Nuraidah, Lutfi Fajar
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Autokorelasi Spasial Prevalensi Stunting di Provinsi Jawa Barat Tahun 2021 Devi, Yuli Puspita; Indawati, Rachmah; Febrianto, Eka Cahya; Nuraidah, Lutfi Fajar
VJKM: Varians Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Varians Statistik Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63953/vjkm.v2i2.18

Abstract

Stunting adalah kondisi di mana anak kekurangan nutrisi, yang berdampak pada penurunan produktivitas dan meningkatkan risiko penyakit degeneratif. Tahun 2021 mencatat tingkat stunting tertinggi di Pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran prevalensi stunting di Provinsi Jawa Barat. Studi ini menggunakan desain ekologi spasial. Data yang dianalisis diperoleh dari SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) dan PK (Pendataan Keluarga), keduanya dirilis pada Tahun 2021. Global Moran’s I dan LISA (Local Indicator of Spatial Autocorrelation) digunakan untuk menganalisis data. Hasil menunjukkan secara global tidak ada korelasi spasial namun secara lokal diketahui terdapat keterkaitan spasial yaitu di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut (High-High), dan Kota Cimahi (Low-High). Oleh karena itu, disarankan wilayah prioritas intervensi stunting di Provinsi Jawa Barat yaitu di Kabupaten Garut, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bandung karena tiga wilayah itu memiliki prevalensi stunting yang tinggi dan juga dikelilingi oleh wilayah yang tinggi.
Pengaruh Karakteristik Organisasi dan Kerja terhadap Peran Praktik Mandiri Bidan (PMB) dalam Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Nuraidah, Lutfi Fajar; Umbul W, Chatarina; Devy, Shrimarti Rukmini
VJKM: Varians Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025): Juni 2025
Publisher : Varians Statistik Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63953/vjkm.v3i1.24

Abstract

Sejak tahun 1981 lebih dari 78 juta orang terinfeksi HIV dan 39 juta diantaranya meninggal dunia, penyebaran kasus AIDS di Kota Surabaya sudah merambah pada kelompok risiko rendah seperti Ibu Rumah Tangga dan bayi. Penularan HIV dari Ibu ke Anak cukup mengkhawatirkan, pada tahun 2017 terdapat 15% bayi yang tertular dari Ibu nya.. Hal ini cukup mengkhawatirkan sehingga perlu upaya deteksi dini lebih baik untuk mencegah penularan HIV dari Ibu ke Anaknya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi peran PMB dalam pelaksanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan observasional analitik yang menggunakan design cross sectional yang dilaksanakan di Kota Surabaya dengan besar sampel sebanyak 32 PMB dan 64 ibu hamil (masing-masing PMB 2 ibu hamil) yang dipakai sebagai sampel dalam menilai peran yang dilakukan oleh PMB tersebut. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Proportional Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara kepada PMB dan Ibu hamil dengan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Data dianalisis menggunakan analisis univariabel, bivaribel dan multivariabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 3 kandidat yang dapat dilanjutkan untuk analisis multivariabel yakni reward (p value < 0,001), beban kerja (p value = 0,005) dan pelatihan (p value = 0,082). Hasil akhir analisis regresi ganda diperoleh yang berpengaruh terhadap peran PMB dalam melaksanakan PPIA Anak di Kota Surabaya yakni reward, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara reward dengan peran PMB dalam pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak di Kota Surabaya
RISK FACTORS AND CHARACTERISTICS OF ACTIVE AND LATENT TUBERCULOSIS IN CHILDREN ≤ 14: ACTIVE CASE FINDING: Faktor Risiko dan Karakteristik Tuberkulosis Aktif dan Laten Pada Anak ≤ 14 Tahun: Penemuan Kasus Aktif Syahrul, Fariani; Catur Adi, Annis; Fajar Nuraidah, Lutfi; Mufida Ersanti, Arina; Tri Sulistijorini, Hinu; Lipu, Yanto; Salisa, Wizara; Shafira Putri, Maurilla; Al Himny Rusydy, Muhammad; Ghanynafi, Abdullah
Jurnal Berkala Epidemiologi Vol. 13 No. 3 (2025): Jurnal Berkala Epidemiologi (Periodic Epidemiology Journal)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jbe.V13I32025.299-307

Abstract

Background: In 2024, 135,000 tuberculosis (TB) cases were reported in Indonesian children, accounting for part of the 885,000 total TB cases nationwide. Pediatric TB remains a concern due to children’s vulnerability from immature immunity, poor nutrition, and close contact with TB patients. Early detection through active case finding (ACF) is crucial for identifying active and latent TB in at-risk populations. Purpose: To determine the prevalence of active and latent TB and analyze associated risk factors among children screened through ACF. Methods: A cross-sectional study was conducted among 870 children in Sidoarjo Regency using ACF. Active TB was diagnosed through symptom interviews and sputum examination, while latent TB was determined by tuberculin skin test (TST). Nutritional status was assessed using body mass index (BMI). Bivariate analysis was performed to assess associations with active TB. Results: The prevalence of active TB was 4%, and that of latent TB was 4.7%. Among TB cases, 46% were active and 54% latent. Malnutrition was common in active (77%) and latent (46%) TB. Bivariate analysis showed no significant associations with gender, close contact, or passive smoking. Children aged <5 years had a higher risk than those aged 5–14 years (OR = 3.11; 95% CI: 0.99–9.79; p = 0.064). Nutritional status was significantly associated with active TB (χ² = 7.85; p = 0.049). Underweight children had nearly four times higher risk of active TB compared to those with normal nutrition (OR = 3.94; 95% CI: 1.32–11.76; p = 0.018). Conclusion: ACF was effective in detecting active and latent TB among children. Malnutrition was a significant risk factor, suggesting that nutritional interventions should be integrated into pediatric TB control strategies. Patients had close contact with active TB patients.