This study analyzes land use changes in Jember Regency, East Java, with a focus on the conversion of agricultural land to non-agricultural land during the period 2013–2023 and predicts land use for the next decade. This study highlights the impact of population growth on land conversion, especially the shift from agricultural land to urban areas that has the potential to threaten food security. By utilizing GLC-FCS30D satellite imagery and combining Markov Chain and Cellular Automata methods, this study analyzes spatial data to predict scenarios of future land use change. The results of the analysis show a significant decrease in the area of rice fields, from 95,985.09 hectares in 2012 to a projected 93,706.22 hectares in 2032. Additionally, we estimate a food deficit in 2032, with rice needs reaching 625,664 tons, while production remains stagnant at 531,314.26 tons. These findings emphasize the importance of formulating strategic land management policies to protect agricultural land and ensure the sustainability of food production amidst the pressures of urbanization and demographic growth. Penelitian ini menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan fokus pada alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian selama periode 2013–2023, serta memprediksi penggunaan lahan untuk satu dekade mendatang. Studi ini menyoroti dampak pertumbuhan penduduk terhadap konversi lahan, khususnya pergeseran dari lahan pertanian ke wilayah perkotaan yang berpotensi mengancam ketahanan pangan. Dengan memanfaatkan citra satelit GLC-FCS30D dan menggabungkan metode Markov Chain dan Cellular Automata, penelitian ini menganalisis data spasial untuk memprediksi skenario perubahan penggunaan lahan di masa depan. Hasil analisis menunjukkan penurunan signifikan pada luas lahan sawah, dari 95.985,09 hektare pada 2012 menjadi proyeksi 93.706,22 hektare pada 2032. Selain itu, diperkirakan akan terjadi defisit pangan pada tahun 2032, dengan kebutuhan beras mencapai 625.664 ton, sementara produksi stagnan di angka 531.314,26 ton. Temuan ini menegaskan pentingnya perumusan kebijakan pengelolaan lahan yang strategis untuk melindungi lahan pertanian dan menjamin keberlanjutan produksi pangan di tengah tekanan urbanisasi dan pertumbuhan demografis.