Blasius Paga, Blasius
Program Studi Manajemen Sumberdaya Hutan Jurusan Manajemen Pertanian Lahan Kering Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Development Strategy of Potential Non-Timber Forest Product Commodities in the Boti Indigenous Community, Indonesia Dako, Fransiskus Xaverius; Setyowati, Retno; Herningtyas, Wieke; Pujiono, Eko; Budiman, Imam; Oskar Krisantus, Oematan; Paga, Blasius
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 30 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/246

Abstract

The Boti indigenous community on Timor Island utilizes non-timber forest products for their daily lives, but there is a lack of information about their potential and sustainable use, which requires an empowerment initiative for them. This study aims to investigate the potential and utilization of NTFPs while also formulating an NTFPs development strategy in Boti Village. A combined method, including literature review, plot measurement, socio-economic surveys, and interviews, was used to collect data. NTFPs were evaluated for their potential using the importance value index; their utilization was studied through an ethnobotanical survey; and an NTFP development strategy was formulated utilizing a SWOT-PESTLE analysis. The results show that three types—candlenut, tamarind, and lac tree—dominate among the 13 species of the NTFPs. NTFPs are used for various purposes, such as medicinal, natural dye weaving, and selling to raise household income. The NTFPs development in Boti village needs to be prioritized, with a focus on increasing the added value of NTFPs through funding, facilitation, technological assistance, planting and preserving, collaborating more, and enforcing formal and customary rules. The results can be used as a baseline or reference for sustainable NTFP management and the empowerment of the Boti indigenous community.
Traditional Agroforestry Models Based on Local Knowledge in the Mount Mutis-Timau Highlands,Timor Island, Indonesia Dako, Fransiskus Xaverius; Ranta, Fabianus; Ora, Yudhistira A.N.R.; Benu, Yakub; Paga, Blasius; Aramak, Fredik S.; Pujiono, Eko
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management) Vol 15 No 2 (2025): Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (JPSL)
Publisher : Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, IPB (PPLH-IPB) dan Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, IPB (PS. PSL, SPs. IPB)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jpsl.15.2.192

Abstract

The adoption of local knowledge in land management is a fundamental aspect that determines the success of managing agroforestry systems to support food security and improve community welfare. This study aims to examine the application of local community knowledge in managing owned land using an agroforestry model. Data were collected through a series of systematic stages, including indepth interviews with respondents who were heads of households and community leaders, direct observation of the land, and literature studies related to agroforestry patterns. A descriptive analysis using a qualitative approach was conducted to obtain important information regarding the actual conditions observed. The results show that the construction of local knowledge is determined using space by intervening with various plants on a plot of land. The crop planting intervention consisted of three models: intercropping, annual/plantation plants as a fence dividing the land, and forestry plants separated from agricultural/plantation plants. Farmers in Ajaobaki and Fatumnasi Villages choose seasonal crops (corn and beans) to meet food needs, plantation crops (Aleurites moluccana (L.) Willd, Citrus reticulata, Persea americana, Artocarpus heterophyllus, and Mangifera indica) to increase income and ecological functions, and forestry crops (Casuarina junghuhniana,Eucalyptus urophylla, Tectona grandis L.f, and Gmelina arborea), which provide both economic and ecological benefits. Planting a combination of plant types on land can indirectly anticipate climate change and, on the other hand, can improve community welfare and protect the environment in the area.
STRATEGI PENGEMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA BIKEKNENO KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Timbu, Maria Charolina; Kristinawanti, Ika; Davinsy, Rynaldo; Ranta, Fabianus; Wardhana, Laurentius D. Wisnu; Paga, Blasius; Almulqu, Aah Ahmad
Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi Vol. 13 No. 2 (2025): Juni: Ilmu Pertanian dan Bidang Terkait
Publisher : Institute of Computer Science (IOCS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hutan Kemasyarakatan (HKm) adalah hutan negara dimana pemanfaatan utama ditujukan untuk memberdaya masyarakat setempat. Dengan kata lain, HKm merupakan langkah pengelolaan hutan yang tepat untuk meningkatkan potensi hutan dengan melibatkan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program-program kerja yang sudah diterapkan dan menganalisis strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan program HKm yang dikelola oleh Gapoktan Olif tataf. Data dikumpulkan melalui wawancara berdasarkan kuesioner dan observasi langasung ke lokasi HKm. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 103 orang yang merupakan anggota gapoktan, data yang dikumpulkan dari responden kemudian dianalisis menggunakan SWOT untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal dalam program pengembangan HKm. Hasil penelitian menunjukan bahwa program kerja yang suda diterapkan bersama anggota Gapoktan Olif Tataf meliputi, pembentukan anggota KTH, kegiatan konservasi, kegiatan perlindungan dan pengamanan kawasan hutan, program strukturan dan pertemuan rutin. Dari program tersebut ada beberapa program yang belum dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang sudah ditetapkan. Strategi pengembangan HKm melalui program perhutanan sosial bersama Gapoktan Olif Tataf, di Desa Bikekneno adalah strategi (SO) atau strategi pengembangan agresif dengan nilai faktor internal 0,40 dan eksternal 0,39. Dimana situasi ini sangat menguntungkan, sehingga dengan kekuatan yang dimiliki dapat memanfaatkan peluang yang ada menjadi keuntungan bagi program HKm.
STRUKTUR KOMUNITAS DAN KEANEKARAGAMAN VEGETASI DALAM SKEMA PERHUTANAN SOSIAL: STUDI KASUS KELOMPOK TANI HUTAN FETOMNASI DI DESA SILLU, NUSA TENGGARA TIMUR Dako, Fransiskus X.; Lamanda, Sukriati A.; Selanno, Frenly M.; Ora, Yudhistira A. N. R.; Rusadi, Nusrah; Gare, Kletus F. S.; Paga, Blasius; Adrin, Adrin
Partner Vol 30, No 3 (2025): Edisi Khusus 2025
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jp.v30i3.7514

Abstract

ABSTRAKKawasan hutan di Desa Sillu, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang mengalami tekanan ekologis akibat perambahan, perladangan berpindah, kebakaran hutan, penggembalaan liar, dan konversi lahan, sehingga menurunkan tutupan vegetasi dan kualitas ekosistem. Kondisi ini mengancam keberlanjutan sumber penghidupan masyarakat, sehingga keberadaan vegetasi menjadi krusial dalam menjaga fungsi ekologis kawasan. Skema perhutanan sosial memberikan akses legal kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) untuk mengelola dan memulihkan hutan, salah satunya KTH Fetomnasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis struktur komunitas tumbuhan di Desa Sillu dalam kerangka pengelolaan perhutanan sosial, guna menyediakan landasan ilmiah bagi penguatan keberlanjutan pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Metode purposive sampling diterapkan pada 24 lahan anggota KTH. Indeks keanekaragaman jenis tingkat semai dan tiang tergolong sedang (H’ = 1,439 dan 1,848), sedangkan pancang dan pohon termasuk sedang menuju tinggi (H’ = 2,185 dan 2,144). Hasil ini menunjukkan bahwa akses legal melalui perhutanan sosial mendorong partisipasi masyarakat dalam menjaga vegetasi dan memulihkan fungsi ekologi kawasan.Kata kunci: Ekologi, Perhutanan Sosial, KTH Fetomnasi, INP, Keanekaragaman