Jannah, Diah Nadiatul
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Mandala Bhakti Wanitatama: memori kolektif pergerakan perempuan dalam terciptanya kesetaraan gender Jannah, Diah Nadiatul; Cahyani, Devita Eka; Arfaton, Arfaton; Milhani, Yuhanida
JIPSINDO Vol. 9 No. 2 (2022): JIPSINDO (Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jipsindo.v9i2.43915

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui latar belakang pergerakan laskar perempuan Indonesia untuk menunjang kesetaraan gender dan menghayati nilai-nilai yang terdapat dalam Mandala Bhakti Wanitatama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif historis dengan tahapan analisis data yaitu Heuristik, Verifikasi, Interpretasi, dan Historiografi. Penelitian ini dilakukan di Kompleks Mandala Bhakti Wanitatama Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mandala Bhakti Wanitatama dapat memenuhi konsep manusia, ruang, dan waktu dalam sejarah serta dapat merepresentasikan kesetaraan gender yang dilandasi tujuan-tujuan SDGs dan United Nations Development Programme. Mandala Bhakti Wanitatama juga memiliki potensi modal sosial, realitas sosial dan manajerial yang baik dalam proses terciptanya monument lewat kelembagaan.Mandalabhakti Wanitatama: collective memories of women movement for gender equality The purpose of this study was to determine the collective memory of the Indonesian women's movement at the Mandala Bhakti Wanitatama Monument and to reconstruct the values of gender equality contained in the Mandala Bhakti Wanitatama monument. This research is a type of historical qualitative research. This research was conducted at the Mandala Bhakti Wanitatama complex in Yogyakarta for 3 months from July to September 2021. The data collection techniques used were observation, interviews, documentation, and literature studies. The data analysis technique was carried out by heuristics, verification, interpretation, and historiography stages. The results of this study indicate two main things. First, the Mandala Bhakti Wanitatama Monument contains a collective memory of the women's movement that can represent gender equality in line with the goals of the SDGs and the United Nations Development Programme. Second, Mandala Bhakti Wanitatama also has the potential for social capital which consists of the only women's movement museum in Indonesia with various social and managerial realities that are good in the process of creating monuments through institutions.  
Decreasing The Effective Communication Of The Existence Of Implementing The Tradition Of Gugur Gunung ( Sambatan Gawe Omah) In The Community Jannah, Diah Nadiatul; Izzaqi, Basid Elmi; Fadlillah, Wildan; Supardi, Supardi; Sudrajat, Sudrajat
Jurnal Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya Vol 25 No 2 (2023): December
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jantro.v25.n2.p293-298.2023

Abstract

Sambatan Gawe Omah is one of the traditions of the Gunungkidul people whose implementation cannot be separated from the way the local community uses it as a means of communication. This study examines the tradition of splice gawe omah as a form of effective communication which has experienced a decline. The aims of this study were 1) to find out the position of the gawe Omah splice in Autumn Gunung, 2) to analyze the forms of effective communication in the gawe Omah splice tradition, 3) to find out the decline in effective communication in the gawe Omah splice tradition. This study uses a qualitative method through the stages of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study show that there is a decrease in effective communication in the  Sambatan Gawe Omah tradition due to high secondary relationships with the community, the reciprocal principle that brings the community physically present but not empathetically, and the strengthening of personal interest in building houses so that workmanship specifications are needed.
Mengenal Warisan Leluhur Lewat Museum: Upaya Membangun Kesadaran Budaya Generasi Muda St Junaeda; Jannah, Diah Nadiatul; Andi Ima Kesuma; Fitra Widya Wati; Rusmala Dewi Kabubu; Nasihin
Paramacitra Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 01 (2025): Volume 03 Nomor 01 (November 2025)
Publisher : PT Ininnawa Paramacitra Edu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62330/pjpm.v3i01.395

Abstract

Kegiatan Museum Masuk Sekolah merupakan bentuk pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan literasi budaya dan sejarah generasi muda serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan leluhur melalui museum. Program ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Tinggimoncong Kabupaten Gowa oleh tim dosen Universitas Negeri Makassar bekerja sama dengan Museum La Galigo di bawah Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan. Metode pelaksanaan kegiatan menggunakan pendekatan partisipatif dan kolaboratif melalui kegiatan edukatif interaktif, diskusi reflektif, serta penyajian materi bertema “Mengenal Warisan Leluhur Lewat Museum.” Siswa berperan aktif dalam menganalisis koleksi, menafsirkan nilai-nilai budaya, dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman siswa terhadap fungsi museum sebagai lembaga pelestarian budaya, serta tumbuhnya sikap bangga dan tanggung jawab terhadap warisan leluhur. Museum terbukti menjadi media efektif yang memadukan aspek edukatif dan rekreatif dalam proses pembelajaran berbasis pengalaman. Kegiatan ini juga menegaskan pentingnya kolaborasi antara lembaga pendidikan, museum, dan pemerintah daerah dalam memperkuat pendidikan kebudayaan di sekolah. Program ini diharapkan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dengan inovasi pameran digital dan partisipasi komunitas budaya, sehingga museum benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran budaya yang dinamis dan relevan bagi generasi muda di era globalisasi.