting tersebut telah ditanam bersama dengan sistem prosesor ke dalam IC tunggal mikrokontroler. Dengan alasan itu sistem mikrokontroler dikenal juga dengan istilah populer the real Computer On a Chip (komputer utuh dalam keping tunggal), sedangkan sistem mikroprosesor dikenal dengan istilah yang lebih terbatas yaitu Computer On a Chip (komputer dalam keping tunggal). Dari masalah ini, dilakukan penelitian masalah lampu penerangan, yang  dapat mengetahui kondisi dinamiknya ditinjau dari nilai ADC, dan intensitas cahaya. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengukuran di Laboratorium dengan menggunakan program simulasi visual basic. Dengan kedua metode ini didapatkan perubahan tegangan, dan perubahan intensitas cahaya lampu. Kata kunci : Mikrokontroller, the real computer on a chip, visual basic
ANALISIS KERJA WELDER GENERATOR Perawati, Perawati
JURNAL AMPERE Vol 1, No 1 (2016): JURNAL AMPERE
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/476

Abstract

ABSTRAK          Generator adalah mesin listrik yang dapat membangkitkan energi listrik dengan induksi elektromagnetik. Generator yang digunakan sebagai pembangkit energi listrik bolak-balik adalah generator sinkron. Pada saat beroperasi normal, generator dibebani dengan beban-beban yang konstan, seperti untuk perumahan, komersial, dan industri, atau gabungannya.  Tetapi ada kalanya generator dibebani dengan beban yang tidak konstan, yaitu untuk pelayanan work shop atau bengkel, dimana penggunaan energi listriknya disamping digunakan untuk penerangan, penggerak motor-motor listrik, juga digunakan untuk melakukan pekerjaan welding atau pengelasan.  Bila generator melayani beban welder (pengelasan), maka arus yang mengalir dari generator sangat tergantung pada kontak elektroda las dengan benda kerja.  Sehingga beban generator tidak akan konstan, yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kinerja mendadak pada generator tersebut, hingga menimbulkan kerusakan. Tegangan kerja generator mengalami drop dari 30 volt menjadi 12 volt untuk elektroda 2,6 mm dan dari 30 volt menjadi 10 volt untuk elektroda 3,2 mm, karena besarnya arus yang diserap oleh beban, dan mengakibatkan terjadinya drop tegangan yang signifikan. Kata Kunci : Generator sinkron, Beban tidak konstan, Tagangan kerja, Welder
KARAKTERISTIK GENERATOR SINKRON YANG BERBEBAN BERAT DAN TIDAK KONSTAN Perawati, Perawati
JURNAL AMPERE Vol 2, No 2 (2017): JURNAL AMPERE
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.586 KB) | DOI: 10.31851/ampere.v2i2.1775

Abstract

ABSTRAKGenerator sinkron umumnya mempunyai beban yang konstan, tetapi ada saatnya, generator tersebut memikul beban yang tidak konstan atau berubah – ubah, misalnya ketika mengelas. Besar beban generator akan tergantung pada kontak antara elektroda las dan beban. Ketika generator berbeban (beban pengelasan) tegangan yang diukur lebih kecil daripada tegangan yang dibangkitkan, hal itu terjadi karena adanya  jatuh tegangan di saluran, elektroda dan beban. Pada saat itu kecepatan rotorpun akan berkurang, karena arus beban akan memberikan gaya yang arahnya berlawanan dengan arah putaran prime mover. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa tegangan kerja mengalami penurunan untuk elektroda 2,6 mm dari 30 V menjadi 11 V dan untuk elektroda 3,2 mm dari 30 V menjadi 9 V. Hal ini disebabkan adanya arus yang diserap beban dan menyebabkan jatuh tegangan. Saat generator berbeban (beban pengelasan) tegangan yang diukur lebih kecil daripada tegangan yang dibangkitkan, karena adanya  jatuh tegangan di saluran, elektroda dan beban.Kata kunci : generator sinkron, jatuh tegangan, kepala lasSynchronous generator usually has a constant load, but sometimes the load is changed, for example when it is welding. The magnitude of load generator will depend on welding between electrode and load contact. When the generator has welding load, the measured voltage is smaller than generated voltage, it happens because of drop voltage on line, electrode and load. At the same time, the rotor speed will decrease, because the load current will give opposite force with the direction of the prime mover . From the result of calculation, the working voltage decrease for 2,6 mm electrode from 30 V to 11 V and for 3,2 mm electrode from 30 V to 9 V. It is caused by the current absorbed by load and will  drop the voltage. When generator is loaded, the voltage is measured lower than the generated voltage because the voltage is dropped on the line, electrode and load.Keywords : synchronous generator, drop voltage, welding head  
MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGENDALI ILLUMINASI LAMPU PENERANGAN Perawati, Perawati
JURNAL AMPERE Vol 1, No 2 (2016): JURNAL AMPERE
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.536 KB) | DOI: 10.31851/ampere.v1i2.3171

Abstract

Mikrokontroler sebagai sebuah ?one chip solution? adalah rangkaian terintregrasi (Integrated Circuit-IC) yang telah mengandung secara lengkap berbagai komponen pembentuk sebuah komputer. Berbeda dengan penggunaan mikroprosesor yang masih memerlukan komponen luar tambahan seperti RAM, ROM, Timer, dan sebagainya untuk sistem mikrokontroler, tambahan komponen diatas secara praktis hampir tidak dibutuhkan lagi. Hal ini disebabkan semua komponen penting tersebut telah ditanam bersama dengan sistem prosesor ke dalam IC tunggal mikrokontroler. Dengan alasan itu sistem mikrokontroler dikenal juga dengan istilah populer the real Computer On a Chip (komputer utuh dalam keping tunggal), sedangkan sistem mikroprosesor dikenal dengan istilah yang lebih terbatas yaitu Computer On a Chip (komputer dalam keping tunggal). Dari masalah ini, dilakukan penelitian masalah lampu penerangan, yang  dapat mengetahui kondisi dinamiknya ditinjau dari nilai ADC, dan intensitas cahaya. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengukuran di Laboratorium dengan menggunakan program simulasi visual basic. Dengan kedua metode ini didapatkan perubahan tegangan, dan perubahan intensitas cahaya lampu. 
MONITORING KELEMBABAN TANAH PADA PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS Nurdiana, Nita; Perawati, Perawati
Jurnal Tekno Vol 18 No 1 (2021): Jurnal Tekno
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Bina Darma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33557/jtekno.v18i1.1166

Abstract

Planting, which is one of the people's hobbies, requires a certain amount of time and scheduling in watering it. Manual watering is sometimes less efficient due to limited time, weather and soil conditions. Soil moisture is an important factor in plant growth. Lack of moisture can cause plants to wilt. Excess moisture can reduce the volume of roots that function to jam. We need a tool that can help watering plants automatically by monitoring soil moisture. In this study, the design of this tool was carried out using the Arduino uno, a soil temperature and humidity sensor. In addition, this tool is also equipped with a DC submersible pump that will stop pumping air to water the plants when the soil moisture limit has been met. Based on the results of the tests that have been carried out, the sensor for moist soil conditions at the time of the assessment value shows a value of 29.94%, the voltage is 2.57 volts, while in wet soil conditions it is indicated by an assessment value of 68.86% with a voltage of 1.094 volts. In general, this tool works in accordance with the design that has been done, namely the relay works to activate the pump to pour water when the sensor detects dry soil conditions and the relay will stop the pump when the soil moisture condition is detected wet by the sensor.
Evaluasi koordinasi koordinasi sistem proteksi transformator 30mva di pt.pln(persero) gardu induk keramasan ardianto, tri; Azis, Abdul; Perawati, Perawati
JURNAL SURYA ENERGY Vol 5 No. 2 2021
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jse.v5i2.3095

Abstract

Tenaga listrik disalurkan ke konsumen melalui sistem tenaga listrik. Namun pada kenyataannya sistem distribusi sering mengalami gangguan. Koordinasi antara relay dan circuit breaker (CB) dalam mengamati dan Memutuskan gangguan disebut sebagai sistem proteksi. Jika arus kerja bertambah melampaui batas aman yang ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika proteksi tidak memadai atau tidak efektif, maka keadaan tidak normal dan akan mengakibatkan kerusakan isolasi. Besar gangguan arus lebih satu fasa ke tanah pada Transformator 
Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 KV Pada Penyulang Selapan Jaya dan Penyulang Jahe di PLTBg PT. Sampoerna Agro Prayogi, Ang Anan; Azis, Abdul; Perawati, Perawati
JURNAL SURYA ENERGY Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jse.v6i1.3105

Abstract

ANALISIS KEANDALAN SISTEM DISTRIBUSI 20 KV PADA PENYYULANG SELAPAN JAYA DAN PENYULANG JAHE DI PLTBg PT.SAMPOERNA AGRO
KARAKTERISTIK GENERATOR SINKRON YANG BERBEBAN BERAT DAN TIDAK KONSTAN Perawati Perawati
Jurnal Ampere Vol 2, No 2 (2017): JURNAL AMPERE
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.586 KB) | DOI: 10.31851/ampere.v2i2.1775

Abstract

ABSTRAKGenerator sinkron umumnya mempunyai beban yang konstan, tetapi ada saatnya, generator tersebut memikul beban yang tidak konstan atau berubah – ubah, misalnya ketika mengelas. Besar beban generator akan tergantung pada kontak antara elektroda las dan beban. Ketika generator berbeban (beban pengelasan) tegangan yang diukur lebih kecil daripada tegangan yang dibangkitkan, hal itu terjadi karena adanya  jatuh tegangan di saluran, elektroda dan beban. Pada saat itu kecepatan rotorpun akan berkurang, karena arus beban akan memberikan gaya yang arahnya berlawanan dengan arah putaran prime mover. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa tegangan kerja mengalami penurunan untuk elektroda 2,6 mm dari 30 V menjadi 11 V dan untuk elektroda 3,2 mm dari 30 V menjadi 9 V. Hal ini disebabkan adanya arus yang diserap beban dan menyebabkan jatuh tegangan. Saat generator berbeban (beban pengelasan) tegangan yang diukur lebih kecil daripada tegangan yang dibangkitkan, karena adanya  jatuh tegangan di saluran, elektroda dan beban.Kata kunci : generator sinkron, jatuh tegangan, kepala lasSynchronous generator usually has a constant load, but sometimes the load is changed, for example when it is welding. The magnitude of load generator will depend on welding between electrode and load contact. When the generator has welding load, the measured voltage is smaller than generated voltage, it happens because of drop voltage on line, electrode and load. At the same time, the rotor speed will decrease, because the load current will give opposite force with the direction of the prime mover . From the result of calculation, the working voltage decrease for 2,6 mm electrode from 30 V to 11 V and for 3,2 mm electrode from 30 V to 9 V. It is caused by the current absorbed by load and will  drop the voltage. When generator is loaded, the voltage is measured lower than the generated voltage because the voltage is dropped on the line, electrode and load.Keywords : synchronous generator, drop voltage, welding head  
Analisa Jatuh Tegangan Pada Penyulang Cendana Gardu Induk Bungaran Palembang Irine Kartika Pebrianti; Abdul Azis; Perawati Perawati; Nita Nurdiana; Yudi Irwansi
Jurnal Ampere Vol. 6 No. 2 (2021): Jurnal Ampere
Publisher : Universitas PGRI Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31851/ampere.v6i2.6860

Abstract

Jatuh tegangan pada jaringan tegangan menengah merupakan suatu kondisi jumlah tegangan yang disalurkan tidak sama dengan tegangan yang diterima. Jatuh tegangan juga dipengaruhi oleh arus yang mengalir dan nilai tahanan penghantar. Salah satu gardu induk di Kota Palembang adalah Gardu Induk Bungaran yang berfungsi menyalurkan energi listrik ke konsumen melalui penyulang. Salah satu penyulang pada Gardu Induk Bungaran adalah Penyulang Cendana. Panjang Penyulang Cendana adalah 16,505 km dengan 65 transformator distribusi. Penelitian bertujuan untuk menganalisa jatuh tegangan pada Penyulang Cendana pada saat beban puncak dan beban dalam keadaan tidak seimbang. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa jatuh tegangan 3 fasa paling besar terjadi pada node 44, yaitu 822,81 V (4,11%), dan jatuh tegangan 3 fasa paling kecil terjadi pada node 1, yaitu 109,40 V (0,55%). Jatuh tegangan pada Penyulang Cendana masih memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh PT PLN. Dimana dalam SPLN 72:1987 dikatakan bahwa untuk turun tegangan pada JTM dibolehkan 5 % dari tegangan kerja bagi sistem radial di atas tanah dan sistem simpul.
PENYULUHAN K3 LISTRIK BAGI PEKERJA TAHAP IX RSUD SITI FATIMAH SUMATERA SELATAN Emidiana; Nita Nurdiana; M. Saleh Al Amin; Abdul Azis; Irine Kartika, F; Perawati; Yudi Irwansi
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 1 No. 10: Maret 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v1i10.1619

Abstract

Kecelakaan kerja dapat terjadi dimanapun. Hal ini dapat terjadi bukan saja disebabkan kondisi yang tidak aman, tetapi juga dapat terjadi karena kelalaian manusia. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik (K3L) perlu diketahui dan dipahami oleh para pekerja terutama yang bekerja d bidang kelistrikan. Dengan mengetahui dan memahami tentang faktor penyebab terjadinya kecelakaan, bagaimana cara mencegah dan mengatasi apabila terjadi kecelakaan kerja akibat listrik. Melalai kegiatan ini, 20 peserta dari pekerja PT. Osa Batom yang mengikuti kegiatan ini, telah mengetahui dan memahami tentang K3L.