Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

HUBUNGAN SATURASI OKSIGEN (SPO₂) SAAT LATIHAN DENGAN KEMAMPUAN VO₂MAX STUDENT ATHLETE SMA DI BANJARMASIN Ridhani, Akhmad; Bernadus Sadu; Utomo Wicaksono; Dadan Prayogo; Uswatun Hasanah; Juliani Saputri; Sally Pobas
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 3: Agustus 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemampuan VO₂max merupakan indikator utama kebugaran kardiovaskular yang sangat dipengaruhi oleh efisiensi sistem respirasi, salah satunya ditunjukkan melalui nilai saturasi oksigen (SpO₂) saat latihan. Meskipun VO₂max telah banyak dikaji, hubungan langsungnya dengan SpO₂ selama aktivitas fisik intens pada populasi remaja atlet masih belum banyak dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara SpO₂ saat latihan dengan kemampuan VO₂max pada siswa putra SMA yang aktif mengikuti kegiatan olahraga di Kota Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain observasional cross-sectional. Data dikumpulkan dari 42 siswa melalui pengukuran SpO₂ menggunakan pulse oximeter saat mengikuti beep test dan estimasi VO₂max berdasarkan level akhir tes. Data yang telah dikategorikan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan antara status SpO₂ dan VO₂max, di mana seluruh siswa dengan SpO₂ <95% memiliki VO₂max dalam kategori rendah, sedangkan hampir seluruh siswa dengan SpO₂ ≥95% memiliki VO₂max tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa SpO₂ saat latihan dapat menjadi indikator fungsional dalam mengevaluasi kapasitas aerobik remaja. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu fisiologi olahraga dan praktik evaluasi kebugaran, serta merekomendasikan penggunaan pemantauan SpO₂ sebagai alat bantu praktis dan prediktif dalam pembinaan atlet usia sekolah.
KOMBINASI INTERVENSI TERAPI KOMPLEMENTER WOODEN MASSAGER ROLLERS DAN CORE STABILIZATION EXERCISES UNTUK MENURUNKAN NYERI PUNGGUNG BAWAH Prayogo, Dadan; Utomo Wicaksono; Akhmad Ridhani; Rizky Ridhayanti; Uswatun Hasanah; Juliani Saputri
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 5 No. 6 (2025): Nopember 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan salah satu keluhan muskuloskeletal yang sering dialami oleh pekerja dengan aktivitas fisik berat, termasuk pekerja pemecah batu. Penanganan NPB dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, termasuk terapi komplementer seperti penggunaan wooden massager rollers dan latihan core stabilization. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas wooden massager rollers saja dengan kombinasi wooden massager rollers dan core stabilization exercises terhadap intensitas nyeri dan tingkat disabilitas pada pekerja pemecah batu. Desain penelitian yang digunakan adalah pre–post test control group design dengan total sampel 22 orang, dibagi menjadi dua kelompok. Intervensi dilakukan dua kali per minggu selama enam minggu. Intensitas nyeri diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dan tingkat disabilitas diukur menggunakan Modified Oswestry Disability Index (ODI). Hasil menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami penurunan signifikan pada skor NRS dan ODI (p < 0,001). Kelompok kombinasi menunjukkan penurunan nyeri dari 6,27 ± 0,65 menjadi 2,36 ± 0,67 dan penurunan skor ODI dari 35,09 ± 3,88 menjadi 18,64 ± 3,45, yang lebih besar dibanding kelompok wooden massager rollers saja. Uji independent t-test menunjukkan perbedaan signifikan antar kelompok pada kedua parameter (p < 0,05). Temuan ini mengindikasikan bahwa kombinasi terapi manual dan latihan stabilisasi inti lebih efektif dalam mengurangi nyeri dan disabilitas NPB dibandingkan terapi manual tunggal, sehingga dapat direkomendasikan sebagai strategi intervensi komplementer pada pekerja fisik dengan NPB.
Core strengthening dan breathing exercises sebagai intervensi antropometri pada perempuan obesitas Hasanah, Uswatun; Juliani Saputri; Akhmad Ridhani; Utomo Wicaksono; Dadan Prayogo; Bernadus Sadu; Rizky Ridhayanti
Bravo's: Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Vol 13 No 4 (2025): Bravo's: Journal of Physical Education and Sport Science
Publisher : Physical Education Departement of University PGRI Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32682/bravos.v13i4/193

Abstract

Obesity is a global health issue associated with an increased risk of metabolic diseases such as diabetes mellitus, hypertension, and cardiovascular disorders. Women are more susceptible to abdominal obesity due to higher visceral fat accumulation. This study aimed to investigate the effect of a combined core strengthening and breathing exercise program on reducing body mass index (BMI) and waist circumference in obese women. A one-group pretest-posttest design was used, involving 15 obese female participants aged 20–35 years. The intervention was conducted over six weeks, with a frequency of three sessions per week. The exercise program included core strengthening exercises (pelvic tilt, supine marching, bridge, modified and full bird-dog, side leg lift, wall plank, single-leg bridge, modified and full side plank, light curl-up, dynamic bridge, modified full plank, light wall sit, flutter kick, and superman hold) and breathing exercises (diaphragmatic breathing and pursed-lip breathing). BMI and waist circumference were measured before and after the intervention. Paired sample t-test results showed a significant reduction in BMI from 27.63 ± 0.76 to 26.61 ± 0.76 (p < 0.001) and in waist circumference from 91.07 ± 3.57 cm to 86.73 ± 3.22 cm (p < 0.001). These findings suggest that the combined exercise program is effective in improving anthropometric indicators related to obesity. This non-pharmacological intervention may be recommended for obesity management in women. Further research is needed to assess its long-term effects and potential integration with other lifestyle interventions such as dietary changes and health education. Further research is needed to assess its long-term effects and potential integration with other lifestyle interventions such as dietary changes and health education.