This study aims to analyze the effectiveness of Social Studies (Ilmu Pengetahuan Sosial – IPS) learning through a project-based approach involving the creation of traditional foods made from tubers to foster students’ entrepreneurial spirit and strengthen the Pancasila Student Profile dimensions in junior high school. The research employed a mixed-method design using a one-group pretest–posttest model with 78 eighth-grade students from SMP Negeri 1 Pejawaran. Data were collected through entrepreneurship questionnaires, student profile rubrics, learning activity observations, and reflective journals. The results of the paired sample t-test revealed a significant improvement (p < 0.05) across all indicators, particularly in communication (+0.54), creativity (+0.48), and independence (+0.40). Qualitative findings indicated that students’ participation in the planning, production, and marketing of local products encouraged the growth of collaboration, social responsibility, and spiritual values. The project-based learning model proved effective in integrating knowledge, skills, and character within a contextual framework, reinforcing the dimensions of communication, creativity, independence, and citizenship in alignment with the faith and piety values emphasized in the Merdeka Curriculum. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) berbasis proyek pembuatan makanan tradisional berbahan dasar umbi-umbian sebagai sarana penguatan jiwa kewirausahaan dan pengembangan Profil Pelajar Pancasila pada siswa SMP. Metode yang digunakan ialah mixed methods dengan desain one-group pretest–posttest yang melibatkan 78 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pejawaran. Pengumpulan data dilakukan melalui angket kewirausahaan, rubrik penilaian profil pelajar, observasi aktivitas belajar, serta jurnal reflektif peserta didik. Hasil uji statistik paired sample t-test menunjukkan adanya peningkatan signifikan (p < 0,05) pada seluruh indikator profil, terutama pada aspek komunikasi (+0,54), kreativitas (+0,48), dan kemandirian (+0,40). Temuan kualitatif mengindikasikan bahwa keterlibatan siswa dalam proses perencanaan, produksi, hingga penjualan produk lokal mendorong tumbuhnya nilai kolaboratif, tanggung jawab sosial, serta sikap spiritual. Pembelajaran berbasis proyek ini terbukti efektif dalam mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan karakter secara kontekstual, sekaligus memperkuat dimensi komunikasi, kreativitas, kemandirian, dan kewargaan yang sejalan dengan nilai-nilai iman dan takwa dalam arah kebijakan Kurikulum Merdeka.