Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

REFORMASI HUKUM INDONESIA MELALUI LENSA FEMINIST LEGAL THEORY: MENYUSUN KEADILAN GENDER Ardan, Ardan; Kusuma, Rendra Bhaktie; Solechan, Solechan; Sari, Ardila Anjar; Prasetyono, Bimo
Yustitia Vol. 11 No. 1 (2025): Yustitia
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/yustitia.v11i1.333

Abstract

This paper explores the urgency of legal reform in Indonesia through the lens of Feminist Legal Theory (FLT) as an alternative approach to building a more gender-just legal system. Indonesian law has long been shaped by patriarchal values that neglect the lived experiences and needs of women, particularly in cases of sexual violence, domestic discrimination, and unequal access to justice. FLT challenges the claim of legal neutrality and asserts that law is a social construct embedded within power relations. Using a normative juridical method with statutory, conceptual, and case study approaches, this study examines how gender bias is reflected in legislation and legal enforcement, and how women's voices are often marginalized in formal legal processes. The analysis supports the notion that justice must not only be formal and procedural, but also substantive and contextually grounded in the social realities of vulnerable groups, especially women. Legal reform through FLT calls for the transformation of legal structures to become more responsive to gender issues and promotes the active participation of women in legislative and legal advocacy processes. Therefore, integrating feminist perspectives into legal policymaking is a strategic step toward achieving inclusive and transformative social justice in Indonesia.
Pemanfaatan Olahan Daun Kelor untuk Menekan Angka Stunting di Kelurahan Limbangan Wetan Arifin, Ahmad Syamsul; Ardan, Ardan; Hakim, Rosyida Nuur; Rahmadani, Sandra; Ibrahim, Julianti A.; Khatima, Khusnul; Cahyaningsih, Rina; Bafadal, Umar; Wahyuliani, Eni; Nugraha, Tutut; Zulfah S, Az-Zahro
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4 No 1 (2024): JPMI - Februari 2024
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.1949

Abstract

Pemerintah Indonesia saat ini sedang gencar menangani permasalahan kekurangan gizi yang cukup besar di masyarakat terutama permasalahan stunting pada bayi dan anemia serta kekurangan energi kronis yang diderita oleh ibu-ibu hamil. Stunting merupakan keadaan gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis. Faktor utama pemicu gizi kurang ini yaitu asupan nutrisi yang tidak baik. Faktor utama ini biasanya dipicu oleh masalah kemiskinan. Tujuan dilakukan pengabdian ini adalah 1) untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai manfaat daun kelor untuk meningkatkan asupan gizi bagi  balita yang dikemas dalam bentuk puding daun kelor; 2) mengedukasi masyarakat tentang beragam olahan daun kelor; dan 3) nilai ekonomis olahan daun kelor serta mendorong masyarakat untuk membudidayakan pohon kelor sehingga bisa dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga setiap hari. Guna mencapai tujuan tersebut, dilakukanlah sosialisasi pemanfaatan daun kelor yang dapat diolah menjadi puding dan menekan angka stunting di masyarakat. Kegiatan pengabdian ini dimulai dengan pemberian materi tentang stunting, dilanjutkan dengan pemanfaatan daun kelor untuk beragam makanan olahan. Melalui kegiatan ini masyarkat di desa Limbangan Wetan semakin teredukasi tentang beragam nilai manfaat daun kelor yang banyak mereka temukan di lingkungan sekitar mereka. Sosialisasi pemanfaatan olahan daun kelor untuk menekan angka prevalensi stunting di Kelurahan Limbangan Wetan, Brebes telah dilaksanakan secara efektif. Hal itu terlihat dari sejumlah indikator yang diperoleh pasca-sosialisasi. Dari indikator kemudahan dan ketuntasan materi, setidaknya 30% peserta  menganggap bahwa materi yang disampaikan sangat mudah dan 45% peserta lainnya menyatakan bahwa materi mudah untuk dicerna dan dipraktikkan. Meskipun masih ada 2,5 % peserta yang menyatakan sulit. Sementara itu, pada indikator keefektivan 40 % peserta menganggap efektif dan 45% lainnya menganggap kegaitan ini efektif, sedangkan dari indikator kebermanfaatan kegiatan sosialisasi,  setidaknya 77,5% peserta  menganggap bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat.