Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

The Customary Marriage of Samin Penghayat in Tulang Bawang Regency, Lampung, Indonesia Muslimin, Ahmad; Asnawi, Habib Shulton; Dahlan, Rahmat; el-Hajjami, Aicha; Alamsyah, Alamsyah; Mahmudah, Siti
Analisa: Journal of Social Science and Religion Vol 9, No 1 (2024): Analisa: Journal of Social Science and Religion
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18784/analisa.v9i1.2242

Abstract

The marriage of the Samin people in Lampung Province is conducted in a customary manner. The Samin people experience many obstacles in the process of registering their marriage officially through state institutions. The purpose of this article is to describe the Samin traditional marriage and then analyze the reasons why the Samin community conducts traditional marriages. This article uses a qualitative method, the object of research was conducted on the Samin community in Tulang Bawang Regency Lampung. Primary data sources were obtained directly from Samin traditional leaders and the community who performed traditional marriages. Secondary data sources were obtained through Samin guidebooks and journals related to Samin studies. Data collection techniques used are observation, interviews and documentation. The results showed that the marriage process of the Samin community in Tulang Bawang Regency was carried out through several stages including: (1) nyumuk, (2) ngendek, (3) nyuwito, (4) paseksen, (tingkep). Samin traditional marriage does not yet have authentic legality. The legal status of the marriage is only valid in the eyes of the customary law of the adherents but not in the eyes of Indonesian marriage law. The reasons why Samin people do not officially register their marriages are 1). The Samin organization has not been registered with the Directorate of Trust of the Ministry of Culture as a marriage registration officer 2). Samin leaders have not been registered with the Ministry because they do not have a Registered Certificate (SKT). 3) Their ancestors did not teach that marriage should be registered.
ENHANCING OIL PALM YIELDS THROUGH THE INTEGRATION OF SHARIA ECONOMICS AND AGROECOLOGY: A CASE STUDY OF MEKAR INDAH JAYA FARMER GROUP Hidayat, Sarif; Muslimin, A.; Agus Mushodiq, M.; Ligery, Finny; Yusuf, M.
Jurnal Dinamika Ekonomi Syariah Vol 12 No 2 (2025): Jurnal Dinamika Ekonomi Syariah
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah, Institut Agama Islam Pangeran Diponegoro Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/jdes.v12i2.1498

Abstract

This study aims to analyze strategies for improving oil palm agricultural yields based on the perspective of Sharia economics and agroecology within the Mekar Indah Jaya Farmer Group. The method used is a qualitative approach through case studies, observation, interviews, and documentation. The results show that the application of the principles of tawhid and khilafah, along with agroecological practices, can enhance harvest yields, environmental sustainability, and social welfare. Strategies such as the use of organic fertilizers, muzara’ah contracts, and spiritual activities like communal prayers and harvest almsgiving are key determining factors. This model demonstrates the effectiveness of integrating Sharia values and environmental preservation in sustainable oil palm farming.
ENHANCING OIL PALM YIELDS THROUGH THE INTEGRATION OF SHARIA ECONOMICS AND AGROECOLOGY: A CASE STUDY OF MEKAR INDAH JAYA FARMER GROUP Hidayat, Sarif; Muslimin, A.; Agus Mushodiq, M.; Ligery, Finny; Yusuf, M.
Jurnal Dinamika Ekonomi Syariah Vol. 12 No. 2 (2025): Jurnal Dinamika Ekonomi Syariah
Publisher : Program Studi Ekonomi Syariah, Universitas Pangeran Diponegoro Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/jdes.v12i2.1498

Abstract

This study aims to analyze strategies for improving oil palm agricultural yields based on the perspective of Sharia economics and agroecology within the Mekar Indah Jaya Farmer Group. The method used is a qualitative approach through case studies, observation, interviews, and documentation. The results show that the application of the principles of tawhid and khilafah, along with agroecological practices, can enhance harvest yields, environmental sustainability, and social welfare. Strategies such as the use of organic fertilizers, muzara’ah contracts, and spiritual activities like communal prayers and harvest almsgiving are key determining factors. This model demonstrates the effectiveness of integrating Sharia values and environmental preservation in sustainable oil palm farming.
Tradisi Bubak Kawah dalam Perkawinan Masyarakat Adat Jawa Perspektif Islam Nusantara In’am, Salsabila; Muslimin, A.; Asnawi, Habib Shulthon; Nawawi, M. Anwar
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v7i2.93341

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang pratik tradisi bubak kawah perspektif Islam Nusantara Desa Candra Jaya, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat, yang melatarbelakangi peneliti untuk mengkaji tradisi bubak kawah tersebut terdapat dalam pratiknya, seperti halnya memutari rumah 3 kali dan pembelian es cendol dengan menggunakan transaksi uang genting. Tradisi bubak kawah di Desa Candra Jaya harus dilakukan oleh anak pertama perempuan tidak boleh bungsu. Tradisi bubak kawah dalam pratiknya apakah menyimpang atau tidak dengan ajaran Islam, tetapi dilihat dari masyarakat Desa tersebut ada yang menyakini dan ada yang tidak karena dengan pratiknya dianggap seperti hal-hal yang menyimpang ajaran Islam namun tidak lain dengan masyarakat yang menyakini tradisi ini dengan alasan mengharap berkah dari Allah SWT dan rasa syukur orang tua karena sudah menikahkan anak pertamanya. Pratik tradisi bubak kawah menggambarkan adanya kultur antara Islam dan budaya. Artikel ini untuk mengkaji sinkretisme budaya dan agama, bagaimana Islam Nusantara menyikapi tradisi bubak kawah, serta relevansinya di masyarakat saat ini. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah kualitatif, dengan pendekatan antropologi budaya dan menggunakan teknik pengumpulan data, observasi, dokumen dan wawancara. Sumber data diperoleh dari Tokoh Adat dan orang tua mempelai perempuan sebagai nara sumber data tradisi bubak kawah di Desa Candra Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi bubak kawah perspektif Islam Nusantara termasuk dalam Akulturasi antara Islam dan budaya, tidak menyimpang ajaran Islam, Akulturasi anatra Islam itulah yang dapat disebut kedalam Islam Nusantara. Tradisi bubak kawah ini perlu dilestarikan karena mengandung nilai Keislaman dalam budaya. Artikel ini bertujuan untuk menambah wawasan, menginspirasi, dan menjaga budaya Islam Nusantara, dengan fatwa ulama sebagai refrensi bagi masyarakat dan peneliti.