Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Efek Formulasi Kedelai dan Rumput Laut dalam Pembuatan Tempe Terhadap Kandungan Karbohidrat dan Serat Putu Widya Apriliani, Desak; Laenggeng, Abd. Hakim; Sutrisnawati; Isnainar
Journal of Biology Science and Education Vol. 8 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jbse.v8i2.1302

Abstract

Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan sumber dari serat larut air (soluble fiber) karena mengandung polisakarida karagenan yang dapat memperlambat penyerapan glukosa dari larutan pada saluran cerna ke dalam aliran darah. Tempe merupakan makanan tradisional yang ada di Indonesia, dibuat dengan cara fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek formulasi kedelai dan rumput laut dalam pembuatan tempe terhadap kandungan karbohidrat dan seratnya, menentukan nilai tertinggi dan terendah kandungan karbohidrat dan seratnya serta menghasilkan sumber belajar dalam bentuk penuntun. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan analisis data menggunakan Anova pada program SPSS-25 kemudian dilanjutkan dengan uji LSD. Penentuan kandungan karbohidrat menggunakan metode anthrone sedangkan kandungan serat menggunakan metode gravimetri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi kedelai dan rumput laut dalam pembuatan tempe berpengaruh terhadap kandungan karbohidrat dan serat. Kandungan karbohidrat tertinggi terdapat pada tempe sebagai kontrol sebesar 14,683%, sedangkan kandungan karbohidrat terendah terdapat pada tempe formulasi 60:40 sebesar 7,062%. Nilai kandungan serat tertinggi terdapat pada tempe formulasi 60:40 sebesar 25,973%, sedangkan kandungan serat terendah terdapat pada tempe sebagai kontrol sebesar 18,391%. Hasil uji kelayakan penuntun praktikum menyatakan bahwa menurut dosen ahli isi layak digunakan sebagai sumber belajar dengan persentase 77,14 dan menurut dosen ahli desain, ahli media dan mahasiswa sangat layak digunakan sebagai sumber belajar dengan persentase 84%, 89,09% dan 85%.
Kadar Karbohidrat pada Talas Ketan (Colocasia esculenta (L) Schott) dengan Cara Masak yang Berbeda dan Pemanfaatannya sebagai Media Pembelajaran Elfandi, Moh. Aziz; Laenggeng, Abd. Hakim; Sutrisnawati; Wahyuni, Sri
Journal of Biology Science and Education Vol. 10 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jbse.v10i2.3131

Abstract

Karbohidrat merupakan zat gizi penghasil energi yang dibutuhkan oleh tubuh dapat diperoleh dari umbi-umbian, serealia, batang tanaman dan buah salah satunya terdapat pada umbi talas, namun pemanfaatan umbi talas saat ini masih terbatas disebabkan kurangnya informasi mengenai kandungan gizi terutama karbohidrat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar karbohidrat pada Talas Ketan (Colocasia esculenta (L) Schott) dengan cara masak yang berbeda dan pemanfaatannya sebagai media pembelajaran. Penelitian ini menggunakan dua sampel yaitu talas rebus dan talas goreng, Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif eksploratif. Sampel umbi talas diperoleh dari Desa Mepanga Kecamatan Mepanga, Kabupaten Parigi Moutong. Penentuan kadar karbohidrat dilakukan dengan metode Luff Schoorl sebanyak 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukan nilai rata-rata kadar karbohidrat yang direbus yaitu 32,887% dan yang digoreng sebesar 47,306%. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ke khalayak umum melalui media pembelajaran poster. Dari hasil validasi Poster dinyatakan layak dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan rata-rata persentase sebesar 82,575%.
TRANSFORMING HEALTH BEHAVIOR THROUGH FAMILY ENGAGEMENT: A LITERATURE REVIEW ON STUNTING PREVENTION STRATEGIES Sutrisnawati; Masruroh; Armada, Ade; Nasrudin
Nurse and Holistic Care Vol. 5 No. 1 (2025): Nurse and Holistic Care
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/nhc.v5i1.7269

Abstract

Introduction: Stunting remains a significant public health issue in low- and middle-income countries, including Indonesia, with long-term impacts on child development and national productivity. Family engagement has emerged as a critical factor in transforming maternal health behaviors to prevent stunting. Objective: This integrative review aimed to explore the role of family engagement in promoting behavioral change and maternal motivation for stunting prevention, and to identify evidence-based strategies supported by relevant theoretical frameworks. Design: An integrative review approach was employed to synthesize findings from diverse study designs (quantitative, qualitative, and mixed-methods) following the five-stage framework of Whittemore and Knafl (2005). Data Sources: Relevant literature covering the period from 2018 to 2024 was retrieved from PubMed, Scopus, CINAHL, Google Scholar, and ScienceDirect. Review Methods: A total of 248 records were initially identified. After applying inclusion and exclusion criteria and quality appraisal using the MMAT 2018, 21 studies were included in the final synthesis. Thematic analysis categorized findings based on behavioral outcomes, intervention types, and contextual factors. Results: Four key domains emerged from the synthesis: (1) enhancement of maternal motivation and self-efficacy through family involvement; (2) knowledge transfer via inclusive health education; (3) emotional and social support mechanisms; and (4) culturally adapted interventions. Theoretical models such as the Health Belief Model, Self-Determination Theory, and Theory of Planned Behavior helped explain the motivational processes underlying behavior change. Conclusions: Family engagement strategies are essential in transforming maternal behaviors and preventing stunting. Effective interventions should be context-specific, theory-driven, and inclusive of family and community dynamics. These findings provide valuable insights for designing sustainable, family-centered public health programs.