Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Keragaman Jenis Tumbuhan Paku (Pteridophyta) di Daerah Aliran Sungai Poboya Kota Palu dan Pemanfaatannya sebagai Media Pembelajaran Idris, Muh; Suleman, Samsurizal M; Isnainar; Mawaddah, Hayyatun
Journal of Biology Science and Education Vol. 7 No. 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jbse.v7i1.1127

Abstract

Tumbuhan paku adalah tumbuhan golongan herba yang menjadi bagian dari vegetasi penyusun vegetasi Daerah Aliran Sungai Poboya dalam kawasan TAHURA Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis tumbuhan paku dan kelayakannya sebagai media pembelajaran dalam bentuk poster. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode jalur dengan teknik pengambilan sampel melalui koleksi bebas. Berdasarkan hasil penelitian di Daerah Aliran Sungai Poboya diperoleh 15 jenis tumbuhan paku yang termasuk dalam 2 kelas, 3 Ordo, dan 8 Famili. Jenis paku terrestrial adalah Angiopteris angustifolia, Crypsinopsis platyphyllos, Diplazium esculentum, Drynaria sparsisora, Elaphoglossum callifolium, Nephrolepis biserrata, Nephrolepis falcata, Phymatosorus longissima, Pneumatopteris callosa, dan Selaginella plana. Jenis paku epifit adalah Adiantum cuneatum, Adiantum malesianum, Adiantum trapeziforme, Asplenium nidus, dan Blechnum vestitum. Poster mengenai jenis-jenis tumbuhan paku tergolong layak digunakan sebagai media dalam pembelajaran biologi.
Efek Formulasi Kedelai dan Rumput Laut dalam Pembuatan Tempe Terhadap Kandungan Karbohidrat dan Serat Putu Widya Apriliani, Desak; Laenggeng, Abd. Hakim; Sutrisnawati; Isnainar
Journal of Biology Science and Education Vol. 8 No. 2 (2020): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jbse.v8i2.1302

Abstract

Rumput laut jenis Eucheuma cottonii merupakan sumber dari serat larut air (soluble fiber) karena mengandung polisakarida karagenan yang dapat memperlambat penyerapan glukosa dari larutan pada saluran cerna ke dalam aliran darah. Tempe merupakan makanan tradisional yang ada di Indonesia, dibuat dengan cara fermentasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efek formulasi kedelai dan rumput laut dalam pembuatan tempe terhadap kandungan karbohidrat dan seratnya, menentukan nilai tertinggi dan terendah kandungan karbohidrat dan seratnya serta menghasilkan sumber belajar dalam bentuk penuntun. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan analisis data menggunakan Anova pada program SPSS-25 kemudian dilanjutkan dengan uji LSD. Penentuan kandungan karbohidrat menggunakan metode anthrone sedangkan kandungan serat menggunakan metode gravimetri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi kedelai dan rumput laut dalam pembuatan tempe berpengaruh terhadap kandungan karbohidrat dan serat. Kandungan karbohidrat tertinggi terdapat pada tempe sebagai kontrol sebesar 14,683%, sedangkan kandungan karbohidrat terendah terdapat pada tempe formulasi 60:40 sebesar 7,062%. Nilai kandungan serat tertinggi terdapat pada tempe formulasi 60:40 sebesar 25,973%, sedangkan kandungan serat terendah terdapat pada tempe sebagai kontrol sebesar 18,391%. Hasil uji kelayakan penuntun praktikum menyatakan bahwa menurut dosen ahli isi layak digunakan sebagai sumber belajar dengan persentase 77,14 dan menurut dosen ahli desain, ahli media dan mahasiswa sangat layak digunakan sebagai sumber belajar dengan persentase 84%, 89,09% dan 85%.
Keanekaragaman Serangga Permukaan Tanah di Desa Poly Kabupaten Parigi Moutong dan Pemanfaatanya sebagai Media Pembelajaran Mahendra, Yusril Ihza; Ramadhan, Achmad; Agni, Raya; Kundera, I Nengah; Dhafir, Fatmah; Isnainar
Journal of Biology Science and Education Vol. 10 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jbse.v10i2.3133

Abstract

Desa Poly merupakan daerah yang cukup subur kaya akan unsur-unsur hara sehingga mayoritas masyarakat menjadikan sebagai lahan pertanian & perkebunan. Namun, kebanyakan masarakat Desa Poly menganggap bahwa serangga tanah merupakan hama yang dapat merusak tanaman yang ada di perkebunan mereka.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keanekaragaman serangga permukaan tanah yang ada di Desa Poly Kabupaten Parigi Moutong Serta dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam bentuk buku saku. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis serangga permukaan tanah yang terdapat di Desa Poly Kabupaten Parigi Moutong. Menggunakan metode Purposive Sampling dengan teknik pengambilan sampel menggunakan perangkap sumuran (pithfall trap). Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan di Desa Poly Kabupaten Parigi Moutong di temukan 15 jenis serangga permukaan tanah dari 10 famili dan 8 ordo dengan tingkat keanekaragam tergolong sedang berdasarkan perhitungan persamaan Shannon-Weiner dengan nilai rata-rata 2,12. Memiliki tingkat keanekaragaannya 2,12 (sedang) dan penilaian media pembelajaran buku saku oleh validator ahli isi memperoleh nilai sebesar 82% ahli desain 69% dan ahli media 60% oleh mahasiswa sebesar 85,88% Skor yang diberikan oleh penilai, dapat disimpulkan bahwa buku saku layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Empowering Junior High School Students' Thinking Skills Through the Application of Problem-Based Learning Models Shamdas, Gamar B. N.; Alibasyah, Lestari; Isnainar; Jayanti, Zulaikhah Dwi
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 1 (2025): January
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i1.9080

Abstract

The reason for this review is to portray imaginative reasoning abilities and science-critical abilities to think in middle school understudies by using issue-based learning models. The study was directed at class VIII students at one of Palu City's junior high schools. The population of class VIII consists of five classes totaling 160 students. Purposive sampling was used to select two classes as samples. Data on problem-solving and creative thinking abilities were obtained through essay tests. The instruments used were teaching modules, LKPD, and tests. Information investigation utilized an autonomous t-test with the assistance of SPSS variant 25.0. The findings revealed that the creative thinking skills in conventional classes were significantly lower than problem-based learning classes t(62)=13.56, p<0.001, and problem-solving skills in conventional classes were considerably lower than problem-based learning classes t(62)=14.63, p<0.001. Thus, this study concludes that the creative thinking skills and problem-solving abilities of Class VIII SMP students in science subjects can be empowered by implementing a problem-based learning model.
Pengembangan E-Modul Eco-Enyzme untuk Mahasiswa MK Botani Ekonomi Hortikultura Prodi Pendidikan Biologi UNTAD Alibasyah, Lestari M. P.; Astija; Isnainar; Febriani, Vita Indri; Akram; Setyorini, Dwi
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 11 (2025): November: In Progress
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i11.12805

Abstract

Learning in the Economic Botany and Horticulture course is still dominated by lectures, resulting in limited student procedural skills and the absence of structured teaching materials. This study aims to develop and evaluate an eco-enzyme e-module to improve conceptual understanding, practical competence, and learning effectiveness. Using a Research and Development (R&D) approach with the ADDIE model, the study involved expert validation, a limited trial with one class, and pre-test/post-test assessment. Data was analyzed through descriptive validation scores, practicality ratings, and N-gain effectiveness. Results show that expert validation yielded very feasible scores for content (90%), media (88%), and instructional design (86%). The practicality test produced a very practical overall score of 87%, indicating high usability, readability, visual appeal, accessibility, and engagement. Implementation of the e-module increased students’ mean score from 62.4 (pre-test) to 91.2 (post-test), generating an N-gain of 0.77 categorized as high effectiveness. The e-module successfully integrates conceptual explanations, fermentation procedures, multimedia features, and project-based activities related to eco-enzyme production. In conclusion, the eco-enzyme e-module is valid, practical, and effective for supporting independent learning and enhancing students’ conceptual and procedural skills in accordance with the course learning outcomes.