Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengukuran Budaya Keselamatan Pasien menggunakan Instrument Agency For Healthcare Research And Quality (AHRQ) 2.0 Akbar, Zaki; Wulandari, Siska; Yumiati, Titi
Journal of Medical Science Vol 6 No 1 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i1.129

Abstract

Budaya keselamatan pasien merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengukuran budaya keselamatan pasien melalui survei budaya penting untuk dilakukan oleh fasilitas kesehatan guna identifikasi permasalahan serta menentukan Langkah perbaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya keselamatan pasien di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2023. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross sectional dengan menilai budaya keselamtan pasien menggunakan kuisioner Hospital Survey on Patient Safety Culture dari Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) 2.0. Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai September 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 1017 responden. Dari 10 dimensi tersebut terdapat budaya kuat pada 5 dimensi yaitu dimensi harapan dan tindakan manajer dalam mempromosikan patient Safety, dimensi organizational learning-perbaikan berkelanjutan, dimensi kerjasama dalam unit, dimensi komunikasi terbuka, serta dimensi umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan. Sedangkan 5 dimensi lainnya termasuk katagori budaya sedang yaitu staffing, dukungan manajemen terhadap patient safety, hansoff dan transisi, persepsi staff mengenai patient safety, dan frekuensi pelaporan kejadian, dengan nilai terendah didapatkan pada budaya staffing. RSUD dr. Zainoel Abidin berada pada kategori budaya sedang yang ditandai dengan respon positif pada 10 dimensi sebesar 69,5 %.
Hubungan Respiratory Distress Syndrom dengan kejadian Acute Kidney Injury pada Neonatus di Neonatal Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh Arsa, Iwan Sabardi; Haris, Syafruddin; Darnifayanti, Darnifayanti; Yusuf, Sulaiman; Herdata, Heru Noviat; Akbar, Zaki
Sari Pediatri Vol 26, No 1 (2024)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp26.1.2024.36-42

Abstract

Latar belakang. Respiratory Distress Syndrome merupakan penyebab gangguan pernapasan, sering terjadi pada bayi baru lahir dan juga menjadi penyebab paling umum terjadinya morbiditas dan mortalitas pada neonatus. Salah satu komplikasi yang sering terjadi adalah Acute Kidney Injury.Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara Respiratory Distress Syndrome dengan kejadian Acute kidney injury pada neonatus di Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik obervasional dengan desain cross-sectional. Data dikumpulkan dari pasien yang dirawat dalam periode Januari 2021-Desember 2021. Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Besar sampel penelitian adalah total populasi. Penelitian bersifat retrospektif dengan variabel dependen dan independen yang diamati secara sekaligus.Hasil. Selama penelitian berlangsung didapatkan 50 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian, jumlah neonatus berjenis kelamin laki-laki (50%) sebanding dengan perempuan (50%). Usia neonatus terbanyak pada kelompok 3 hari yakni 36 subjek (72%). Mayoritas jenis persalinan dijumpai pada kelompok sectio caesarea yakni 45 subjek (90%). Kelompok usia gestasi 34-36 minggu (preterm) terbanyak yakni 32 subjek (64%). Subjek kelompok Berat badan lahir 1000-<1500 gram (Bayi Berat Lahir Sangat Rendah) dijumpai terbanyak yakni 43 subjek (86%). Nilai Skor Downes >7 berhubungan dengan kejadian Acute Kidney Injury. Mayoritas subjek penelitian dengan Respiratory Distress Syndrom tidak dijumpai Acute Kidney Injury, sebanyak 39 subjek (78%) dengan hasil normal.Kesimpulan. Pada penelitian ini didapatkan terdapat hubungan antara Respiratory Distress Syndrom dengan kejadian Acute Kidney Injury (p<0,05), Koefisien korelasi 0,668 menunjukkan hubungan yang kuat.
Hubungan Kadar Bilirubin Transkutan dengan Bilirubin Serum Total pada ikterus Neonatorum di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Muliana, Cut; Firmansyah, Isra; Amna, Eka Yunita; Haris, Syafruddin; Yusuf, Sulaiman; Akbar, Zaki
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-literate.v9i11.52280

Abstract

Ikterus pada minggu pertama kehidupan ditemukan 60% pada neonatus cukup bulan dan 80% pada neonatus kurang bulan. Pemeriksaan kadar bilirubin penting dalam membedakan hiperbilirubinemia fisiologis dan patologis pada neonatus, juga untuk menentukan pengobatan pada ikterus neonatorum. Selama ini penentuan kadar bilirubin dilakukan dengan pemeriksaan serum darah vena, namun memiliki beberapa efek samping. Pengukuran bilirubin transkutan merupakan metode non-invasif untuk mengukur kadar bilirubin pada bayi baru lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar bilirubin transkutan dengan bilirubin serum total pada ikterus neonatorum di Rumah Sakit dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan analitik obervasional dengan desain cross sectional. Data dikumpulkan dari neonatus yang dirawat dalam periode Januari – Maret 2023. Subjek penelitian merupakan neonatus yang mengalami ikterus neonatorum dan menjalani pemeriksaan kadar bilirubin serum total dan kadar bilirubin transkutan dengan interval waktu maksimal 30 menit antara kedua pemeriksaan tersebut. Semua subjek penelitian belum pernah mendapatkan fototerapi. Total 30 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Rerata kadar bilirubin serum total 14,46 ± 3,36 mg/dL dan rerata kadar bilirubin transkutan 12,50 ± 3,55 mg/dL pada dahi serta 13,10 ± 3,25 mg/dL pada sternum. Koefisien korelasi antara kadar bilirubin serum total dengan bilirubin transkutan adalah 0,85 pada dahi dan 0,88 pada sternum, p<0,000. Pada penelitian ini didapatkan kadar bilirubin transkutan memiliki korelasi yang baik dengan bilirubin serum total sehingga dapat digunakan sebagai alat skrining untuk memperkirakan kadar bilirubin serum total pada ikterus neonatorum. Pemeriksaan kadar bilirubin transkutan pada sternum memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan pada dahi.