Pratiwi, MM. Shinta
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The Application of Psychoanalytic Psychotherapy in Reducing Suicidal Ideation through Ego Functioning Enhancement: A Single-Subject Experiment Siraj, Muhammad Fakhrun; Winta, Mulya Virgonita I.; Pratiwi, MM. Shinta
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 14, No 3 (2025): Volume 14, Issue 3, September 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v14i3.19106

Abstract

Suicide is a complex mental health issue often associated with ego dysfunction, including affect regulation, impulse control, and defense mechanisms. This study aims to evaluate the application of psychoanalytic psychotherapy in enhancing ego function and reducing suicidal ideation in a final-year university student. The research employs a single-subject experimental design, measuring ego function before and after the intervention using the Ego Functioning Assessment (EFA). The subject underwent 10 sessions of psychoanalytic psychotherapy, focusing on intrapsychic conflict exploration, transference, and defense mechanisms. The results indicate a significant improvement in all aspects of ego function, particularly in impulse regulation, defense mechanisms, and cognitive processes, contributing to a reduction in the intensity of suicidal ideation. EFA scores showed substantial increases, and the subject transitioned from a neurotic personality organization to a normal personality organization. These findings suggest that psychoanalytic psychotherapy effectively strengthens ego function, which plays a crucial role in mitigating suicide risk. Future research is recommended to include a larger sample and longitudinal evaluation to validate these findings.Bunuh diri merupakan masalah kesehatan mental yang kompleks dan sering dikaitkan dengan gangguan fungsi ego seperti regulasi emosi, kontrol impuls, dan mekanisme pertahanan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan psikoterapi psikoanalisis dalam meningkatkan fungsi ego dan menurunkan ide bunuh diri pada seorang pasien berstatus mahasiswa semester akhir. Penelitian menggunakan eksperimen subjek tunggal dengan pengukuran fungsi ego dilakukan sebelum dan setelah intervensi menggunakan Ego Functioning Assessment (EFA). Subjek menjalani 10 sesi psikoterapi psikoanalisis yang berfokus pada eksplorasi konflik intrapsikis, transferensi, dan mekanisme pertahanan. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dalam semua aspek fungsi ego, terutama dalam regulasi dan kontrol dorongan, mekanisme pertahanan, dan proses pemikiran yang berkontribusi pada penurunan intensitas ide bunuh diri. Skor EFA meningkat secara signifikan dan subjek mengalami transisi dari organisasi kepribadian neurosis ke normal. Temuan ini mengindikasikan bahwa psikoterapi psikoanalisis efektif dalam memperkuat fungsi ego yang berperan dalam mereduksi risiko bunuh diri. Penelitian ini merekomendasikan studi lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan evaluasi jangka panjang untuk mengonfirmasi temuan ini.
Factors of Resilience among Employees at Charlie Hospital Demak Kurniasih, Indit; Winta, Mulya Virgonita I.; Pratiwi, MM. Shinta
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 14, No 4 (2025): Volume 14, Issue 4, Desember 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v14i4.20719

Abstract

New hospitals such as Charlie Hospital Demak face major challenges related to high work pressure and structural uncertainty that risk reducing employee performance. This study aims to identify the dominant factors that influence employee resilience using Grotberg's theoretical framework. A descriptive qualitative approach was used through in-depth interviews, non-participant observation, and literature study of five key informants from various work units. The results show that the dominant factors influencing resilience are self-efficacy, social support from superiors, coworkers, and family, and an attitude of optimism. The three interact to form a positive loop that strengthens employees' adaptive abilities. Resilience is proven to be a strong predictor of employee performance. It is recommended that management implement a structured model of strengthening resilience through training and a multilevel support system.Rumah sakit baru seperti Charlie Hospital Demak menghadapi tantangan besar terkait tekanan kerja tinggi dan ketidakpastian struktural yang berisiko menurunkan performa pegawai. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang memengaruhi resiliensi pegawai dengan menggunakan kerangka teori Grotberg. Pendekatan kualitatif deskriptif digunakan melalui wawancara mendalam, observasi non-partisipan, dan studi pustaka terhadap lima informan kunci dari berbagai unit kerja. Hasil menunjukkan bahwa faktor dominan yang memengaruhi resiliensi adalah self-efficacy, dukungan sosial dari atasan, rekan kerja, dan keluarga, serta sikap optimisme. Ketiganya berinteraksi membentuk loop positif yang memperkuat kemampuan adaptif pegawai. Resiliensi terbukti sebagai prediktor kuat terhadap kinerja pegawai. Disarankan manajemen menerapkan model penguatan resiliensi secara terstruktur melalui pelatihan dan sistem dukungan multilevel.