Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Traditional Agroforestry Models Based on Local Knowledge in the Mount Mutis-Timau Highlands,Timor Island, Indonesia Dako, Fransiskus Xaverius; Ranta, Fabianus; Ora, Yudhistira A.N.R.; Benu, Yakub; Paga, Blasius; Aramak, Fredik S.; Pujiono, Eko
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 15 No 2 (2025): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.15.2.192

Abstract

The adoption of local knowledge in land management is a fundamental aspect that determines the success of managing agroforestry systems to support food security and improve community welfare. This study aims to examine the application of local community knowledge in managing owned land using an agroforestry model. Data were collected through a series of systematic stages, including indepth interviews with respondents who were heads of households and community leaders, direct observation of the land, and literature studies related to agroforestry patterns. A descriptive analysis using a qualitative approach was conducted to obtain important information regarding the actual conditions observed. The results show that the construction of local knowledge is determined using space by intervening with various plants on a plot of land. The crop planting intervention consisted of three models: intercropping, annual/plantation plants as a fence dividing the land, and forestry plants separated from agricultural/plantation plants. Farmers in Ajaobaki and Fatumnasi Villages choose seasonal crops (corn and beans) to meet food needs, plantation crops (Aleurites moluccana (L.) Willd, Citrus reticulata, Persea americana, Artocarpus heterophyllus, and Mangifera indica) to increase income and ecological functions, and forestry crops (Casuarina junghuhniana,Eucalyptus urophylla, Tectona grandis L.f, and Gmelina arborea), which provide both economic and ecological benefits. Planting a combination of plant types on land can indirectly anticipate climate change and, on the other hand, can improve community welfare and protect the environment in the area.
UJI PENGARUH KOMBINASI MEDIA TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH KEPUH (Sterculia foetida L.) Wonga, Maristo Rangi; Aryani, Ni Kade Ayu Dewi; Benu, Yakub; Almulqu, Aah Ahmad
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 13 No. 2 (2025): Juni: Ilmu Pertanian dan Bidang Terkait
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Faktor internal dari tanaman kepuh (Sterculia foetida. L) yaitu perkecambahan biji kepuh yang sulit dan perlu perlakuan khusus untuk mengecambahkannya. Tujuan dari penelitian ini adalah  mengetahui dan mendapatkan data terkait pengaruh media tumbuh dan kombinasi media tumbuh terbaik terhadap perkecambahan benih kepuh. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 20 benih sehingga total keseluruhan benih yang ditabur ke dalam  media tumbuh yaitu 400 benih. Perlakuan media tumbuh yang diuji adalah: tanah (P1), pasir (P2), kombinasi tanah dan pasir 2:1 (P3), kombinasi tanah, pasir dan bokashi 3:2:1 (P4). Variabel pengamatannya terdiri dari daya berkecambah, kecepatan perkecambahan, dan keserempakan perkecambahan. Selanjutnya data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis varians. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakuan media tumbuh terhadap perkecambahan benih kepuh berpengaruh nyata terhadap parameter daya berkecambah, kecepatan perkecambahan dan keserempakan perkecambahan. Perlakuan kombinasi media tumbuh tanah dan pasir 2:1 (P3) memberikan hasil terbaik terhadap daya perkecambahan sebesar 57 %, kecepatan perkecambahan sebesar 18,20 %, dan keserempakan perkecambahan sebesar 75,80 %.
PENGARUH PEMBERIAN KASGOT PADA MEDIA SAPIH TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi) Benu, Yakub; Manek, Luisa Moi; Purba, Mahardika Putra; Aryani, Ni Kade Ayu D; Aramak, Fredrik S.; Pobas, Melkianus
Tengkawang : Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 15, No 2 (2025): TENGKAWANG : JURNAL ILMU KEHUTANAN
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jt.v15i2.95395

Abstract

Cajuput oil plays a pivotal role in the production of various products, particularly essential oils. This growing demand has led to increased exploitation of woody plants, raising concerns about the sustainability of raw material supply. To support the cajuput oil industry, silvicultural interventions such as optimizing planting techniques are essential. The optimal growth of cajuput seedlings is a critical factor in ensuring successful cultivation and consistent production. One alternative to enhance seedling growth is the use of kasgot (maggot residue) as a weaning medium. Kasgot, a by-product of the black soldier fly (Hermetia illucens) larval digestion process, has been recognized for its potential to improve soil and growing media fertility. This study aimed to determine the most effective dosage of kasgot for promoting the growth of Melaleuca cajuputi seedlings. The research was conducted over a two month (January–March 2025) at the Forestry Nursery of the Kupang State Agricultural Polytechnic. A completely randomized design (CRD) was employed, with five treatment compositions of weaning media: MK0 (soil:sand = 1:1), MK1 (soil:sand:kasgot = 1:1:1), MK2 (1:1:2), MK3 (1:1:3), and MK4 (1:1:4). Each treatment was replicated three times. The results demonstrated that the MK1 treatment (1:1:1 ratio of soil, sand, and kasgot) was the most effective in supporting the growth of cajuput seedlings. Keywords: cajuput, growth, seedling, weaning medium. Abstrak Minyak kayu putih memiliki peran penting untuk mendukung berbagai macam produk, terutama minyak atsiri. Hal ini berpengaruh terhadap lonjakan ekspoitasi tanaman kayu yang dikhawatirkan akan berdampak pada terbatasnya suplai produk. Upaya silvikultur yang dapat dilakukan untuk industri minyak kayu putih adalah optimalisasi kegiatan penanaman. Pertumbuhan yang optimal dari semai kayu putih sangat penting untuk memastikan keberhasilan budidaya dan produksi. Penggunaan kasgot sebagai media sapih merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman kayu putih. Kasgot (bekas maggot) adalah sisa proses pencernaan makanan dari belatung maggot lalat tentara hitam (BSF) yang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan media tanam. Riset ini bertujuan mengkaji dosis yang efektif dari pemberian kasgot terhadap pertumbuhan semai Melaleuca cajuputi. Riset ini dilakukan selama dua bulan (Januari-Maret 2025) di Persemaian Jurusan Kehutanan, Politeknik Pertanian Negeri Kupang. Riset ini menerapkan rancangan acak lengkap. Perlakuannya adalah media sapih yang terdiri dari komposisi tanah, pasir dan kasgot. MK0: (1:1), MK1: (1:1:1), MK2: (1:1:2), MK3: (1:1:3) dan MK4: (1:1:4), dan diulang sebanyak 3 kali. Hasilnya menginformasikan jika kombinasi media sapih paling efektif untuk pertumbuhan semai kayu putih adalah perlakuan MK1 (tanah + pasir + kasgot) (1:1:1). Kata kunci: kayu putih, pertumbuhan, semai, media sapih