Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengabdian Masyarakat: edukasi gaya hidup sehat bagi Mahasiswi Kyoto Koka Women’s University Jepang 2024 Rokhanawati, Dewi; Handayani, Sri Astuti; Juliandari, Kriska Afri; Sartika, Dea Ayu; Pattimura, Istiqomah; Nur’anisyah, Lisna Nur’anisyah
Hasil Karya 'Aisyiyah untuk Indonesia Vol. 4 No. 2 (2025): April
Publisher : Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31101/hayina.4000

Abstract

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara global, faktor risiko utama PTM adalah perilaku tidak sehat, seperti pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan merokok. Edukasi kesehatan menjadi langkah penting dalam membangun kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, mengenai pentingnya penerapan gaya hidup sehat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta bekerjasama dengan kampus Kyoto Koka Women’s University bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang gaya hidup sehat. Edukasi dilakukan melalui penyuluhan dengan metode diskusi interaktif yang membahas pola makan seimbang, pentingnya aktivitas fisik, manajemen stres, dan keseimbangan kesehatan mental. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan peserta setelah pelaksanaan intervensi, yang diukur melalui pre-test dan post-test. Pergeseran kategori pengetahuan dari "Kurang" ke "Baik" mengindikasikan bahwa program intervensi efektif dalam meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta. Selain itu, pendekatan partisipatif dalam diskusi interaktif mendorong peserta untuk lebih aktif memahami pentingnya gaya hidup sehat serta mengadopsi kebiasaan positif yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi program ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan generasi muda yang lebih sehat, produktif, dan mampu menghadapi tantangan kesehatan di masa depan.
ANALYSIS OF FACTORS CAUSING EPIOSTOMY IN THE BIRTH PROCESS: SCOPING REVIEW Sartika, Dea Ayu; Kartini, Farida
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 35 No. 3 (2025): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v35i3.2803

Abstract

Episiotomi merupakan tindakan insisi perineum yang umum dilakukan dalam proses persalinan, namun praktik ini masih menuai kontroversi. Sejak tahun 1996, sebagian besar literatur menyimpulkan bahwa episiotomi rutin tidak diperlukan dan bahkan berisiko meningkatkan kejadian laserasi perineum derajat tiga atau empat. Meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan pembatasan praktik episiotomi rutin sejak 1990-an, kenyataannya tindakan ini masih sering dilakukan, terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Scoping review ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mendasari tindakan episiotomi pada ibu bersalin. Scoping review menggunakan PRISMA-ScR Ceklist. Pencarian database dari Pubmed, Scopus, Wiley Online Library, dan Science Direct. dengan kata kunci pencarian “Factor” AND “indication” OR “episiotomy” OR “laceration” OR “rupture perineum”.  Kriteria inklusi yang digunakan meliputi artikel orisinal yang membahas topik relevan serta artikel yang diterbitkan dalam lima tahun terakhir, yaitu antara tahun 2018 hingga 2023. Sebanyak 18 artikel terpilih dianalisis menggunakan checklist dari Joanna Briggs Institute (JBI) melalui proses Critical Appraisal. Tinjauan ini menghasilkan sub tema tehadap faktor yang berhubungan dengan tindakan episiotomy yaitu jarak kelahiran, BMI ibu, gawat janin, berat lahir, paritas, kehamilan ganda, Perineum pendek, perineum kaku, kala II lama, TFU >32 cm, penggunaan oksitosin, dan persalinan instrumen. Dapat disimpulkan bahwa paritas dan berat janin yang paling banyak ditemukan dalam kasus episiotomy. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi praktik klinis dan kebijakan pelayanan kebidanan, khususnya dalam mengembangkan panduan pengambilan keputusan berbasis bukti yang lebih selektif dan rasional terkait tindakan episiotomi, guna meminimalkan risiko komplikasi serta meningkatkan keselamatan ibu dan bayi.
EFFECTIVENESS OF MINDFULNESS COGNITIVE BASED THERAPY INTERVENTION ON POSTPARTUM DEPRESSION: A SYSTEMATIC REVIEW Putri, Rachma Octarinaprawastya; Nisa, Ananda Fadila; Sartika, Dea Ayu; Yasmin, Yasmin; Hafidz, Firdaus; Sulistyaningsih, Sulistyaningsih
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol. 35 No. 3 (2025): MEDIA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34011/jmp2k.v35i3.3106

Abstract

Depresi pasca persalinan (DPP) merupakan isu kesehatan penting yang berdampak pada kesejahteraan ibu, perkembangan anak, dan dinamika keluarga. Berbagai intervensi psikologis non-farmakologis, termasuk Terapi Perilaku Kognitif (CBT), Terapi Kognitif Berbasis Mindfulness (MBCT), serta intervensi berbasis mindfulness, telah diteliti sebagai pendekatan alternatif. Meskipun menunjukkan potensi manfaat, masih terdapat perbedaan dalam desain penelitian, karakteristik responden, serta metode intervensi yang memengaruhi hasil efektivitas. Penelitian ini bertujuan menilai kelayakan dan efektivitas CBT, MBCT, dan mindfulness pada ibu dengan DPP melalui tinjauan sistematis menggunakan daftar PRISMA-SR dan kerangka PICOs. Literatur ditelusuri dari PubMed, ScienceDirect, EBSCO, dan Research Rabbit dengan rentang tahun 2014 2024. Dari 576 artikel, 12 studi kuasi-eksperimental dan uji coba terkontrol acak memenuhi kriteria inklusi, meliputi penelitian di negara maju maupun berkembang. Hasil menunjukkan intervensi CBT, MBCT, dan mindfulness efektif menurunkan gejala DPP, dengan Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) sebagai instrumen utama. CBT lebih efektif pada tahap awal, sedangkan MBCT berfungsi sebagai terapi lanjutan dan pemeliharaan. Secara keseluruhan, intervensi psikologis individu lebih hemat biaya dibanding perawatan standar. CBT dan MBCT terbukti sama-sama layak sebagai pilihan terapi, namun diperlukan penelitian lanjutan untuk menilai efektivitas jangka panjang serta integrasinya dalam layanan kesehatan ibu.