Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Gambaran Kadar Nitrit pada Beberapa Produk Daging Olahan di Bandar Lampung Tahun 2014 SUGIARTI, MIMI
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 1 (2015): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v4i1.423

Abstract

Daging tidak selalu dimasak dari daging segar, tetapi juga dapat dikonsumsi dalam bentuk yang sudah diolah dan diawetkan seperti korned sapi, burger dan daging giling. Pengawet yang digunakan adalah nitrit yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum.   Selain itu Nitrit juga berfungsi untuk mempertahankan warna  merah pada  daging  olahan tersebut. Batas  maksimum penggunaan Nitrit  menurut Permenkes RI No. 33 tahun 2012  yaitu 30 mg/kg. Pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan, dan dapat membentuk senyawa nitrosamin yang bersifat karsinogen. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat natrium nitrit pada daging olahan   dan apakah kadar natrium nitrit pada daging olahan  memenuhi syarat. Penelitian bersifat deskriptif, yaitu menganalisa kadar natrium nitrit dalam daging olahan . Daging olahan yang diambil sebagai sampel adalah korned, burger dan daging giling. Pemeriksaan dilakukan dengan cara visual, uji warna, uji kualitatif, dan kuantitatif. Secara kuantitatif  menggunakan metode spektrofotometri. Data yang diperoleh merupakan data primer dan dianalisis menggunakan analisis univariat dengan mengukur nilai rata-rata, minimal, maksimal dan presentase kadar nitrit dalam daging olahan. Hasil penelitian dari 53 sampel daging olahan yang diperiksa 50( 94,33%) sampel mengandung nitrit dan 3(5,67%) sampel tidak mengandung nitrit.Kadar natrium nitrit tertinggi sebesar 19,408 mg/kg dengan rata- rata sebesar 11,249 mg/kg, terendah 1,606 mg/kg. Berdasarkan Permenkes RI No. 33 tahun 2012 maka 50 sampel yang positip 100% masih memenuhi batas aman penggunaan natrium nitrit yaitu dibawah 30 mg/kg.
Gambaran Kadar Kolesterol Total pada Pasien Terapi Bekam di tempat Pelayanan Kesehatan Tradisional Bekam Herbal Center (BHC) Kedaton Kota Bandar Lampung SUGIARTI, MIMI; RISANG SETO, YOGA RAHMANDA
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 1 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.739 KB) | DOI: 10.26630/jak.v5i1.459

Abstract

Bekam merupakan salah satu pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisonal (yankestrad). Bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan penyayatan/penusukkan yang kemudian ditampung di dalam gelas. Salah satu manfaat dari bekam yaitu berperan dalam penurunan kadar kolesterol total dalam darah. Dalam prosesnya, plak-plak kolesterol berlebih dalam darah akan terbawa keluar tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki sirkulasi darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kadar kolesterol total pada pasien terapi bekam di tempat Pelayanan Kesehatan Tradisional Bekam Herbal Center (BHC) Kedaton Kota Bandar Lampung.     Penelitian bersifat deskriptif dengan variabel penelitian adalah pasien terapi bekam dan kadar kolesterol total serum pasien bekam di tempat Pelayanan Kesehatan Tradisional Bekam Herbal Center (BHC) Kedaton Kota Bandar Lampung, sampel 30 orang dari keseluruhan populasi sebesar 292 orang pada bulan Juli 2015. Pengambilan darah vena pertama dilakukan sebelum pembekaman, pengambilan darah vena kedua dilakukan 1 hari setelah pembekaman pada sampel yang sama,  dibandingkan hasil pemeriksaan kadar kolesterol total sebelum dan setelah pembekaman. Pemeriksaan kadar kolesterol total menggunakan metode fotometer enzimatik. Analisa data menggunakan analisa univariat. Hasil penelitian didapatkan kadar  kolesterol sampel sebelum bekam memiliki nilai terendah 128,3 mg/dL, nilai tertinggi 356,7 mg/dL, dan nilai rata-rata 206 mg/dL. Kadar kolesterol total sampel setelah bekam memiliki nilai terendah 119,9 mg/dL, nilai tertinggi 278,2 mg/dL, dan nilai rata-rata 177,5 mg/dL. Dari total 30 sampel, pasien terapi bekam 93,33% mengalami penurunan kadar kolesterol total dan 6,67% tidak mengalami penurunan (tetap) kadar kolesterol total.
Hubungan Derajat Keparahan DBD Dengan Kadar Albumin Pada Penderita Demam Berdarah Dengue Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Nurminha Nurminha; Mimi Sugiarti; Mahrifa Gita Aulia
Jurnal Analis Kesehatan Vol 7, No 2 (2018): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.087 KB) | DOI: 10.26630/jak.v7i2.1200

Abstract

Pengaruh Khemoterapi Terhadap Jumlah Trombosit Pasien Penderita Kanker di RS Abdul Moeloek Provinsi Lampung Mimi Sugiarti
Jurnal Analis Kesehatan Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Analis Kesehatan
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v4i2.290

Abstract

Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Secara umum pengobatan kanker dilakukan dengan cara pembedahan (operasi), penyinaran (radioterapi), dan khemoterapi. Khemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Khemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain. Trombositopenia merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada khemoterapi untuk tumor- tumor padat. Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh khemoterapi terhadap jumlah trombosit pasien penderita kanker di RS Abdul Moeloek Provinsi Lampung.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh khemoterapi terhadap jumlah Trombosit.  Metode yang digunakan deskriptip, analisa data secara univariat dilanjutkan dengan bivariat menggunakan uji t berpasangan. Sebagai populasi  seluruh pasien kanker yang menjalani khemoterapi di RSAM pada bulan Januari sampai  Desember 2014 berjumlah 384 pasien, sampel yang memenuhi kriteria berjumlah 94 pasien. Hasil penelitian  dari 94 sampel yang diteliti diperoleh jumlah rata rata trombosit sebelum khemoterapi adalah 409.957 sel, rata rata setelah khemoterapi adalah 341.936 sel, jumlah tertinggi sebelum khemoterapi adalah 774.000 sel jumlah tertinggi setelah khemoterapi adalah 589.000 sel, jumlah terendah sebelum khemoterapi adalah 165.000 sel, jumlah terendah setelah khemoterapi adalah 123.000 sel. Hasil uji t menunjukkan  nilai mean perbedaan antara pengukuran sebelum khemoterapi dan setelah khemoterapi adalah sebesar 68.021,277 dengan standar deviasi 96.415,987  hasil uji statistik didapat nilai p 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara jumlah trombosit sebelum khemoterapi dengan setelah khemoterapi.
HUBUNGAN TINGKAT PENATALAKSANAAN PENGENDALIAN DIABETIK DENGAN KADAR HbA1c PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD dr.H.ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG MIMI SUGIARTI; Fitri Apiati
Jurnal Analis Kesehatan Vol 5, No 2 (2016): JURNAL ANALIS KESEHATAN
Publisher : Department of Health Analyst, Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jak.v5i2.465

Abstract

Diabetes Mellitus ( DM ) merupakan penyakit kronis berjangka panjang yang bila diabaikan dapat menyebabkan komplikasi diabetik. Komplikasi tersering yang dialami Diabetes Mellitus ( DM ) tipe 2 adalah neuropati, retinopati, nefropati dan penyakit jantung koroner. Penatalaksanaan pengendalian diabetik berperan penting dalam mencegah komplikasi diabetik yang disertai dengan pemeriksaan kadar HbA1c secara berkala yang digunakan untuk menilai status glikemik jangka panjang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat penatalaksaan pengendalian diabetik dan hubungannya dengan kadar HbA1c pada Penderita Diabetes Mellitus ( DM ) tipe 2 di Rumah Sakit Umum dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung. Rancanganpenelitian yang digunakan merupakan penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan disain Cross Sectional dengan jumlah responden sebanyak 45 orang. Variabel penatalaksanaan pengendalian diabetik meliputi edukasi, terapi nutrisi medis, latihan jasmani dan terapi farmakologis. Analisa univariat dilakukan dengan menghitung persentase distribusi frekuensi setiap variabel dan kadar HbA1c serta analisa bivariat menggunakan ujiKorelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan 95 % dapat diyakini bahwa terdapat hubungan yang yang berkorelasi negatif antara tingkat penatalaksanaan pengendalian diabetik dengan kadar HbA1c pada penderita Diabetes mellitus tipe 2 di Rumah Sakit Umum dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung dengan nilai koefisien korelasi ( r ) hitung > koefisien korelasi ( r ) tabel.
Efektivitas Air Rebusan dan Air Perasan Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K.schum) dalam Menghambat Pertumbuhan Trichophyton rubrum Jamur Penyebab Kutu Air (Tinea pedis) Eka Sulistianingsih; Mimi Sugiarti
Jurnal Kesehatan Vol 9, No 3 (2018): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.02 KB) | DOI: 10.26630/jk.v9i3.971

Abstract

Tinea pedis is dermatophytosis in the feet, especially between the fingers and soles of the feet. Chronic fungal infections in the form of peeling and skin rupture are the main manifestations, accompanied by pain and itching. Antifungal drugs have limitations, such as a narrow spectrum of antifungals, adverse effects on certain tissues and resistance to certain antifungals. One of the plants that are used for treatment is red-angled Galangal (Alpinia purpurata K.Schum). The research objective was to compare the effectiveness of boiled water and red galangal juice (Alpinia purpurata K.schum) in inhibiting the growth of fungus Trichophyton rubrum which causes water flea (Tinea pedis). The research was experimental with a completely randomized design (CRD) design. The independent variable is red galangal juice (Alpinia purpurata K.schum) and red galangal boiled water (Alpinia purpurata K.schum) with a concentration of 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80 %, 90%, 100% and the dependent variable is the growth of fungus Trichophyton rubrum. Data analysis used the ANOVA test, followed by the BNT test (Smallest Real Difference) and T-test.The results showed that red galangal boiled water (Alpinia purpurata K.schum) did not have the ability to inhibit the growth of Trichophyton rubrum fungi. Red galangal juice (Alpinia purpurata K.schum) has the ability to inhibit the growth of fungi Trichophyton rubrum and the minimum concentration that can inhibit the growth of fungi Trichophyton rubrum is 10% with a mean inhibitory zone of 24.37 mm.
Pelatihan Pembuatan Sabun Lunak Berbahan Baku Limbah Batang Pisang Kepok dan Minyak Jelantah kepada Komunitas Pengguna Teknologi Tepat Guna Rodhiansyah Djayasinga; Mimi Sugiarti; Filia Yuniza; Eka Sulistianingsih; Sri Nuraini; Lendawati Lendawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6762

Abstract

ABSTRAK Minimnya pelatihan pengelolaan limbah minyak jelantah dan batang pisang kepok menjadi sabun, merupakan salah satu hambatan komunitas pengguna teknologi tepat guna dalam mengolah kedua jenis limbah tersebut. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untukmembuat produk sabun dengan bahan baku limbah minyak jelantah dan batang pisang kepok,  meningkatkan keterampilan  komunitas pengguna teknologi tepat guna agar mampu mengelola limbah minyakjelantah dan batang pisang kepok menjadi sabun lunak cuci piring.  Metode pelatihan dilakukan dengan melaksanakan pretest, memanfaatkan aplikasi zoom meeting dalam menyampaikan pengetahuan teori, praktikum di laboratorium, postest.  Hasil kegiatan pengabmas diperoleh  melalui pretest untuk mengukur tingkat pengetahuan para anggota komunitas pengguna teknologi tepat guna dalam mengelola limbah minyak jelantah dan batang pisang kepok menjadi sabun lunak. Hasil pretest diperoleh  skor sebesar 27,5%, postes sebesar 94,17%, sehingga diperoleh nilai peningkatan pengetahuan sebesar 70,82%. Pemakaian KOH kristal dapat lebih hemat 50% karena telah menggunakan sumber KOH yang berasal dari batang pisang kepok. Mutu produk sabun memiliki nilai pH 8,5.  Kesimpulan dari kegiatan pengabmas ini, telah berhasil memperoleh produk sabun dan meningkatkan kemampuan komunitas pengguna teknologi tepat guna dalam mengelola limbah minyak jelantah dan batang pisang menjadi sabun lunak.  Saran untuk kegiatan pengabmas ini masih perlu dllanjutkan untuk meningkatkan mutu sabun sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga bisa menjadi produk yang dapat dijual  dan menjadi usaha untuk meningkatkan perekonomian komunitas pengguna teknologi tepat guna. Kata Kunci: Batang Pisang Kepok, Komunitas Pengguna Teknologi Tepat Guna, Limbah, Minyak Jelantah, Sabun Lunak ABSTRACT The lack of training in the management of used cooking oil and banana stems into soap is one of the obstacles to the community using appropriate technology in processing these two types of waste. The purpose of this community service activity is to make soap products with waste cooking oil and kepok banana stems as raw materials, improve the skills of the community using appropriate technology so that they are able to manage waste cooking oil and kepok banana stems into soft dish soap. The training method is carried out by carrying out a pretest, utilizing the zoom meeting application in conveying theoretical knowledge, practicum in the laboratory, posttest. The results of community service activities were obtained through a pretest to measure the level of knowledge of community members using appropriate technology in managing waste cooking oil and kepok banana stems into soft soap. The results of the pretest obtained a score of 27.5%, posttest of 94.17%, so that the value of increasing knowledge is 70.82%. The use of KOH crystals can save 50% more because they have used a source of KOH derived from the stem of the kepok banana. The quality of the soap product has a pH value of 8.5. The conclusion of this community service activity is that it has succeeded in obtaining soap products and increasing the ability of the community using appropriate technology to manage waste cooking oil and banana stems into soft soap. Suggestions for this community service activity still need to be continued to improve the quality of soap according to the Indonesian National Standard (SNI) so that it can become a product that can be sold and is an effort to improve the economy of the community using appropriate technology. Keywords: Kepok Banana Stem, Community of Users of Appropriate Technology, Waste, Used Cooking Oil, Soft Soap
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar magnesium darah pada lansia Lendawati Lendawati; Giri Udani; Mimi Sugiarti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 7 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i7.8271

Abstract

Background: When a person ages to the level of old age which is a period of life marked by a change or decrease in bodily functions. Health problems in the elderly, one of which is often found, include digestive disorders which result in a deficiency of several nutrients such as protein, lack of vitamins, and a lack of some electrolytes so this can cause disease in the elderly, both acute and chronic. Magnesium is the fourth most abundant cation in the body and plays an important physiological role in many of its functions. Magnesium balance is maintained by the regulation of magnesium reabsorption by the kidney. Magnesium deficiency is a common problem in hospital patients, with a prevalence of around 10 percent.Purpose: Identify the factors correlated with serum magnesium levels among elderlyMethod: A descriptive study with a cross-sectional design. The sample in this study amounted to 50 elderly who were taken using the total sampling method based on inclusion criteria.Results: The analysis showed that 50 samples had an average magnesium level of 1,615 mg/dl which was low with a standard error of 0.175, where the lowest magnesium level was 0.030 and the highest magnesium level was 5,400. The median also has a value of 1,490 which is also below the normal magnesium level.Conclusion: There is no significant effect between food intake and physical activity on blood magnesium levels with a p-value > 0.05. There is a significant effect between drugs, disease, and gastrointestinal factors with blood magnesium levels with a p-value <0.05.Keywords: Serum magnesium; Food intake; Physical activity; ElderlyPendahuluan: Ketika seseorang bertambah umur ke tingkat usia lanjut yang merupakan suatu periode kehidupan dengan ditandai adanya perubahan atau penurunan fungsi tubuh. Masalah kesehatan pada usia lanjut, salah satunya yang sering dijumpai diantaranya gangguan pencernaan yang mengakibatkan kekurangan beberapa zat nutrisi seperti protein, kekurangan vitamin dan kekurangan beberapa elektrolit, sehingga hal ini dapat menimbulkan penyakit pada usia lanjut baik akut maupun kronis. Magnesium adalah kation paling melimpah keempat di tubuh dan memainkan peran fisiologis penting dalam banyak fungsinya. Keseimbangan magnesium dipertahankan oleh regulasi reabsorpsi magnesium oleh ginjal. Kekurangan magnesium merupakan masalah umum pada pasien rumah sakit, dengan prevalensi sekitar 10 persen.Tujuan: Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada kadar serum magnesium pada lanjut usiaMetode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Sampelnya berjumlah 50 orang yang diambil menggunakan metode total sampling berdasarkan kriteria inklusi.Hasil: Analisis menunjukkan dari 50 sampel memiliki rata-rata kadar magnesium lansia 1.615 mg/dl yang tergolong rendah dengan standar error nya 0.175, dimana kadar magnesium paling rendah adalah 0.030 dan kadar magnesium tertinggi 5.400. Median juga mempunyai nilai 1.490 yang juga dibawah nilai kadar magnesium normal.Simpulan: Tidak ada pengaruh secara signifikan antara asupan makanan dan aktivitas fisik terhadap kadar magnesium darah dengan hasil p-value > 0.05. Ada pengaruh yang signifikan antara obat, penyakit dan faktor gastrointestinal dengan kadar magnesium darah dengan hasil p-value < 0.05.
Upaya Peningkatan Peran Kader dalam Pencegahan dan Penanggulangan Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Maja Kabupaten Pesawaran Misbahul Huda; Mimi Sugiarti; Filia Yuniza
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 6 (2023): Volume 6 No 6 Juni 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i6.9440

Abstract

ABSTRAK Salah satu puskesmas yang berada di daerah endemik malaria di Kabupaten Pesawaran adalah Puskesmas Maja. Daerah tersebut letaknya  berdekatan dengan laut, banyak lokasi tambak tidak terawat yang menjadi tempat berkembangbiak nyamuk, minimnya pengetahuan kader tentang penyakit malaria serta kurangnya informasi masyarakat tentang cara pencegahan penyakit malaria, menjadi beberapa penyebab tingginya angka kejadian di wilayah kerja Puskesmas tersebut. Pemilik program malaria juga berpendapat bahwa penemuan kasus baru malaria akan semakin cepat, oleh karena itu dipandang perlu untuk meningkatkan kapasitas kader dalam melakukan diagnosa malaria. Untuk mengedukasi masyarakat dan melakukan pelatihan kader sebagai upaya menanggulangi dan memberantas malaria di wilayah kerja Puskesmas Maja. Penyuluhan kepada masyarakat, pelatihan kader, pemberian perlengkapan guna memutus mata rantai penyebaran malaria, serta pemberian kelambu berinsektisida. Setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian, terlihat jelas bahwa pengetahuan dan pemahaman para peserta meningkat secara signifikan. Peningkatan ini bernilai amat baik karena peserta sangat antusias dan menyambut dengan baik terhadap kegiatan yang akan dilakukan. Kegiatan pengabdian masyarakat ini berhasil menambah pengetahuan dan pemahaman peserta mengenai malaria. Kata Kunci: Edukasi Masyarakat, Malaria, Pelatihan Kader  ABSTRACT One of the puskesmas located in a malaria endemic area in Pesawaran Regency is the Maja Health Center. The area is located close to the sea, there are many unkempt ponds which are breeding grounds for mosquitoes, the lack of knowledge of cadres about malaria and the lack of public information about how to prevent malaria are some of the reasons for the high incidence rate in the work area of the Puskesmas. The owner of the malaria program also believes that the discovery of new cases of malaria will accelerate, therefore it is deemed necessary to increase the capacity of cadres in diagnosing malaria. To educate the public and conduct cadre training as an effort to tackle and eradicate malaria in the working area of the Maja Health Center. Counseling to the community, training for cadres, providing equipment to break the chain of malaria transmission, and providing insecticide-treated nets. After the implementation of community service activities, it was clear that the knowledge and understanding of the participants had increased significantly. This increase is of very good value because the participants are very enthusiastic and welcome the activities to be carried out. This community service activity succeeded in increasing the participants' knowledge and understanding of malaria. Keywords: Community Education, Malaria, Cadre Training
Pelatihan Kewirausahaan Pembuatan Sabun Berbahan Baku Minyak Jelantah Kepada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Politeknik Kesehatan Rodhiansyah Djayasinga; Iwan Sariyanto; Yusrizal Yusrizal; Eka Sulistianingsih; Mimi Sugiarti; Wimba Widagdho Dinutanayo; Siti Julaiha
Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Vol 1, No 2 (2020): Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama Volume 1 Nomor 2 Agustus 2020
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jpk.v1i2.44

Abstract

Untuk mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan bagi para mahasiswa dan menciptakan lulusan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang (Poltekkes Tanjungkarang) yang mampu menjadi pencipta lapangan kerja (job creator), maka melalui Program Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Tim Dosen  (Pengabmas) Skema Program Pengembangan Kewirausahaan (PPK), maka dipandang perlu diadakan pembinaan atau pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa agar mampu  melaksanakan wirausaha (entrepreneur). Analisis Situasi, Poltekkes Tanjungkarang merupakan pendidikan tinggi vokasi dalam bidang kesehatan dengan mengelola 15 Program Studi terdiri dari 10 Prodi D III ( Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Lingkungan, Analis Kesehatan, Keperawatran Gigi, Farmasi, Teknik Gigi, Gizi) dan 5 Prodi D IV (Keperawatan, Kebidanan, Kesehatan Lingkungan, Analis Kesehatan). Kegiatan Pengabdian Kepada Mayarakat  Skema  Program Pengembangan Kewirausahaan ini adalah sebagai pelaksanaan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang akan dilaksanakan kepada Unit Kegiatan Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa Poltekkes Tanjungkarang. Permasalahan Mitra, UKM BEM Poltekkes belum memiliki  Soft  Skill  dan  Life  Skill kewirausahaan. Solusi yang diberikan oleh Tim Pengabmas Poltekkes Tanjungkarang adalah melakukan Pelatihan kewirausahaan pembuatan sabun menggunakan bahan baku minyak jelantah. Metode pelaksanaan dilakukan sesuai tahapan yaitu koordinasi tim pengabmas dengan mitra yaitu UKM BEM Poltekkes Tanjungkarang, Workshop, praktik, pembuatan produk sabun, Pengurusan perijinan produk, pemasaran produk. Sasaran pelaksanaan pengabmas ditujukan kepada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Poltekkkes Tanjungkarang. Indikator keberhasilan kegiatan pengabmas ini adalah para mahasiswa yang tergabung dalam UKM memiliki soft skill dan life skill kewirausahaan pembuatan sabun dan publikasi ilmiah pada jurnal ataupun prosiding nasional atau internasional terakreditasi ataupun nonakreditasi.