Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

THE RELATIONSHIP BETWEEN MATERNAL PARENTING PATTERNS AND THE NUTRITIONAL STATUS IN TODDLERS OF FAMILIES WITH A HISTORY OF EARLY MARRIAGE IN PALU CITY: MATERNAL PARENTING PATTERNS AND THE NUTRITIONAL STATUS Haristantia, Rifka; Khairunnisa, Khairunnisa; Azzahra, Nur Azizah; Putri, Amilah Eka
INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCES RESEARCH AND DEVELOPMENT (IJHSRD) Vol. 7 No. 1 (2025): INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCES RESEARCH AND DEVELOPMENT
Publisher : STIKes Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36566/ijhsrd/Vol7.Iss1/299

Abstract

Background: Parenting in the family plays an important role in the growth and development of toddlers, including their nutritional status. The age of the mother at the time of marriage also affects the parenting pattern provided, including the possibility of malnutrition. This study aims to determine the relationship between maternal parenting and the nutritional status of children under five in families who marry early in Palu City. Methods: The approach in this study is quantitative. Type is an observational study, using a cross-sectional design with the free variable being the mother's parenting style, and the bound variable is the nutritional status of toddlers. This study was conducted over 2 months, from March to April 2019 with a sample consisting of 75 mothers who married early (<18 years) and had toddlers in Palu City. Data were collected through questionnaires as well as weight and height measurements with chi-square analysis and logistic regression with p<0.05. Results: The results showed that 57.3% of mothers who married early implemented good parenting, and among them, 81.4% had children with normal nutritional status. There was a significant relationship (p<0.05) between the parenting style of mothers who married early and the nutritional status of children under five in Palu City (PR=2.5; CI95% 1.21-5.20). In the multivariate analysis, there was a significant relationship between maternal education, family income, and husband support (p<0.05), while maternal work and family size with nutritional status of toddlers were not significantly linked. Mothers who marry early with good parenting are more likely to have normal nutritious toddlers than those who are not good. Conclusion: This study concludes that there is a relationship between maternal parenting and the quality of nutritional status of children under five in families who marry early.
FAKTOR PERILAKU ASI EKSKLUSIF IBU PRIMIPARA BERDASARKAN PLANNED BEHAVIOR THEORY, PALU, INDONESIA KAMILAH, UMMU; Khairunnisaa, Khairunnisaa; Haristantia, Rifka; Azzahra, Nur Azizah; Ekaputri, Amilah; Hilintang, Rendhar Putri; Sahrul, Sahrul
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 2 (2025): AGUSTUS 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i2.48307

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap, norma subjektif dari suami, mertua, tenaga kesehatan, kader kesehatan, dan kontrol perilaku ibu dengan perilaku ASI Eksklusif. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menggali secara mendalam terkait kendala dan harapan ibu dalam keberhasilan menyusui ASI Eksklusif ditinjau dari teori Planned Behavior. Penelitian ini menggunakan metode mixed method dengan pendekatan eksplanatori. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diberikan kepada 73 ibu primipara yang memiliki bayi berusia 6–24 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Bulili. Wawancara mendalam juga dilakukan pada 9 orang informan yang terdiri ibu menyusui dan tenaga kesehatan. Data kuantitatif dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat Uji Chi Square dengan desain cross sectional. Data kualitatif dianalisis menggunakan content analysis. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa 41,7% ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Sikap, norma subjektif yang berasal dari suami, mertua, dan kader kesehatan serta kontrol perilaku ibu primipara berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Ibu mengalami berbagai kendala dalam menyusui, seperti keterbatasan waktu akibat kembali bekerja, kelelahan, dan kesulitan mengatur jadwal menyusui. Masalah produksi ASI, bayi yang belum mampu menyusu dengan baik, serta kondisi fisik ibu seperti pembengkakan payudara dan nyeri turut memperburuk situasi. Selain itu, ketidaksiapan mental, kurangnya pengalaman, dan kurangnya dukungan menyebabkan beberapa ibu merasa bingung dan ragu. Tekanan dari keluarga, terutama orang tua dan mertua yang menyarankan susu formula, juga memengaruhi keputusan ibu dalam menyusui. Kendala internal dan eksternal, termasuk hambatan fisik, psikologis, serta tekanan sosial, menjadi tantangan utama yang dihadapi ibu dalam proses menyusui. Temuan ini menunjukkan pentingnya dukungan yang komprehensif dari lingkungan keluarga dan tenaga kesehatan guna meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara.
Pengaruh Pekerjaan Ibu dan Dukungan Suami terhadap Status Gizi pada Balita di Kota Palu Haristantia, Rifka; Azzahra, Nur Azizah; Putri, Amilah Eka; Kamilah, Ummu; Khairunnisaa, Khairunnisaa
Indonesian Research Journal on Education Vol. 5 No. 5 (2025): Irje 2025
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/irje.v5i5.3411

Abstract

Tingkat malnutrisi balita secara global masih menjadi masalah serius. WHO melaporkan jutaan anak balita mengalami severe wasting pada tahun 2024. Di Sulawesi Tengah, termasuk Kota Palu, masalah gizi balita tetap menjadi tantangan dan cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh status pekerjaan ibu dan dukungan suami terhadap status gizi balita di Kota Palu. Desain penelitian kuantitatif cross-sectional dengan sampel 78 ibu yang memiliki anak balita dipilih melalui consecutive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan pengukuran antropometri anak sesuai standar WHO, kemudian dianalisis secara deskriptif dan bivariat menggunakan uji Chi-square (α=0,05). Hasil menunjukkan bahwa dukungan suami berpengaruh signifikan terhadap status gizi balita, anak dari ibu tanpa dukungan suami lebih banyak mengalami gizi kurang (56,7%) dibanding yang mendapat dukungan (16,7%) (p<0,001; PR=3,40). Status pekerjaan ibu tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan (p=0,550). Temuan ini menekankan pentingnya keterlibatan suami dalam upaya pemenuhan gizi anak. Diperlukan kebijakan ramah keluarga dan strategi peningkatan peran aktif suami dalam mendukung kesehatan gizi balita.
A Cross-Sectoral Coordination in One Health: A Case Study of Anthrax Prevention and Control in Maros, Indonesia Azzahra, Nur Azizah; Sutiningsih, Dwi; Adi, Mateus Sakundarno; Yusuf, Nurul Fuadi; Khairunnisaa; Haristantia, Rifka; Sari, Nur Mila; Putri, Amilah Eka; Widyanti, Trisna
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 8 No. 10: OCTOBER 2025 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v8i10.7880

Abstract

Introduction: This study aimed to explore how the One Health (OH) approach was applied in the prevention and control of anthrax in Maros Regency, an anthrax-endemic area of Indonesia with recurrent human and animal cases. With the continued public health threat posed by anthrax as a zoonotic disease, especially in endemic regions, our objective was to assess intersectoral coordination and collaboration efforts to address gaps in disease prevention identified in existing literature. Methods: This qualitative study involved a case study design conducted across the Maros Regency from February 2022 to June 2022. A total of 29 informants were enrolled, including 17 from the human health sector, five from the animal health sector, and seven from local government, through purposive sampling method. Ethical approval was obtained from the Health Research Ethics Committee of Public Health Faculty, Diponegoro University (Approval Number: 74/EA/KEPK-FKM/2022), and all participants provided informed consent. Results: The primary outcome of the study was the One Health approach has been applied in the Maros Regency, including sharing information; cross-sectoral meetings; coordination and collaboration. Conclusion: In conclusion, our study contributes to the understanding of anthrax prevention and control by highlighting the role and implementation of the One Health approach in an anthrax-endemic setting. This research provides insights into the practical benefits of cross-sectoral coordination and shared responsibilities. Future studies should explore strategies to institutionalize One Health mechanisms and evaluate their impact.