Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KEBERHASILAN PENERAPAN PERATURAN WALI KOTA PALU NOMOR 40 TAHUN 2021 TENTANG PEMBATASAN PENGGUNAAN KEMASAN PLASTIK SEKALI PAKAI DAN STYROFOAM Pratiwi, Siti Rahmatia; Awwalini Maghfirah Salim; Darasita Zahra Dayanun; Anita Pratiwi; Ardini Wulandari; Fatimah Maulida
Hexagon Vol 6 No 2 (2025): Vol. 6 No. 2 (2025): HEXAGON - Edisi 12
Publisher : Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral - Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/hexagon.v6i2.5808

Abstract

Environmental pollution issue from solid waste, especially plastic, is a global concern because it harms ecosystems and human health. A major cause is the use of single-use plastics and styrofoam, which do not break down easily. In Palu City, this problem led to the issuance of Palu Mayor Regulation Number 40 of 2021 concerning the Restriction on the Use of Single-Use Plastic Packaging and Styrofoam. This study evaluates how well this policy has been implemented and its effect on reducing plastic waste. Using descriptive quantitative methods to analyze secondary data of waste generation and achievements in waste handling from the National Waste Management Information System (SIPSN) for the years preceding (2020) and following (2024) the regulation’s implementation. The results show a significant drop in plastic waste from 30.00% to 10.43%, along with decreases in daily and yearly waste amounts. The recycling rate also improved from 0.51 to 0.58, indicating an improvement in waste management, especially through the use of TPS3R. The study recommends stronger public education, better monitoring, and improved facilities to ensure the policy’s success and sustainability in Palu City.
Sosialisasi Pemanfaatan Cacing Tanah dalam Pengelolaan Sampah Organik Menjadi Vermikompos: Socialization on the Utilization of Earthworms in Organic Waste Management into Vermicompost Ardini Wulandari; Rizaldi Maadji; Siti Rahmatia Pratiwi; Fatimah Maulida; Moh. Baitullah Amaludin
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 12: Desember 2025 - In Progress
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i12.9410

Abstract

Sosialisasi pemanfaatan cacing tanah sebagai agen utama dalam pengelolaan sampah organik menjadi vermikompos menjadi strategi ramah lingkungan yang efektif. Vermikompos merupakan produk dekomposisi biologis yang dihasilkan oleh interaksi antara cacing tanah dan mikroorganisme yang mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Vermikompos terbukti lebih unggul dibandingkan kompos tradisional karena memiliki porositas tinggi, kemampuan menahan air, dan peningkatan kandungan nutrisi seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Program sosialisasi ini bertujuan untuk membekali petugas TPS3R dan masyarakat sekitar TPS3R Huntap Duyu dengan pengetahuan serta keterampilan praktis mengenai metode sederhana pembuatan vermikompos dari sampah organik domestik. Metode pelaksanaan meliputi tahap persiapan, tahap sosialisasi dan praktik langsung disertai dengan pemilihan media yang sesuai, pengendalian kelembapan, serta penentuan waktu pengomposan yang optimal. Hasil kegiatan menunjukkan peserta memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai konsep vermikompos dalam pengelolaan sampah organik serta proses produksi vermikompos dengan berlangsung efektif selama ±30 hari dengan kelembapan terjaga pada kisaran 70–80%. Selain itu, peserta diharapkan mampu memproduksi vermikompos secara mandiri dengan memanfaatkan sampah organik yang tersedia di TPS3R maupun dirumah masyarakat, mulai dari tahap pemilahan sampah, penyiapan media (wadah dan tanah), menyiapkan cacing tanah, proses pemeliharaan, hingga memanen hasil vermikompos. Produk vermikompos diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi volume sampah organik sekaligus mendukung program pengelolaan sampah berkelanjutan di TPS3R dan lingkungan sekitarnya.
Perbandingan Efektivitas Marchantia polymorpha dan Sphagnum spp. sebagai Bioindikator Timbal di Kawasan Lalu Lintas Padat Kota Palu: Comparison of the Effectiveness of Marchantia polymorpha and Sphagnum spp. as Lead Bioindicators in Heavy Traffic Areas of Palu City Ardini Wulandari; Alricha; Fatimah Maulida; Darasita Zahra Dayanun; Siti Rahmatia Pratiwi; Moh. Baitullah Amaludin; Awwalini Maghfirah Salim
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 12: Desember 2025 - In Progress
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i12.9411

Abstract

enelitian biomonitoring kualitas udara dengan bioindikator lumut semakin berkembang sebagai alternatif metode pemantauan konvensional yang umumnya membutuhkan biaya tinggi, peralatan canggih, dan tenaga ahli. Studi ini bertujuan membandingkan efektivitas dua jenis lumut, yaitu lumut hati Marchantia polymorpha dan lumut gambut Sphagnum spp., dalam menyerap logam berat timbal (Pb) pada lingkungan dengan tingkat pencemaran lalu lintas berbeda di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Penggunaan lumut dipilih karena kemampuannya menyerap polutan langsung dari atmosfer melalui permukaan tubuh tanpa adanya sistem pembuluh atau kutikula pelindung. Penelitian dilakukan dengan dua pendekatan lokasi. Marchantia polymorpha digunakan pada kawasan SPBU Pertamina Martadinata yang memiliki intensitas lalu lintas tinggi. Sementara itu, Sphagnum spp. ditempatkan pada kawasan lampu merah Jalan Suprapto, Besusu Tengah, yang merupakan titik akumulasi emisi kendaraan bermotor. Selain mengukur akumulasi timbal, penelitian ini juga menganalisis faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban, kecepatan angin, curah hujan, dan arah angin untuk melihat pengaruh kondisi mikroklimat terhadap penyerapannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa M. polymorpha, dengan permukaan talus yang lebar, mampu mengakumulasi timbal secara efektif di lingkungan urban tropis yang terpapar polutan kendaraan. Di sisi lain, Sphagnum spp. memiliki sel hialin yang mampu menyerap air dan logam berat dengan lebih tinggi, sehingga responsif terhadap perubahan kelembaban dan kondisi mikroklimat. Temuan ini menegaskan bahwa kedua jenis lumut merupakan bioindikator efektif dengan keunggulan masing-masing, dan berpotensi digunakan sebagai metode biomonitoring yang murah, praktis, serta mendukung pengendalian pencemaran udara di kawasan perkotaan.
Optimalisasi Eco-Enzyme sebagai Agen Biodegradasi Limbah Organik di TPA Kawatuna, Kota Palu: Optimization of Eco-Enzyme as a Biodegradation Agent for Organic Waste at Kawatuna Landfill, Palu City Ardini Wulandari; Andi Iin Nindy Karlinda; Awwalini Maghfirah Salim; Darasita Zahra Dayanun; Marjan Marhum; Siti Fajrina J. Patunrangi
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 8 No. 12: Desember 2025 - In Progress
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v8i12.9412

Abstract

TPA Kawatuna sebagai Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Palu setiap harinya menerima timbulan sampah mencapai ±250 ton, dengan sekitar 65% di antaranya merupakan sampah organik. Penumpukan limbah organik tanpa pengelolaan yang baik menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan, seperti bau menyengat, pencemaran air lindi, dan peningkatan gas metana. Salah satu alternatif solusi pengelolaan sampah organik yang ramah lingkungan adalah pemanfaatan eco-enzyme sebagai agen biodegradasi alami. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis tenaga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Palu, khususnya petugas TPA Kawatuna, dalam proses pembuatan dan pemanfaatan eco-enzyme. Metode kegiatan meliputi persiapan, sosialisasi dan edukasi. Hasil kegiatan menunjukkan peserta memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai konsep eco-enzyme, manfaatnya dalam pengelolaan sampah organik, dan penerapannya sebagai agen biodegradasi. Selain itu, peserta diharapkan mampu memproduksi eco-enzyme secara mandiri dengan memanfaatkan sampah organik yang tersedia di TPA, mulai dari pemilihan bahan, perbandingan komposisi, hingga proses fermentasi. Produk eco-enzyme diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi volume limbah organik sekaligus mendukung program pengelolaan sampah berkelanjutan di TPA Kawatuna dan lingkungan sekitarnya.