Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbandingan Kejadian Postoperative Nausea Vomiting pada Penggunaan Endotracheal Tube dan Laryngeal Mask Airway pada Pasien Anestesi Umum di RSUD Wates Wulandari Yulia Anggraeni; Astika Nur Rohmah; Triyas Singgih Pambudi
Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF) Vol. 3 No. 3 (2025): Juli : Jurnal Riset Ilmu Kesehatan Umum dan Farmasi (JRIKUF)
Publisher : LPPM STIKES KESETIAKAWANAN SOSIAL INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57213/jrikuf.v3i3.695

Abstract

General anesthesia is a procedure that eliminates consciousness and pain during surgery. Common devices used to secure the patient’s airway during surgery include the endotracheal tube (ETT) and the laryngeal mask airway (LMA). However, these devices can cause side effects, one of which is postoperative nausea and vomiting (PONV). PONV is a physiological reaction that frequently occurs within the first 24 hours after surgery. This study aims to compare the incidence of postoperative nausea and vomiting in patients undergoing general anesthesia using endotracheal tubes and laryngeal mask airways at RSUD Wates. This study employed quantitative approach with descriptive comparative design. The sample consisted of 40 postoperative patients at RSUD Wates who received either ETT or LMA. The statistical test used was the Mann-Whitney test. The Mann-Whitney test revealed a significant difference in the incidence of PONV between ETT and LMA use, with a p-value of 0.008 (p < 0.05). In the ETT group, 10 respondents (50%) experienced nausea, and 5 respondents (25%) experienced retching or vomiting. In the LMA group, 6 respondents (30%) experienced nausea and 1 respondent (5%) experienced retching or vomiting. There is a significant difference in the incidence of postoperative nausea and vomiting between the use of endotracheal tubes and laryngeal mask airways in patients undergoing general anesthesia.
HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP SIKAP PERAWAT DALAM MELAKUKAN PRIMARY SURVEY DI IGD RSUD R.A.A TJOKRONEGORO PURWOREJO Ibrahim Latief; Triyas Singgih Pambudi; Muhaji
JHN: Journal of Health and Nursing Vol. 3 No. 1 (2025): JHN: Journal of Health and Nursing
Publisher : ASIAN PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58738/jhn.v3i1.722

Abstract

Gawat darurat adalah kondisi medis yang memerlukan penanganan cepat karena berpotensi mengancam nyawa, menyebabkan kecacatan, atau memperburuk kondisi pasien. Penyebab utamanya meliputi penyakit jantung iskemik, stroke, infeksi saluran pernapasan bawah, kanker, dan cedera. Dalam situasi ini, primary survey menjadi langkah awal yang krusial, di mana perawat sebagai tenaga utama di IGD memegang peran penting dalam pelaksanaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam melakukan primary survey di instalasi gawat darurat.  Metode Penelitian yang digunakan adalah desain analisis korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 20 perawat IGD diambil dari seluruh populasi menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap perawat (p = 0,011; r = 0,555). Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan positif yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan sikap perawat dalam melakukan primary survey.
Hubungan Antara Pengetahuan Dan Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Pada Pegawai Instansi Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Di Kabupaten Bantul Luthfi Fathurrahman; Triyas Singgih Pambudi; Endah Tri Wulandari
Journal of Community Development and Disaster Management Vol. 7 No. 2 (2025): Journal of Community Development and Disaster Management
Publisher : Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/jcd.v7i2.7646

Abstract

Indonesia sangat rentan gempa bumi karena letak geografisnya di Cincin Api Pasifik. Sejarah mencatat dampak parah gempa, seperti di Bantul tahun 2006. Kesiapsiagaan bencana, terutama gempa, sangat penting untuk mengurangi kerugian. Pegawai BPBD memerlukan pengetahuan yang memadai untuk respons yang efektif. Penelitian ini mengkaji hubungan antara pengetahuan dan kesiapsiagaan gempa bumi pada pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan wilayah yang sangat rentan terhadap gempa bumi. Menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan melibatkan 41 responden dari total populasi 63 pegawai BPBD melalui teknik total sampling. Mayoritas responden (90,2%) menunjukkan pengetahuan "Sangat Baik" dan kesiapsiagaan "Sangat Siap" terhadap gempa bumi. Uji Spearman Rank menunjukkan hubungan positif signifikan antara pengetahuan dan kesiapsiagaan (p = 0,032; r = 0,336), menandakan peningkatan kesiapsiagaan seiring pengetahuan. Hasil ini menegaskan pentingnya edukasi dan pelatihan berkelanjutan bagi BPBD untuk meningkatkan respons bencana yang efektif. Disarankan bagi BPBD untuk terus mengoptimalkan program pelatihan dan sosialisasi, sementara peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas cakupan sampel untuk generalisasi yang lebih kuat.
Pengaruh Edukasi Kebencanaan Gempa Bumi Menggunakan Media Mobile Learning Terhadap Sikap Kesiapsiagaan Menghadapi Resiko Gempa Bumi Di SMK Muhammadiyah 1 Bantul Azka Alfatha Huda; Triyas Singgih Pambudi; Endah Tri Wulandari
Nusantara Journal of Multidisciplinary Science Vol. 3 No. 4 (2025): NJMS - November 2025
Publisher : PT. Inovasi Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia merupakan negara rawan gempa bumi karena terletak di zona pertemuan tiga lempeng tektonik besar. Upaya mengurangi risiko bencana dapat dilakukan dengan menanamkan kesiapsiagaan sejak dini melalui pendidikan di sekolah agar anak-anak lebih siap menghadapi gempa. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh edukasi kesiapsiagaan menggunakan media mobile learning terhadap sikap kesiapsiagaan menghadapi risiko gempa bumi di SMK Muhammadiyah 1 Bantul. Metode yang digunakan adalah pre-eksperimen dengan desain one group pretest-posttest pada 60 responden yang dipilih melalui total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner berskala Likert dan dianalisis dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test serta Mann-Whitney U Test. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan pada sikap kesiapsiagaan, dengan 95,0% responden menunjukkan sikap positif setelah intervensi dan p-value 0,000 (<0,05). Dapat disimpulkan bahwa edukasi kesiapsiagaan menggunakan media mobile learning efektif meningkatkan sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi risiko gempa bumi.