Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Evaluasi Kualitatif Antibiotik Metode Gyssens dengan Konsep Regulasi Antimikroba Sistem Prospektif RASPRO pada Pneumonia di Ruang Rawat Intensif Anak Rinna Wamilakusumayanti Sundariningrum; Darmawan Budi Setyanto; Ronald Irwanto Natadidjaja
Sari Pediatri Vol 22, No 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp22.2.2020.109-14

Abstract

Latar belakang. Pneumonia masih paling sering sebagai infeksi primer maupun infeksi sekunder dalam perawatan anak di ruang rawat intensif. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan morbiditas, mortalitas, pengobatan lebih mahal, dan resistensi antibiotik.Tujuan. Mengevaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif pada pasien pneumonia menggunakan metode Gyssens dengan konsep RASPRO.Metode. Penelitian deskriprif retrospektif berdasarkan data rekam medis pasien pneumonia di ruang intensif anak RS Hermina Bekasi, periode bulan Mei sampai Oktober 2019. Antibiotik dievaluasi secara kualitatif menggunakan metode Gyssens dengan konsep RASPRO.Hasil. Didapatkan 51 (14,46%) pasien dengan pneumonia berat. Digunakan 119 antibiotik; terdiri dari 90 (75,63%) empiris dan 29 (24,37%) definitif. Ampisilin sulbaktam merupakan antibiotik paling banyak digunakan (15,98%), diikuti sefotaksim (15,12%), meropenem (13,44%), azithromisin (11,78%), dan seftriakson (10,92%). Berdasarkan metode Gyssens dengan konsep RASPRO, penggunaan antibiotik tepat (kategori 0) sebanyak 63,02%, sedangkan tidak tepat, yaitu 1,68% kategori IVa (alternatif lebih efektif), 22,69% kategori IIIa (durasi terlalu panjang) 9,24% kategori IIIb (durasi terlalu singkat), dan 3,36% kategori IIa (tidak tepat dosis).Kesimpulan. Pemakaian antibiotik tepat didapatkan hasil cukup baik, yaitu 63,03%. Konsep RASPRO dapat digunakan untuk mengurangi bias subyektifitas dalam penilaian antibiotik secara kualitatif dengan metode Gyssens pada pneumonia di ruang intensif anak. 
REGULASI ANTIMIKROBA SISTEM PROSPEKTIF (RASPRO): SISTEM TATA GUNA ANTIBIOTIK UNTUK KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA DI RUMAH SAKIT SEBAGAI UPAYA MENURUNKAN BEBAN BPJS KESEHATAN WIDYAWATI LEKOK; RONALD IRWANTO NATADIDJAJA; ANTI DHARMAYANTI
Media Bisnis Vol 12 No 1 (2020): MEDIA BISNIS
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34208/mb.v12i1.906

Abstract

According to various analyses, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) is experiencing a significant deficit. Inefficiency in the use of drugs in health services, including prescribing and using antibiotics, creates a bigger burden for BPJS. In the term of these conditions, quality and cost control is necessary to be done. RASPRO is an antibiotic stewardship program that can be used as an alternative to increase the effectiveness of antibiotic quality and cost control as listed in PERMENKES 8/2015 concerning antibiotic resistance control as an effort to reduce BPJS costs.
Konsep RASPRO: Upaya Melaksanakan Amanah Permenkes 8/2015 untuk Menurunkan Kuantitas Penggunaan Antibiotik Ronald Irwanto Natadidjaja
The Journal of Hospital Accreditation Vol 2 No 02 (2020): Person-Patient-Family-Community Centered Care
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v0ixx.24

Abstract

Masalah Mutu: Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL) muncul sebagai masalah global akibat penggunaan betalaktam yang berlebihan. Tahun 2015, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 8/2015 agar rumah sakit dapat mengatur penggunaan antibiotik secara bijak. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) 2018 juga mengkaji berbagai indikator mutu dalam penggunaan antibiotik di rumah sakit, termasuk Define Daily Dose (DDD) dan unit penjualan antibiotik. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah tools yang dapat mengatur klinisi agar penggunaan antibiotik menjadi lebih efisien. Pilihan Solusi: Regulasi Antimikroba Sistem Prospektif (RASPRO) merupakan sebuah konsep tools berupa tabel untuk pengaturan penggunaan antibiotik empirik dan definitif prospektif di rumah sakit yang bertujuan untuk mengoperasionalkan Peraturan di atas. Indikator perbaikan penggunaan antibiotik yang digunakan adalah penurunan DDD dan unit penjualan antibiotik sesuai SNARS. Implementasi: RASPRO membentuk Panduan Penggunaan Antibiotik (PPAB) dengan pertimbangan pola kuman lokal, dan membaginya ke dalam stratifikasi I-III sesuai dengan risiko infeksi dan tingkat keparahan penyakit pasien. Aplikasi RASPRO dilakukan dengan menggunakan tabel yang wajib diisi klinisi pada peresepan antibiotik. Tabel tersebut mengarahkan klinisi mengenai jenis antibiotik yang harus digunakan sesuai PPAB berdasarkan kondisi pasien dan tingkat keparahan penyakit, sesuai gambar dalam stratifikasi. Antibiotik direserve dan direstriksi melalui sistem tabel RASPRO, apabila peresepan tidak sesuai stratifikasi. Evaluasi dan Pembelajaran: Tampak penurunan signifikan DDD ceftriaxone dan meropenem di RS A sebelum dan sesudah sosialisasi PPAB-RASPRO dengan model stratifikasi pada fokus-fokus infeksi besar (pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi intra abdomen). Penjualan unit antibiotik carbapenem dan ceftazidime (cephalosporin anti-pseudomonas) dalam tiga bulan di RS Y, yang telah menerapkan tabel aplikasi RASPRO, dijumpai jauh lebih rendah dibandingkan RS X yang belum menerapkan program RASPRO. Dijumpai penurunan total peresepan betalaktam dan meropenem pada RS X dalam 3 bulan setelah konsep RASPRO diterapkan sebagai projek ujicoba di beberapa bangsal.
Peningkatan Mutu Penggunaan Antibiotik Bijak Melalui Kesesuaian Temuan Hasil Kultur Dengan Kajian Risiko Pasien Menurut Model Regulasi Antimikroba Sistem Prospektif (Raspro) Ronald Irwanto Natadidjaja; Hadianti Adlani; Hadi Sumarsono
The Journal of Hospital Accreditation Vol 3 No 02 (2021): Teknik dan Hasil Penerapan Standar Akreditasi
Publisher : Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35727/jha.v3i2.47

Abstract

Masalah Mutu: Standar 4 Kajian SNARS 2018 menyatakan bahwa rumah sakit wajib memiliki surveilens kepekaan kuman terhadap antibiotik. Hal ini harus menjadi dasar pertimbangan pembuatan Panduan Penggunaan Antibiotik (PPAB). Di sisi lain, timbulnya kuman Multi Drug Resistance (MDR) juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pemberian antibiotik empirik, selain berdasar pada pola kuman, juga sebaiknya mempertimbangkan berbagai faktor risiko timbulnya kuman MDR. Pilihan Solusi: Regulasi Antimikroba Sistem Prospektif (RASPRO) adalah sebuah model tataguna antimikroba yang disintesis dari berbagai kepustakaan dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kuman-kuman MDR pada surveilans kepekaan kuman, sehingga dapat mengarahkan klinisi pada peresepan antibiotik bijak. Implementasi: Kajian risiko yang dibuat dalam RASPRO menentukan bahwa immunocompromised dan/ atau dengan komorbid Diabetes Melitus yang tidak terkontrol atau dengan riwayat konsumsi antibiotik kurang dari 90 hari, dan/ atau riwayat perawatan di rumah sakit lebih dari 48 jam dalam waktu kurang dari 90 hari, dan/ atau riwayat penggunaan instrumen medis kurang dari 90 hari masuk dalam risiko MDR. Pasien-pasien yang tidak termasuk dalam kategori di atas akan masuk ke dalam prediksi infeksi oleh kuman multisensitif. Evaluasi dan Pembelajaran: Pada surveilans kepekaan kuman dengan data sekunder diambil dari sebuah rumah sakit swasta tipe B di Jakarta antara tahun 2016-2018, dengan rumus sampel tunggal, didapatkan 106 sampel kultur dari 86 pasien. Terdapat kesesuaian pada 54 dari 57 hasil kultur yang diambil dari pasien dengan kajian risiko infeksi kuman multisensitif (94,74%). Kesesuaian antara temuan hasil kultur MDR dengan kajian risiko model RASPRO terdapat pada 44 dari 49 kultur (89,80%), dengan 9 kultur menunjukkan Extended Spectrum Beta-Lactamase (ESBL). Total kesesuaian hasil kultur dengan kajian risiko empirik model RASPRO mencapai 92,45%. Tingginya persentase kesesuaian temuan kultur kuman penyebab infeksi dengan kajian faktor risiko model RASPRO sepertinya dapat menjadi pertimbangan dalam mengarahkan klinisi dalam pemberian antibiotik empirik spektrum sempit dan luas pada praktek klinis sehari-hari di rumah sakit. Dengan praktik seperti ini kualitas penggunaan antibiotik diharapkan dapat meningkat.
Survei Pola Kuantitas Peresepan Antibiotik di Tiga Rumah Sakit di Indonesia dengan Penatagunaan Antimikroba Digital Natadidjaja, Ronald Irwanto; Lekok, Widyawati; Ariyani, Aziza; Adlani, Hadianti; Adianto, Raymond; Maharani, Ronaningtyas; Sumarsono, Hadi; Yenny, Yenny; Samira, Jihan; Hairunisa, Nany; Amalia, Husnun; Faradila, Meutia Atika; Fadilah, Tubagus Ferdi; Kalumpiu, Joice Viladelvia; Yuliana, Yuliana; Mulyani, Sri; Anggiat, Desi; Marja, Triyoko Septio; Pertiwi, Iin Indra; Dianawati, Dianawati; Legoh, Grace Nerry; Rantung, Alvin Lekonardo
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 8 No 2 (2025)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background Antimicrobial Stewardship Program (ASP) is very essential. There are three categories of antimicrobial agents as recommended by WHO: Access, Watch and Reserve. e-RASPRO, a digital ASP model, may alter antibiotic prescribing patterns by prioritizing Access category antibiotic prescribing. Methods Our manuscript presented a quantitative survey on antibiotic prescribing patterns within 3 months and 9 months before and after implementing digital electronic-RASPRO (e-RASPRO) in three Indonesian hospitals, utilizing retrospective inpatient data. This analysis included the appropriateness of empirical antibiotic prescribing and the quantity of antibiotic prescribing based on each category. Results In the first 3 months, we found that 90.16%, 83.98%, and 81.15% of patients were included in Type 1 Risk Stratification. The appropriateness of initial empirical antibiotic prescribing with the digital guideline on antimicrobial use of e-RASPRO in three hospitals was 81.59%, 76.09% and 24.48%, respectively. Within 9 months after implementing e-RASPRO in Hospital A and B and within 3 months in Hospital C, there was a trend of reduced quantity of Watch category antibiotic prescribing of 54.93% (-58.86% per inpatient), 21.11% (-9.97% per inpatient), and 8.59% (-4.15% per inpatient), respectively. There was a 12.42% (+2.61 % per inpatient) and 223.17% (+268.83% per inpatient) increase in the quantity of Access category antibiotic prescribing in Hospitals A and B, while in Hospital C, the quantity decreased by 6.81% (-2.29% per inpatient).   Conclusions There are changes in antibiotic prescribing patterns, particularly in the antibiotics included in the Watch and Access categories following the implementation of e-RASPRO. The relationship between digital antimicrobial stewardship use and the results still needs further research.
Formulir RASCANDIS 1.0: Pendekatan Terapi Anti-Kandida Sistemik untuk Pasien Non-Transplantasi Natadidjaja, Ronald Irwanto; Ariyani, Aziza; Adlani, Hadianti; Dharmayanti, Anti; Bratanata, Joyce
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2023.v6.133-141

Abstract

It has been a concern that using antifungals may induce some fungi to develop antifungal resistance in the future. Therefore, systemic anti-candidiasis agents should become a focus in controlling antifungal drugs since it is quite commonly used. There are currently three approaches to using systemic anti-candidiasis agents based on their indication, i.e. definitive, empiric and pre-emptive indication. These can be applied by observing supportive findings such as the presence of Candida sp infection or colonization, the severity of the infection and the patient's risk factors. The severity of invasive candidiasis is usually severe, and various risk factors need to be considered, such as Total Parenteral Nutrition (TPN), catheterization including deep vein catheter, central venous catheter (CVC), etc.  Antifungal stewardship program, including management of systemic anti-candidiasis, is essential nowadays. Therefore, it is necessary to have a program that can serve as a guideline for clinicians to implement a treatment approach for systemic anti-candidiasis. RASPRO Alur Anti Candida Sistemik (RASCANDIS) 1.0 form or the Indonesian Regulation on the Prospective Antimicrobial System on Systemic Anti-Candidiasis Flowchart 1.0 form is an actual implementation to provide guidelines for clinicians to administer systemic anti-candidiasis agents for non-transplant patients. The form is not a diagnostic tool, but it is more likely to serve as a review and summary of knowledge obtained from various scientific journals, which is expected that it can be proposed as an effort to administer therapeutic management of systemic anti-candidiasis appropriately.