Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Resistensi Masyarakat Pada Penggusuran Studi Kasus Kota Bandar Lampung Hermansyah, Herbiyansa; Bagus Putra Setiawan; Agus Ananda; Abdul Halim; Umi Wahyutin; Qorry Ainaf; Indriani Anggita Putri
Jurnal Kajian Hukum Dan Kebijakan Publik | E-ISSN : 3031-8882 Vol. 2 No. 2 (2025): Januari - Juni
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/j54cjz59

Abstract

Penelitian ini mengkaji resistensi masyarakat terhadap penggusuran paksa di Kelurahan Sukarame Baru dan Desa Sabah Balau, Bandar Lampung, oleh Pemerintah Provinsi Lampung. Penggusuran dilakukan atas dasar klaim hukum atas tanah negara, namun dihadapkan dengan kenyataan sosial bahwa warga telah menghuni lahan tersebut secara turun-temurun. Metode kualitatif digunakan melalui studi pustaka dan analisis kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penggusuran dilakukan tanpa pendekatan partisipatif dan tanpa kompensasi yang layak, sehingga menimbulkan dampak sosial, ekonomi, dan psikologis yang signifikan bagi warga terdampak. Studi ini menyoroti pentingnya prinsip keadilan sosial, partisipasi masyarakat, dan perlindungan hak atas tempat tinggal dalam kebijakan pengadaan tanah. Rekomendasi kebijakan diarahkan pada model penyelesaian konflik agraria yang adil dan berkelanjutan melalui pendekatan partisipatif dan reforma agraria.
Pergeseran Tradisi Sebambangan di Menggala Tulang Bawang Studi Kasus Kesalahan dalam Penerapannya Hermansyah, Herbiyansa; Dhefa Ardhelia Kusnadi; Jesi Devialita; Susilo, Susilo; Teki prasetyo sulaksono
Jurnal Kajian Hukum Dan Kebijakan Publik | E-ISSN : 3031-8882 Vol. 2 No. 2 (2025): Januari - Juni
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/vnpxfq04

Abstract

Sebambangan adalah tradisi pernikahan adat Lampung yang telah lama menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat. Namun, dalam perkembangannya, praktik ini mengalami pergeseran makna, terutama di Menggala, Tulang Bawang, yang menyebabkan berbagai permasalahan sosial dan hukum. Kesalahpahaman antarbudaya, modernisasi, serta kurangnya pemahaman generasi muda terhadap nilai adat menyebabkan tradisi ini sering disalahartikan dan berujung pada konflik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab pergeseran makna Sebambangan, dampak sosial yang ditimbulkan, serta merumuskan solusi agar tradisi ini tetap lestari tanpa bertentangan dengan norma hukum yang berlaku. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi ini berfokus pada kasus di Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, di mana praktik Sebambangan berujung pada pelaporan ke pihak berwajib karena keluarga wanita, yang berasal dari latar belakang budaya Jawa, tidak memahami tradisi ini dan menganggapnya sebagai penculikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa modernisasi, minimnya edukasi adat, dan faktor ekonomi menjadi penyebab utama penyimpangan dalam praktik Sebambangan. Pergeseran ini menimbulkan berbagai dampak, seperti konflik keluarga, pernikahan di bawah umur, serta pelanggaran hukum. Dengan demikian agar Sebambangan tetap lestari tanpa menimbulkan dampak negatif, diperlukan upaya kolektif dari masyarakat, tokoh adat, dan pemerintah dalam memberikan edukasi adat serta merancang regulasi yang dapat menjaga keseimbangan antara tradisi dan hukum negara.