Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Tingkat Kecemasan Orang Tua terhadap Dampak Hospitalisasi Pada Anak di RS Efarina Pematangsiantar Perangin-angin, Norong; Purba, Santi Widya; Saragih, Tati Adriana; EPP, Riska Wani; Peranginangin, Winda Melisa
Benih : Journal of Midwifery Vol. 4 No. 01 (2025): Benih : Journal of Midwifery
Publisher : Cattleya Darmaya Fortuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54209/benih.v4i01.354

Abstract

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki potensi besar untuk menjamin keberlangsungan kehidupan di masa depan, sehingga perlu mendapatkan kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal, termasuk perlindungan dari kondisi yang dapat mengganggu kesejahteraan fisik dan psikologisnya. Salah satu kondisi yang dapat menimbulkan gangguan psikologis adalah hospitalisasi, yang sering kali menjadi pengalaman menakutkan bagi anak akibat lingkungan yang asing, prosedur medis yang menyakitkan, serta perpisahan dengan orang tua. Reaksi negatif seperti kecemasan, perilaku agresif, dan ketidakkooperatifan kerap muncul selama proses perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan anak terhadap dampak hospitalisasi serta faktor-faktor yang memengaruhinya di RS Efarina Pematangsiantar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan teknik total sampling terhadap 30 anak yang dirawat di ruang perawatan anak. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anak mengalami kecemasan sedang (33,3%) dan berat (33,3%), sementara 23,3% mengalami kecemasan sangat berat dan 10% mengalami kecemasan ringan. Tidak ditemukan anak yang tidak mengalami kecemasan. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan meliputi usia (11–16 tahun), jenis kelamin (laki-laki), pengalaman dirawat sebelumnya, tingkat pendidikan, dan sumber informasi. Temuan ini menegaskan pentingnya peran perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang holistik, tidak hanya pada aspek fisik tetapi juga psikologis, melalui intervensi seperti komunikasi terapeutik dan pendampingan emosional. Upaya ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan anak selama dirawat, sekaligus mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Mengingat anak merupakan aset penting bagi masa depan bangsa, pengelolaan kecemasan secara efektif menjadi bagian integral dalam praktik keperawatan pediatrik yang berkualitas.
Program Inovasi “Dekating Nule” (Gerakan Pemberdayaan, Kader Peduli Stunting dengan kreasi Nugget Lele) untuk meningkatkan pengetahuan Kader Sebagai Upaya Pencegahan Stunting: “Dekating Nule” Innovation Program (Empowerment Movement of Stunting-Aware Cadres through Catfish Nugget Creation) to Enhance Cadre Knowledge as a Stunting Prevention Effort Purba, Santi Widya; Maimunah, Siti; Rusliani, Dian Monalisa
J.Abdimas: Community Health Vol 6 No 1 (2025): J.Abdimas: Community Health - Mei 2025
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/jach.v6n1.907

Abstract

This community service activity, titled “Dekating Nule Innovation Program” (Empowerment Movement of Stunting-Aware Cadres through Catfish Nugget Creation), was aimed at 20 posyandu (integrated health service post) cadres. The program aimed to enhance the knowledge of health cadres in Sudirejo II Subdistrict regarding the nutritional content of catfish, which is highly beneficial in preventing stunting. The activity also introduced a practical method of processing catfish—an affordable and nutritious source of protein-into nuggets, a food form that is generally well-liked by children. Following the implementation of this program, participants were expected to have an improved understanding of catfish nutrition and how to prepare it into child-friendly meals. They would then be able to disseminate this information to mothers in Sudirejo II who have young children, thereby raising awareness of the benefits of catfish consumption. Ultimately, this knowledge enhancement among cadres is intended to contribute to reducing stunting cases among children in the area. Keywords: Stunting Care Cadres, Catfish Nuggets, Stunting Prevention
Program Inovasi “Dekating Nule” (Gerakan Pemberdayaan, Kader Peduli Stunting dengan kreasi Nugget Lele) untuk meningkatkan pengetahuan Kader Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Purba, Santi Widya; Maimunah, Siti; Rusliani, Dian Monalisa; Santi Widya Purba, Santi Widya Purba
J.Abdimas: Community Health Vol. 6 No. 1 (2025): J.Abdimas: Community Health - Mei 2025
Publisher : LPPM STIKES Guna Bangsa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30590/jach.v6n1.907

Abstract

This community service activity, titled “Dekating Nule Innovation Program” (Empowerment Movement of Stunting-Aware Cadres through Catfish Nugget Creation), was aimed at 20 posyandu (integrated health service post) cadres. The program aimed to enhance the knowledge of health cadres in Sudirejo II Subdistrict regarding the nutritional content of catfish, which is highly beneficial in preventing stunting. The activity also introduced a practical method of processing catfish—an affordable and nutritious source of protein-into nuggets, a food form that is generally well-liked by children. Following the implementation of this program, participants were expected to have an improved understanding of catfish nutrition and how to prepare it into child-friendly meals. They would then be able to disseminate this information to mothers in Sudirejo II who have young children, thereby raising awareness of the benefits of catfish consumption. Ultimately, this knowledge enhancement among cadres is intended to contribute to reducing stunting cases among children in the area.
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI DI PMB R. GIRSANG, RAMBUNG MERAH, KOTA PEMATANG SIANTAR Sefentina, Sefentina; Purba, Santi Widya; Erhan, Keysha Iszmi
Jurnal Reproductive Health Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Health Reproductive
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jrh.v8i1.6320

Abstract

Program pembatasan jumlah anak bertujuan membatasi kelahiran hingga dua anak per keluarga dan mengurangi angka kesakitan serta kematian ibu akibat kehamilan dan persalinan yang berulang. Salah satu alat kontrasepsi yang paling sering digunakan adalah suntikan, karena sederhana, efektif, cocok untuk wanita usia subur, dan aman digunakan saat menyusui. Amenorea adalah kondisi tidak menstruasi selama tiga bulan berturut-turut dan sering terjadi pada penggunaan kontrasepsi jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh atrofi endometrium, karena penurunan pengaruh estrogen terhadap endometrium akibat pemberian kontrasepsi yang rutin setiap 3 bulan. Peneliti memakai metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di PMB R Girsang Rambung Merah, Kota Pematang Siantar, yaitu sebanyak pada bulan Maret sampai Juni 2023. Hasil penelitian adalah distribusi frekuensi lama penggunaan kontrasepsi suntikan KB 3 bulan mayoritas lebih dari 1 tahun yaitu 46 responden (66,7%), distribusi frekuensi mayoritas responden mengalami gangguan menstruasi yaitu 45 responden (65,2%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara lama penggunaan kontrasepsi suntikan KB 3 bulan dengan gangguan menstruasi dengan nilai p value 0,000 (p<0,05). Pada responden disarankan untuk memperhatikan lama penggunaan suntikan KB dengan adanya efek samping selama penggunaan kontrasepsi tersebut.
MANAJEMEN KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA BIDAN, PASIEN, DAN KELUARGA Sefentina, Sefentina; Purba, Santi Widya; Kristina, May Linda
Jurnal Minfo Polgan Vol. 13 No. 2 (2024): Artikel Penelitian
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/jmp.v13i2.15408

Abstract

Communication is at the heart of quality midwifery care. Effective interactions between midwives, patients (mothers), and family members are the foundation for building trust, ensuring understanding of health information, facilitating shared decision-making, and ultimately improving satisfaction and health outcomes. However, various barriers can hinder effective communication in the clinical setting. This literature review examines the importance of effective communication, the challenges faced, and strategies for improving communication management between midwives, patients, and families. The aim is to provide insight into how communication skills can be improved to support patient- and family-centered midwifery care and promote positive pregnancy, labor, and postpartum experiences.
PENERAPAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO KLINIS DALAM PRAKTIK KEBIDANAN, MENCAKUP IDENTIFIKASI RISIKO YANG SPESIFIK Sefentina, Sefentina; Purba, Santi Widya; Kristina, May Linda
Jurnal Minfo Polgan Vol. 11 No. 1 (2022): Article Research
Publisher : Politeknik Ganesha Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33395/jmp.v11i1.15409

Abstract

Midwifery practice, although focused on physiological events, is not free from clinical risks that have the potential to cause injury or harm to mothers and babies. Incidents such as postpartum hemorrhage, neonatal asphyxia, or infection can have serious consequences. Clinical risk management is a systematic approach to identifying, assessing, and mitigating potential hazards in healthcare to improve patient safety. This literature review aims to explore the application of a clinical risk management framework in midwifery practice, encompassing specific risk identification, risk assessment methods, and effective mitigation strategies. The review results indicate that proactive integration of clinical risk management can reduce adverse incidents, increase adherence to clinical standards, improve team communication, and ultimately, improve maternal and infant health outcomes. Implementation challenges include a lack of a reporting culture, limited resources, and the need for ongoing training. Comprehensive implementation requires leadership commitment and the active participation of all midwifery staff.