Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KADAR ZAT GIZI BERAS DAN NASI LIMA VARITAS PADI UNGGUL Dewi Sabita Slamet; Muhammad Enoch; J. Krisdinamurtirin; Mien K. Mamud; Ignatius Tarwotjo
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 1 (1971)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2027.

Abstract

Kadar zat gizi beras dan nasi lima varitas padi unggul (The  nutrient  contents  of  raw and cooked rice of five high-yielding varieties). The nutrient contents of five high-yielding rice varieties namely PB S (IRRI 5), PB 8 (IRRI 8), C4-63, Dcwi Ratih and Shinta, did not differ significantly, except the protein content of C4-63 which was 9%, the highest. Processing of rice by milling, pounding, and pounding followed by parboiling had little influence on the nutrient content. Cooking of rice did not cause substantial reduction of nutrient content, except vitamin Bl.
KOMPOSISI ZAT GIZI MAKANAN INDONESIA Dewi Sabita Slamet; Ignatius Tarwotjo
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 4 (1980)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1894.

Abstract

Pada tahun 1970 sampai 1978 dilakukan analisa kadar zat gizi dalam 193 macam makanan Indonesia, untuk melengkapi Daftar Komposisi Bahan Makanan (1967) yang telah beredar selama ini. Bahan makanan yang dianalisa dibeli di pasar, toko, warung dan penjual keliling di daerah Bogor dan Jakarta. Beberapa contoh diperoleh dari Lembaga Pusat Penelitian Pertanian di Bogor. Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat juga membantu dalam pengadaan bahan contoh. Pada pembelian contoh dicatat tempat membeli, produsen, daerah konsumen, konsumen utama, frekwensi konsumsi, harga dan bobot tiap satuan, dan sifat-sifat organoleptik. Analisa dilakukan terhadap bahan makanan mentah, terolah dan masak. Bahan makanan terolah dan masak dibeli, atau diolah dan dimasak di laboratorium. Metode analisa yang digunakan ialah metode American Official Agricultural Chemists (1975), kecuali untuk beberapa zat gizi digunakan cara lain. Penelitian ini dilaksanakan oleh tenaga di Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi, serta Akademi Gizi.
KOMPOSISI ZAT GIZI MAKANAN SIAP SANTAP DARI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA: BAGIAN I Dewi Sabita Slamet; Komari Komari; Ubaidillah Ubaidillah
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 11 (1988)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1986.

Abstract

Telah dianalisis komposisi zat gizi 10 macam soto dan 12 macam sayuran siap santap asal beberapa daerah di Indonesia. Bahan-bahan untuk penelitian, sebagian dibeli dari pedagang atau restoran yang menjual masakan tersebut, lainnya dibuat sendiri di laboratorium sesuai dengan resep masakan tersebut. Analisis meliputi "proximate", mineral dan vitamin. Per porsi, kandungan energi soto berkisar antara 495 kalori (soto Padang) sampai 152 kalori (soto Kudus), protein berkisar antara 23 gram (soto Padang) sampai 4,7 gram (soto Betawi), besi antara 13,3 miligram (soto Madura) sampai 3,6 miligram (soto Betawi), karoten total antara 3134 mikrogram (soto Banjar) sampai 63 mikrogram (soto Pemalang). Untuk sayuran siap santap, kandungan energi tertinggi dalam gulai pakis (672 kal), terendah dalam sayur asem (119); protein tertinggi dalam brongkos (54.2 g), terendah dalam sayur asem (2.9 g); besi tertinggi dalam botok lamtoro (58.8 mg), terendah dalam sayur sop; karoten total tertinggi dalam gulai pakis (46069 ug), terendah dalam gudeg (642 ug).
KANDUNGAN NIASAN BEBERAPA JENIS BAHAN MAKANAN INDONESIA Dewi Sabita Slamet; Ubaidillah Ubaidillah
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 10 (1987)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1996.

Abstract

KANDUNGAN NIASAN BEBERAPA JENIS BAHAN MAKANAN INDONESIA
KOMPOSISI ZAT GIZI BAHAN MAKANAN KHAS BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Dewi Sabita Slamet; Komari Komari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 9 (1986)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1977.

Abstract

Dalam tulisan ini disajikan hasil analisis zat gizi bahan makanan yang digunakan penduduk di Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan. Bahan makanan yang dihitung kadar zat gizinya meliputi 86 macam yang terdiri dari 9 macam sumber energi, 25 macam sumber protein, dan 52 macam sumber vitamin dan mineral.
KADAR ZAT GIZI MAKANAN OLAHAN/JAJANAN KHAS SETEMPAT DARI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Dewi Sabita Slamet; Komari Komari
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 9 (1986)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.1978.

Abstract

Dalam upaya melengkapi Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), khususnya bahan makanan olahan dan jajanan khas daerah, dianalisis zat gizi makanan khas Jawa Barat (bakwan, karedok, kue ambon), Jawa Timur (wajik camilan), Bali (celenges, lawar babi, lawar penyu, sate penyu dan serapah penyu), Sulawesi Selatan (kue cecuru, bayao, kue putu cangkir dan kue bagea), Kalimantan Selatan (asam  aram cokelat, asam aram merah, asam kandis, asam payak dan peda calo), dan Sumatera Selatan (empek-empek, lempok durian, rusip dan tempoyak). Zat gizi yang dianalisis meliputi nitrogen total, lemak, abu, serat kasar, kalsium, posfor, zat besi, karoten, vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Nama Indonesia, Latin dan Inggris masing-masing olahan/jajanan tersebut juga disajikan.
PERUBAHAN KANDUNGAN PROTEIN DAN KOMPOSISI ASAM AMINO KEDELAI PADA WAKTU PEMBUATAN TEMPE DAN TAHU Suryana Purawisastra; Dewi Sabita Slamet; Uken S.S. Soetrisno
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 16 (1993)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2287.

Abstract

Telah dilakukan pengamatan terhadap peerubahan kandungan serta komposisi asam amino protein kedelai pada waktu pembuatan tempe dan tahu. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa protein kedelai berkurang 18.0% pada waktu pembuatan tempe, dan berkurang 46.5% pada waktu pembuatan tahu. Akan tetapi komposisi asam amino protein tempe banyak yang menurun, secara total penurunan asam amino protein tempe mencapai 22.6% dari total asam amino protein kedelai, sedangkan pada protein tahu malah terjadi kenaikan sebesar 9.9%. Ampas dari pembuatan tahu digunakan untuk membuat tempe gembus, dan protein kedelai yang tertinggal sebesar 18.25% dalam ampas ini bisa dimanfaatkan dengan total penurunan asam aminonya hanya 7.5%. Pada penelitian ini juga dilakukan pengamatan pengaruh proses pemasakan (goreng) terhadap perubahan komposisi asam amino protein tempe, tahu dan tempe gembus. Hasilnya menunjukkan bahwa komposisi asam amino protein tempe gembus mengalami penurunan terbanyak.
PEMANFAATAN SINGKONG (MANIHOT UTILISSIMA) DALAM PEMBUATAN SIROP ISOTONIS UNTUK MENINGKATKAN KESEGARAN JASMANI PADA OLAHRAGAWAN DAN PEKERJA BERAT Dewi Sabita Slamet; J. Krisdinamurtirin; Almasjhuri Almasjhuri; Heru Yuniati; Darwin Karyadi
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2209.

Abstract

Produksi singkong relatif berlimpah di beberapa wilayah tertentu di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal, karena belum banyak industri yang mengolah komoditas ini menjadi produk lain yang bernilai ekonomi tinggi. Penelitian pengolahan singkong menjadi produk sebagai sirop minuman isotonik dan pemacu efisiensi metabolisme energi telah dilakukan untuk pemanfaatannya yang lebih tepat guna. Cara pengolahan yaitu melalui hidrolisa asam dan enzim, dan ditambahkan garam isotonik. Setelah diuji organoleptik terhadap rasa, warna dan aromanya, minuman tersebut dicobakan kepada 10 orang karyawan biasa berolahraga secara tetap serta teratur dan kepada 10 orang pekerja berat. Uji efektifitas jasmani dari sirop tersebut yaitu dengan naik turun banku cara Harvard, selama lima menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada karyawan, skor uji naik turun bangku cara Harvard berturut-turut antara I (air putih), II (sirop enzim), III (sirop enzim), dan IV (sirop gula sacharida) adalah 68.3, 78.6, 84.6, 84.4 yang secara statistik perbedaannya tidak bermakna. Sedangkan pada golongan pekerja berat, skor uji naik turun bangku Harvard secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara I (sirop enzim) 62.7 dengan II (sirop asam) 91.2, juga antara III (air putih) 106.9 dengan IV (sirop gula sacharose) 128.3. Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah bahwa perlu penelitian lanjutan dengan menggunakan subjek (n) yang lebih banyak.
PORTIFIKASI MI DENGAN ZAT BESI Uken S. Soetrisno; Dewi Sabita Slamet; Hermana Hermana
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2210.

Abstract

PORTIFIKASI MI DENGAN ZAT BESI
PENGARUH PENEMPEAN TERHADAP PENYERAPAN BESI DARI KACANG-KACANGAN Almasyhuri Almasyhuri; Heru Yuniati; Dewi Sabita Slamet
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) JILID 14 (1991)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v0i0.2213.

Abstract

PENGARUH PENEMPEAN TERHADAP PENYERAPAN BESI DARI KACANG-KACANGAN