Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Kritis Kritik Al-Dzahabi terhadap Tafsir Al-Kasysyaf terhadap Q.S. an-Nisa’: 164 Alfirdaus, Rasya'; Qothrunnada AS, Aliyya; Sihabudin, M.
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 21 No 2 (2025): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JSQ.21.2.4

Abstract

The development of interpretation from era to era has given rise to sectarianism, absolutism, and blind fanaticism in interpretation. This is highly risky and has excellent potential to become a deviation in interpretation, thus giving rise to the study of critical interpretation. In this context, the Tafsir al-Kasysyaf, known for the intense subjectivity of its interpreter, is particularly susceptible to absolutism and blind fanaticism, which are closer to deviations in interpretation. Therefore, it is worthy of critical study. Al-Dzahabi, an expert in critical interpretation, outlines the critical research here. The object of study focuses on Q.S. al-Nisa' verse 164 because it discusses the nature of Allah's speech that the Mu'tazilah opposes, thus providing an overview of how the mufassir defends the theology he adheres to regarding this verse. Using library research and descriptive analysis methods, this research article aims to examine al-Dzahabi's criticism based on the focus of the study on the interpretation of Q.S. al-Nisa' verse 164 in al-Kasysyaf — whether it is included in al-dakhil or not, and about the forms of al-dakhil that contradict al-ashil. This study found that az-Zamakhsyari's interpretation of the verse is categorised as al-dakhil in the form of riwayat and raiso or ijtihad. Further research recommendations include expanding the analysis to other interpretations influenced by theological tendencies and developing a methodology of interpretation criticism as a scientific evaluation tool. This study encourages academics and exegesis practitioners to apply an objective, critical approach to maintain validity and avoid errors in understanding the Quran.
Konservasi Pantai Tirang Semarang melalui Penanaman Bakau dan Cemara Laut Internalisasi Qur'ani Ayat-Ayat Ekologi Alfirdaus, Rasya'; Qothrunnada AS, Aliyya; Nurul Latifah, Rahma; Khasanah, Maulida; Firmananda, M. Fikri; Suryo Wicaksono, M. Abdullah; Mutma'inah, Mutma'inah
Al-ihsan: Jurnal Pengabdian Agama Islam Vol. 1 No. 2 (2024): Al-Ihsan : Jurnal Pengabdian Agama Islam
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/aijpai.2024.20146

Abstract

Pantai Tirang, Semarang, menghadapi krisis ekologi berupa abrasi parah dengan laju 17,14 m/tahun, yang mengancam keberlanjutan ekosistem pesisir. Penelitian ini bertujuan merehabilitasi kawasan Pantai Tirang melalui penanaman mangrove dan cemara laut sebagai bentuk implementasi nilai-nilai Qur'ani dalam konservasi lingkungan. Metode yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan penanaman langsung di lapangan. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UIN Walisongo Semarang, Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, dan komunitas Semarang Mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman 18 bibit mangrove dan 10 bibit cemara laut berhasil memberikan dampak positif secara ekologis, seperti mencegah abrasi, melindungi keanekaragaman hayati, serta mendukung keberlanjutan ekosistem pesisir. Secara sosial, kegiatan ini meningkatkan kesadaran ekologis masyarakat dan mahasiswa sebagai bagian dari tanggung jawab manusia sebagai khalifah fi al-Ard. Temuan ini menegaskan pentingnya pendekatan berbasis nilai-nilai Qur'ani untuk mengatasi masalah lingkungan dan menciptakan paradigma kesadaran ekologis berkelanjutan. Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa konservasi berbasis Qur'ani memiliki potensi besar dalam menangani krisis lingkungan. Namun, keberlanjutan program memerlukan monitoring jangka panjang dan peningkatan keterlibatan masyarakat lokal. Penelitian ini menjadi contoh konkret bagaimana ajaran Islam dapat diterapkan untuk solusi ekologis yang mendukung tujuan syariat (maqashid syariah).