Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KADAR ZAT GIZI BERAS DAN NASI LIMA VARITAS PADI UNGGUL Dewi Sabita Slamet; Muhammad Enoch; J. Krisdinamurtirin; Mien K. Mamud; Ignatius Tarwotjo
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 1 (1971)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2027.

Abstract

Kadar zat gizi beras dan nasi lima varitas padi unggul (The  nutrient  contents  of  raw and cooked rice of five high-yielding varieties). The nutrient contents of five high-yielding rice varieties namely PB S (IRRI 5), PB 8 (IRRI 8), C4-63, Dcwi Ratih and Shinta, did not differ significantly, except the protein content of C4-63 which was 9%, the highest. Processing of rice by milling, pounding, and pounding followed by parboiling had little influence on the nutrient content. Cooking of rice did not cause substantial reduction of nutrient content, except vitamin Bl.
SASARAN PENERIMA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PEMULIHAN (PMTP) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Iman Sumarno; Muhammad Enoch; Tjetjep Syarif Hidayat
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 11 (1988)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1981.

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mempelajari konsistensi ketepatan sasaran penerima pelaksanaan PMTP dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran sasaran. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di 16 desa yang telah/sedang melaksanakan PMTP di Jawa Barat, Jawa Tengah dana Daerah Istimewa Yogyakarta. Penentuan kabupaten dipilih secara acak dari kabupaten yang mempunyai dua desa pelaksana PMTP yang digolongkan berrhasil dan dua desa pelaksana PMTP yang digolongkan kurang berhasil di masing-masing propinsi. Dan tiap kabupaten dipilih dua kecamatan yang mempunyai satu desa yang dianggap pelaksanaannya baik dan satu desa yang kurang baik menurut penilaian pengelola di tingkat kecamatan. Data yang dikumpulkan meliputi status gizi anak balita saat penyaringan peserta dan pelaksanaan PMTP sejak pendekatan sampai pelaksanaannya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Peneliti tinggal di desa penelitian selama tiga minggu. Analisis dilakukan untuk memperoleh gambaran konsistensi ketepatan penerima dan aspek pelaksanaan PMTP. Hasil penelitian menunjukkan suatu gambaran kekurangtepatan penerima sebagaimana ditunjukkan oleh adanya sasaran penerima PMTP yang tidak membutuhkan sebanyak 54,6%, dan 49,7% yang membutuhkan justru tidak menerima PMTP. Sasaran penerima yang benar-benar membutuhkan yang tercakup PMTP di beberapa lokasi penelitian adalah 50,3%. pendekatan, kesiapan pelaksanaan dan penerima serta pembinaan, baik dari Puskesmas maupun PKK tingkat kecamatan yang didukung pimpinan tingkat kecamatan dan desa, merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan PMTP. Swadaya masyarakat, meski belum menonjol, benih-benih ciri partisipasi masyarakat dalam bentuk pemberian tambahan pangan yang diperlukan dalam pelaksanaan PMTP serta upaya PKK dan Puskesmas dalam menghimpun dana di beberapa daerah sudah mulai tampak. Pengobatan infeksi, pendidikan cara hidup sehat, dan kebiasaan makanan yang baik, serta pengurangan resiko infeksi, perlu disertakan dalam pelaksanaan PMTP.
PENYEBARAN DAN PEMBAURAN INOVASI GIZI MELALUI KEGIATAN UPGK DI PEDESAAN JAWA BARAT Djoko Susanto; Basuki Budiman; Muhammad Enoch; Tjetjep S. Hidayat
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 9 (1986)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1973.

Abstract

Kegiatan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dapat dipandang sebagai upaya pembaruan perilaku (konsumsi) yang bertujuan agar lambat laun ibu-ibbu anak balita atas bantuan para kader memiliki kemampuan mandiri dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dan gizi anak balita serta keluarga mereka. Upaya ini akan mempunyai arti positif jika pada sistem sosial masyarakat bertumbuh dan berkembang proses belajar dan pembaruan perilaku yang mengarah pada tindakan masing-masing keluarga untuk hidup lebih sehat dibanding keadaan sebelumnya. Pencapaian keadaan seperti ini tidak lepas dari fungsi dan peranan para pembina serta kader yang terlibat dalam kegiatan tersebut selaku sumber dan penyalur pesan-pesan inovasi gizi. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan program belum mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan. Dalam tulisan ini dikemukakan beberapa  faktor penyebab ketidakberhasilan pencapaian sasaran program UPGK, khususnya di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dimana identifikasi masalah dilakukan. kemampuan ekonomi keluarga dan tingkat pendidikan ibu anak balita yang relatif rendah menjadi kendala utama yang mempengaruhi kadar pengetahuan gizi mereka. Para kader dihadapkan pada masalah kurang mengikuti penataran, cakupan wilayah kerja yang terlalu luas, ketidakjelasan keterikatan mereka dalam kegiatan, dan sistem imbalan, suasana yang kurang memadai di Posyandu sebagai tempat penyuluhan gizi bagi ibu-ibu peserta kegiatan UPGK, keterbatasan kesempatan, dana dan sarana untuk kegiatan kunjungan rumah. Petugas gizi selaku pembina kegiatan di Posyandu menghadapi keterbatasan sarana transportasi, disamping tugas rutin yang cukup banyak menyita perhatian dan waktu.