Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Examination of Coliform and Escherichia coli Contamination in Refilled Drinking Water in Cirebon Regency, Indonesia Shonia, Ana Naela; Fitriani, Hikmah; Indrakusuma, Mohammad Erwin
GHMJ (Global Health Management Journal) Vol. 8 No. 2s (2025): Special Issues
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35898/ghmj-82s1224

Abstract

Background: Refillable drinking water is a commonly used source of water for the public. Contamination of this water can lead to various diseases, including waterborne diarrhea. Coliform bacteria and Escherichia coli are indicators of faecal contamination and can cause waterborne diseases. This study aims to determine whether Coliform and Escherichia coli are present in refillable drinking water in Cirebon Regency. Aims: To identify the presence of Coliform and Escherichia coli bacteria in refillable drinking water in Cirebon Regency. Methods: This descriptive study employed purposive sampling to collect six samples of refillable drinking water from six different depots located in Cirebon Regency. Each sample was tested four times using various laboratory tests, including Nutrient Agar, Mac Conkey Agar, Gram Staining, IMVIC, and TSIA. Results: All samples showed the presence of Coliform (100%), as shown by the Mac Conkey Agar test indicating lactose fermentation and Gramme Staining revealing rod-shaped bacteria. However, Escherichia coli was not found (0%) in any of the samples. The results of the Mac Conkey Agar test as a lactose fermenter, Gram Staining showing rod-shaped bacteria, and IMVIC tests showed the following profile: Indole +, MR +, VP -, Citrate -, and TSIA: A/A, H₂S -, Gas +. While Escherichia coli was absent, the detection of other Coliforms suggests persistent hygiene issues; Citrobacter freundii and Klebsiella were found to be Coliform bacteria. Conclusion: No Escherichia coli were detected in any of the samples, but Coliform bacteria were found in 6 out of 6 samples (100%). The maintenance of refillable drinking water depots is crucial for public health. Owners must frequently clean and disinfect the reservoirs to prevent contamination. Additionally, authorities are responsible for regularly monitoring the hygiene and sanitation of these depots.
Penguatan Legalitas Pelaku UMKM melalui Pembuatan Nomor Induk Berusaha di Kelurahan Watubelah Marlina, Tina; Rahman, Hanfi Pauzia; Milyanti, Mia; Fitriani, Andriana Aulia; 'Aisy, Radya Rahadatul; Shonia, Ana Naela; Nisa, Qoirun; Tantowijaya, Bibit; Yasir, Nazib Mohamad
Jurnal Pengabdian Masyarakat Inovasi Indonesia Vol 2 No 2 (2024): JPMII - April 2024
Publisher : CV Firmos

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54082/jpmii.375

Abstract

Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) memiliki peran yang signifikan dalam ekonomi Indonesia, baik dalam hal menciptakan lapangan kerja maupun jumlah usaha yang ada. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pelaku UMKM adalah masalah legalitas usaha. Legalitas usaha merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha untuk mendapatkan berbagai kemudahan dan fasilitas dari pemerintah, seperti perizinan, perpajakan, bantuan modal, bantuan hukum, perlindungan konsumen, dan lain-lain. Jumlah pelaku UMKM yang dijadikan sampel sebanyak 20 responden dengan beberapa jenis usaha. Metode yang dilakukan dengan memberikan seminar mengenai pentingnya NIB dan pembuatan NIB secara langsung. Para pelaku UMKM dibimbing oleh mahasiswa yang sebelumnya para mahasiswa diberikan pembinaan mengenai pendaftaran NIB oleh dinas UMKM.  Hasil ; Program pemberdayaan UMKM ini diawali dengan dilakukannya seminar untuk sosialisasi terhadap pelaku UMKM di Kelurahan Watubelah yang diikuti dengan antusias oleh para pelaku UMKM. kemudian banyak faktor kendala yang dihadapi masyarakat mengenai pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB). Faktor tersebut seperti ketidaktahuan mengenai NIB, khawatir ada biaya terkait pendaftarannya, dan kesibukan sehari – hari mereka saat berjualan. Oleh karena itu, banyak pelaku UMKM yang sudah lama beroperasi masih belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).