Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

ASPEK IMUNOLOGI AIR SUSU IBU DAN COVID-19 Tubagus Ferdi Fadilah; Dewi Setiawati
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1651.7 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v6i1.8629

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ASI terhadap kekebalian bayi dalammasa pandemic Covid-19. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan terbaik bagi seorang bayi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan dalam ASI diantaranya secretory-IgA (sIgA), Lactobacillus bifidus, laktoperoksidase, lisozim, dan lekosit akan menurunkan risiko infeksi pada saluran pencernaan, saluran pernafasan, telinga, diabetes mellitus, dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah memunculkan kekhawatiran tentang apakah ibu yang menderita COVID-19 dapat menularkan SARS-CoV-2 ke bayi atau anak mereka saat menyusui. Organisasi Kesehatan. Ibu harus mendapatkan konsultasi, informasi, dan edukasi bahwa manfaat menyusui secara substansial melebihi potensi risiko penularan. Adanya IgA dalam ASI adalah salah satu cara di mana menyusui melindungi bayi dari infeksi dan kematian. Semua ibu yang pulih dari COVID-19 memiliki antibodi untuk COVID-19 dalam ASI mereka. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ASI dapat memberikan perlindungan kepada bayi terhadap penyakit infeksi, alergi dan penyakit metabolik melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya. Jika ibu menyusui dengan terduga infeksi, tidak memberikan ASI akan mengurangi mutrisi dan bayi kehilangan manfaat kekebalan dari ASI tersebut. Air susu ibu mengandung kadar antibodi tipe sekretori tinggi (sIgA), menyusui dari ibu yang pulih dari COVID-19 dapat menurunkan kekebalan ini kepada bay
ASPEK IMUNOLOGI AIR SUSU IBU DAN COVID-19 Tubagus Ferdi Fadilah; Dewi Setiawati
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v6i1.8629

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ASI terhadap kekebalian bayi dalammasa pandemic Covid-19. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan terbaik bagi seorang bayi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan dalam ASI diantaranya secretory-IgA (sIgA), Lactobacillus bifidus, laktoperoksidase, lisozim, dan lekosit akan menurunkan risiko infeksi pada saluran pencernaan, saluran pernafasan, telinga, diabetes mellitus, dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah memunculkan kekhawatiran tentang apakah ibu yang menderita COVID-19 dapat menularkan SARS-CoV-2 ke bayi atau anak mereka saat menyusui. Organisasi Kesehatan. Ibu harus mendapatkan konsultasi, informasi, dan edukasi bahwa manfaat menyusui secara substansial melebihi potensi risiko penularan. Adanya IgA dalam ASI adalah salah satu cara di mana menyusui melindungi bayi dari infeksi dan kematian. Semua ibu yang pulih dari COVID-19 memiliki antibodi untuk COVID-19 dalam ASI mereka. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ASI dapat memberikan perlindungan kepada bayi terhadap penyakit infeksi, alergi dan penyakit metabolik melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya. Jika ibu menyusui dengan terduga infeksi, tidak memberikan ASI akan mengurangi mutrisi dan bayi kehilangan manfaat kekebalan dari ASI tersebut. Air susu ibu mengandung kadar antibodi tipe sekretori tinggi (sIgA), menyusui dari ibu yang pulih dari COVID-19 dapat menurunkan kekebalan ini kepada bay
Hubungan Antara Kadar Feritin dan Kadar 25-Hidroksikolekalsiferol {25(OH)D} Serum Pasien Thalassemia Mayor Anak Tubagus Ferdi Fadilah; Sri Endah Rahayuningsih; Djatnika Setiabudi
Sari Pediatri Vol 14, No 4 (2012)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp14.4.2012.246-50

Abstract

Latar belakang. Pasien thalassemia mayor secara progresif akan mengalami keadaan kelebihan besi akibattransfusi darah berulang dan menyebabkan hidroksilasi vitamin D 25-hidroksikolekalsiferol {25(OH)D}terganggu akibat deposisi besi di parenkim hati.Tujuan. Mengetahui korelasi antara kadar feritin dan kadar 25(OH)D pada pasien thalassemia mayor anak.Metode. Desain penelitian rancangan potong lintang dilakukan pada bulan Desember 2010–Januari 2011di poli Thalassemia anak RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Sejumlah 64 subjek diambil secara consecutivesampling. Data diperoleh dari anamnesis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan penunjang, dan catatan medis.Pemeriksaan kadar feritin serum menggunakan metode enhanced chemiluminescence immunoassay (ECLIA).Pemeriksaan kadar 25(OH)D serum menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dandilakukan di Laboratory Research and Esoteric Testing Laboratorium Klinik Prodia Jakarta. Analisis statistikdigunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk distribusi data dan transformasi log terhadap distribusi datatidak normal. Untuk mengetahui hubungan antara kadar feritin dan kadar 25(OH)D serum digunakan ujikorelasi Spearman. Hubungan dinyatakan bermakna bila p<0,05.Hasil. Dari 64 subjek berusia 2–14 tahun, didapatkan kadar feritin serum rerata (SB) 3.525 (2.356,784) ng/mL,serta kadar vitamin D 25(OH)D serum rerata (SB) 37 (10,067)nmol/L Enam puluh/enam puluh empat(94%) subjek memiliki kadar feritin serum >1.000 ng/dL, 55/64 (86%) subjek memiliki kadar 25(OH)D serum <50 nmol/L dan dianggap defisiensi vitamin D. Kadar feritin berkorelasi negatif dengan kadar25(OH)D serum (􀁕=-0,368; p<0,01).Kesimpulan. Peningkatan kadar feritin serum diikuti penurunan kadar 25(OH)D serum pada pasienthalassemia mayor anak yang berusia 2–14 tahun.
ASPEK IMUNOLOGI AIR SUSU IBU DAN COVID-19 Tubagus Ferdi Fadilah; Dewi Setiawati
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1651.7 KB) | DOI: 10.25105/pdk.v6i1.8629

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ASI terhadap kekebalian bayi dalammasa pandemic Covid-19. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan terbaik bagi seorang bayi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan dalam ASI diantaranya secretory-IgA (sIgA), Lactobacillus bifidus, laktoperoksidase, lisozim, dan lekosit akan menurunkan risiko infeksi pada saluran pencernaan, saluran pernafasan, telinga, diabetes mellitus, dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah memunculkan kekhawatiran tentang apakah ibu yang menderita COVID-19 dapat menularkan SARS-CoV-2 ke bayi atau anak mereka saat menyusui. Organisasi Kesehatan. Ibu harus mendapatkan konsultasi, informasi, dan edukasi bahwa manfaat menyusui secara substansial melebihi potensi risiko penularan. Adanya IgA dalam ASI adalah salah satu cara di mana menyusui melindungi bayi dari infeksi dan kematian. Semua ibu yang pulih dari COVID-19 memiliki antibodi untuk COVID-19 dalam ASI mereka. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ASI dapat memberikan perlindungan kepada bayi terhadap penyakit infeksi, alergi dan penyakit metabolik melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya. Jika ibu menyusui dengan terduga infeksi, tidak memberikan ASI akan mengurangi mutrisi dan bayi kehilangan manfaat kekebalan dari ASI tersebut. Air susu ibu mengandung kadar antibodi tipe sekretori tinggi (sIgA), menyusui dari ibu yang pulih dari COVID-19 dapat menurunkan kekebalan ini kepada bay
PENINGKATAN PENGETAHUAN PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK PADA KADER DAN GURU PAUD Patricia Budihartanti Liman; Arleen Devita; Tubagus Ferdi Fadilah; Verawati Sudarma
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2024): Jurnal Panrita Abdi - April 2024
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v8i2.26633

Abstract

Indonesia bears a triple burden of malnutrition, namely undernutrition, overweight, and micronutrient deficiencies. The global economic crisis due to COVID-19 has produced lifestyle changes, including changes in dietary intake, that may increase malnutrition risks. The Indonesian Nutritional Status Survey 2022 data show an incidence of stunting of 15.2% in West Jakarta, well above the 2024 14% target determined by Indonesia’s President Joko Widodo in Presidential Regulation No. 72 for 2021 on accelerated stunting reduction. Various strategies have been formulated by West Jakarta’s municipal government, such as 3-month courses of nutritious food for children at risk of stunting. Available studies show that knowledge is associated with attitude and behavior.  At present, however, the effect of improving child growth monitoring knowledge through health promotion to cadres and early childhood education (PAUD) teachers in Kelurahan Jatipulo, West Jakarta, is still unknown. Therefore West Jakarta’s Administrative City Health Department invited the Faculty of Medicine of Universitas Trisakti to organize health promotion for family guidance team cadres and PAUD teachers as vanguards in child growth monitoring. Child growth standard usage questionnaires were distributed before and after health promotion, the results being that most respondents were ignorant or uncertain about growth chart usage, had never used growth chart in the previous year, and had never participated in growth chart usage training. Post-promotion knowledge level of cadres and teachers increased by 55% (p<0.001). Promotional activity on growth curve usage for more respondents and in a wider work area in West Jakarta may become the next public service program.  ---  Indonesia sedang mengalami tiga beban ganda malnutrisi, yakni kekurangan gizi, kelebihan berat badan, dan defisiensi zat gizi mikro seperti anemia. Krisis ekonomi yang melanda dunia akibat pandemi COVID-19 berpengaruh terhadap perubahan pola hidup termasuk asupan makan dan dapat meningkatkan risiko malnutrisi. Data Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa angka stunting di Jakarta Barat sebesar 15,2%. Angka tersebut belum mencapai target yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, yang tertuang dalam Perpres No. 72 Tahun 2021 mengenai program percepatan penurunan stunting dengan target 14% pada tahun 2024. Berbagai strategi dilakukan oleh pemerintah kota Jakarta Barat seperti pemberian makanan bergizi selama tiga bulan pada anak rawan stunting. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan dengan sikap dan perilaku seseorang. Namun, sampai saat ini belum diketahuinya efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan pertumbuhan anak pada kader dan guru PAUD di kelurahan Jatipulo, Jakarta Barat. Oleh karenanya, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Barat mengundang Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti untuk dapat berkontribusi dalam penyuluhan kepada kader dan guru PAUD sebagai salah satu garda terdepan dalam  pemantauan pertumbuhan anak. Kuesioner diberikan sebelum dan setelah pelaksanaan penyuluhan. Hasil penyuluhan didapatkan mayoritas responden tidak mengetahui atau ragu-ragu dalam penggunaan kurva, tidak pernah menggunakan kurva pertumbuhan dalam satu tahun terakhir, dan belum pernah mengikuti pelatihan penggunaan kurva pertumbuhan. Pengetahuan kader dan guru PAUD meningkat sebesar 55% (p<0,001) setelah penyuluhan. Kegiatan penyuluhan mengenai penggunaan kurva pertumbuhan dengan jumlah responden dan lokasi wilayah kerja lebih luas di Jakarta Barat dapat menjadi program pengabdian selanjutnya.
ASPEK IMUNOLOGI AIR SUSU IBU DAN COVID-19 Fadilah, Tubagus Ferdi; Setiawati, Dewi
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 6, Nomor 1, Januari 2021
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v6i1.8629

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ASI terhadap kekebalian bayi dalammasa pandemic Covid-19. Air susu ibu (ASI) merupakan cairan terbaik bagi seorang bayi untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi. Zat kekebalan dalam ASI diantaranya secretory-IgA (sIgA), Lactobacillus bifidus, laktoperoksidase, lisozim, dan lekosit akan menurunkan risiko infeksi pada saluran pencernaan, saluran pernafasan, telinga, diabetes mellitus, dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan ASI. Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah memunculkan kekhawatiran tentang apakah ibu yang menderita COVID-19 dapat menularkan SARS-CoV-2 ke bayi atau anak mereka saat menyusui. Organisasi Kesehatan. Ibu harus mendapatkan konsultasi, informasi, dan edukasi bahwa manfaat menyusui secara substansial melebihi potensi risiko penularan. Adanya IgA dalam ASI adalah salah satu cara di mana menyusui melindungi bayi dari infeksi dan kematian. Semua ibu yang pulih dari COVID-19 memiliki antibodi untuk COVID-19 dalam ASI mereka. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ASI dapat memberikan perlindungan kepada bayi terhadap penyakit infeksi, alergi dan penyakit metabolik melalui berbagai komponen zat kekebalan yang dikandungnya. Jika ibu menyusui dengan terduga infeksi, tidak memberikan ASI akan mengurangi mutrisi dan bayi kehilangan manfaat kekebalan dari ASI tersebut. Air susu ibu mengandung kadar antibodi tipe sekretori tinggi (sIgA), menyusui dari ibu yang pulih dari COVID-19 dapat menurunkan kekebalan ini kepada bay
Peningkatan Pengetahuan Orangtua tentang pentingnya Nutrisi, Imunisasi yang optimal dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan Fairuza, Firda; Sari, Meiriani; Ningrum, Nathalia; Setiati, Dita; Ferdi Fadilah, Tubagus; Aziza, Nia Nurul
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TERPADU Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Kesehatan Terpadu
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jakt.v3i2.18025

Abstract

Community service activities were carried out through education on the importance of the First 1000 Days of Life, vaccinations in children, and Complementary Foods in improving children's health and nutritional status in the Ciangsana Primary Healthcare working area. The target of this activities are mothers of toddlers who come to the integrated healthcare center (Posyandu) in the Ciangsana Primary Healthcare working area in Bogor, located at the Nagrak Trisakti Campus. Nutrition and health problems, especially in toddlers, can be prevented by educational activities provided through Posyandu activities. The solution carried out in community service activities was to provide education on the First 1000 Days of Life to parents of toddlers, precisely mothers who come to visit Posyandu. The purpose of the service activity was to increase the knowledge of parents of toddlers about the importance of the First 1000 Days of Life and nutrition in toddlers to optimize the nutritional and health status of toddlers so that mothers can provide appropriate care for the process of growth and development of children to prevent health and nutrition problems in toddlers. The benefit of this activity was that parents, especially mothers of toddlers, know the importance of the First 1000 Days of Life to prevent nutritional problems in toddlers and improve their health and nutritional status.  
Konfirmasi Stunting dan Skrining Weight faltering pada Baduta Fairuza, Firda; Setiati, Dita; Ningrum, Nathalia; Ferdi Fadilah, Tubagus; Sari, Meiriani; Aziza, Nia Nurul
JURNAL ABDIMAS KESEHATAN TERPADU Vol. 3 No. 2 (2024): Jurnal Abdimas Kesehatan Terpadu
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jakt.v3i2.18109

Abstract

Community service activities were carried out in the form of confirming stunting in infants under two years old and health screening for weight faltering infants under two years old in Kelurahan Jati Pulo to improve the health and nutritional status of children in one of the work areas of the West Jakarta Health sub-department. The location for the activity was chosen because the sub-district is one of the sub-districts with the most stunting findings and was located close to the Trisakti University. The stunting screening for children under five in the work area of the primary health care follows the National Guidelines for Health Services for stunting in primary healthcare facilities. Still, apart from anthropometric examinations, the diagnosis of stunting was made based on anamnesis, physical examination and supporting examinations carried out by a pediatrician. The purpose of this service activity was to confirm stunting in under-fives and prevent stunting by screening children's weight-faltering health to optimize the nutritional status and health of toddlers so that parents can provide good and proper care for the process of growth and development of children to prevent health and nutrition problems in toddlers. The benefit of this activity was that parents, especially mothers of toddlers, know their children's nutritional status and the importance of the First 1000 Days of Life to prevent nutritional problems in toddlers and improve children's health and nutritional status.     
Maternal Knowledge of Exclusive Breastfeeding and Nutritional Status of Children Under Two Years During the COVID-19 Pandemic Fairuz SMW, Amirra; Fadilah, Tubagus Ferdi
Journal of Society Medicine Vol. 4 No. 1 (2025): January
Publisher : CoinReads Media Prima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71197/jsocmed.v4i1.189

Abstract

Introduction: Breast milk is the ideal source of nutrition for infants, especially during the first six months of life, as it supports optimal growth and development. A mother's knowledge of exclusive breastfeeding plays a crucial role in ensuring a child's nutritional status. Insufficient maternal knowledge can negatively impact breastfeeding practices and lead to poor nutritional outcomes.  According to the World Health Organization (WHO), 161 million children under five experienced nutritional deficiencies globally in 2014. Disruptions in healthcare services during the COVID-19 pandemic further exacerbated these challenges, making it more difficult for mothers to access the information and support they needed for successful breastfeeding. Methods: This cross-sectional analytic observational study was conducted at Posyandu Cempaka A and B in Tanah Baru sub-district, Bogor City, during the COVID-19 pandemic. A total of 53 mothers with children under two years old were selected using consecutive non-random sampling. Data were collected through validated questionnaires assessing maternal knowledge of exclusive breastfeeding and direct anthropometric measurements of the children. Data were analyzed using Fisher's exact test. Results: The study found a significant relationship (p = 0.038) between maternal knowledge of exclusive breastfeeding and the nutritional status of children under two years old. Mothers with better knowledge were more likely to have children with normal nutritional status. Conclusion: Maternal knowledge of exclusive breastfeeding is significantly associated with the nutritional status of children under two years old, even during the COVID-19 pandemic. These findings highlight the importance of maternal education to improve child health outcomes.
Hubungan intensitas penggunaan game online dengan visus mata pada siswa SMA Yoki Oktavani; Tubagus Ferdi Fadilah
Jurnal Biomedika dan Kesehatan Vol 1 No 3 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18051/JBiomedKes.2018.v1.198-202

Abstract

LATAR BELAKANGPenglihatan yang optimal hanya dapat dicapai bila terdapat suatu jalur saraf visual yang utuh, struktur mata yang sehat serta kemampuan fokus mata yang tepat. Etiologi dari penurunan visus bersifat multifaktoral. Berdasarkan data dari World Health Organization, diseluruh dunia pada tahun 2010 terdapat sebanyak 285 juta orang (4,24%) populasi dengan gangguan penglihatan; 39 juta (0,58%) dengan kebutaan; dan 246 juta (3,65%) dengan low vision. Penyebab gangguan penglihatan tertinggi di seluruh dunia adalah kelainan refraksi (43%). METODEJenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan rancangan potong silang. Penelitian ini bersifat retrospektif dengan menggunakan kuesioner untuk intensitas penggunaan game online dan pemeriksaan menggunakan kartu Snellen serta Pinhole untuk visus di SMAN 23 Tomang – Jakarta Barat. Responden berjumlah 149 orang, analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Fisher’s Exact Test. Analisis diolah dengan program SPSS 21,0. HASILUji Fisher’s didapatkan nilai probabilitas p=0,551 dimana didapatkan p>0,05, sehingga tidak terdapat hubungan antara intensitas penggunaan game online dengan penurunan visus. KESIMPULANTidak terdapat hubungan bermakna antara intensitas penggunaan game online dengan penurunan visus pada siswa kelas X - SMAN 23 Tomang Jakarta Barat.