p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Tunas Agraria
Nathanael, Christian
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Terhadap Rencana Detail Tata Ruang 2022 di Kecamatan Pulo Gadung Nathanael, Christian; Taryana, Didik
Tunas Agraria Vol. 8 No. 2 (2025): Tunas Agraria
Publisher : Diploma IV Pertanahan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31292/jta.v8i2.420

Abstract

Spatial planning functions as a guideline in regulating space utilization to achieve suitability of land use in urban areas. However, in its implementation, deviations often occur. The high demand for land among the community is one of the factors driving the mismatch between land use and the established spatial plan, leading to land use conversion. This study aims to evaluate land use compatibility with the Detailed Spatial Plan (RDTR) 2022 in Pulo Gadung District. Spatial analysis methods in geographic information systems (GIS) were employed through overlay processing and the ITBX compatibility matrix. Researchers identified the level of land use compatibility with the patterns outlined in the RDTR. The analysis results show that 86.72% of land use falls into the compatible category, while 13.28% is categorized as incompatible. The main deviations occur in road body zones used for residential purposes, as well as green open spaces and trade-service zones that have been converted into industrial areas. This incompatibility is driven by high population density and the demand for housing and industrial activities in Pulo Gadung District. From this study, it is expected that the community and local government can continue to reduce incompatibility due to land use conversion and maintain land use according to its designated purpose through regular monitoring and evaluation. Thus, the effectiveness of spatial planning in Pulo Gadung District can be enhanced.   Perencanaan tata ruang berfungsi sebagai pedoman dalam mengatur pemanfaatan ruang untuk mencapai kesesuaian penggunaan lahan di wilayah perkotaan. Namun, dalam pelaksanaannya, masih sering terjadi penyimpangan. Tingginya kebutuhan masyarakat akan lahan menjadi salah satu pemicu ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, sehingga terjadi alih fungsi lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan terhadap Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) 2022 di Kecamatan Pulo Gadung. Metode analisis spasial dalam sistem informasi geografis (SIG) digunakan melalui tahap pengolahan overlay dan matriks kesesuaian ITBX. Peneliti mengidentifikasi tingkat kesesuaian penggunaan lahan dengan pola yang telah ditetapkan dalam RDTR. Hasil analisis menunjukkan bahwa 86,72% penggunaan lahan masuk dalam kategori sesuai, sedangkan 13,28% termasuk dalam kategori tidak sesuai. Penyimpangan utama terjadi pada zona badan jalan yang digunakan untuk hunian serta zona ruang terbuka hijau dan perdagangan jasa yang beralih fungsi menjadi area industri. Ketidaksesuaian ini dipicu oleh tingginya populasi dan permintaan akan kebutuhan tempat tinggal serta kegiatan industri di Kecamatan Pulo Gadung. Dari penelitian ini, diharapkan masyarakat dan pemerintah setempat dapat terus mengurangi ketidaksesuaian akibat alih fungsi lahan serta mempertahankan penggunaan lahan yang sesuai peruntukannya melalui pengawasan dan evaluasi secara berkala. Dengan demikian, efektivitas tata ruang di Kecamatan Pulo Gadung dapat ditingkatkan.
Analisis Proyeksi Penggunaan Lahan Sawah untuk Kebutuhan dan Ketersediaan Beras di Kabupaten Jember Tahun 2032 Setiawan, Wahyu; Habibi, Ahmad; Setiawan, Akemat Rio; Nathanael, Christian; Silvia, Novi; Wahyudi, Adip
Tunas Agraria Vol. 8 No. 2 (2025): Tunas Agraria
Publisher : Diploma IV Pertanahan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31292/jta.v8i2.440

Abstract

This study analyzes land use changes in Jember Regency, East Java, with a focus on the conversion of agricultural land to non-agricultural land during the period 2013–2023 and predicts land use for the next decade. This study highlights the impact of population growth on land conversion, especially the shift from agricultural land to urban areas that has the potential to threaten food security. By utilizing GLC-FCS30D satellite imagery and combining Markov Chain and Cellular Automata methods, this study analyzes spatial data to predict scenarios of future land use change. The results of the analysis show a significant decrease in the area of ​​rice fields, from 95,985.09 hectares in 2012 to a projected 93,706.22 hectares in 2032. Additionally, we estimate a food deficit in 2032, with rice needs reaching 625,664 tons, while production remains stagnant at 531,314.26 tons. These findings emphasize the importance of formulating strategic land management policies to protect agricultural land and ensure the sustainability of food production amidst the pressures of urbanization and demographic growth.   Penelitian ini menganalisis perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, dengan fokus pada alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian selama periode 2013–2023, serta memprediksi penggunaan lahan untuk satu dekade mendatang. Studi ini menyoroti dampak pertumbuhan penduduk terhadap konversi lahan, khususnya pergeseran dari lahan pertanian ke wilayah perkotaan yang berpotensi mengancam ketahanan pangan. Dengan memanfaatkan citra satelit GLC-FCS30D dan menggabungkan metode Markov Chain dan Cellular Automata, penelitian ini menganalisis data spasial untuk memprediksi skenario perubahan penggunaan lahan di masa depan. Hasil analisis menunjukkan penurunan signifikan pada luas lahan sawah, dari 95.985,09 hektare pada 2012 menjadi proyeksi 93.706,22 hektare pada 2032. Selain itu, diperkirakan akan terjadi defisit pangan pada tahun 2032, dengan kebutuhan beras mencapai 625.664 ton, sementara produksi stagnan di angka 531.314,26 ton. Temuan ini menegaskan pentingnya perumusan kebijakan pengelolaan lahan yang strategis untuk melindungi lahan pertanian dan menjamin keberlanjutan produksi pangan di tengah tekanan urbanisasi dan pertumbuhan demografis.