Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Physicochemical and Sensory Quality of Noodle with Taro and Gembus Flour Ayustaningwarno, Fitriyono; Velicia, Velicia; Christanto, Monica Lemuela; Indriyanti, Risa; Wijayanti, Hartanti Sandi; Rahadiyanti, Ayu; Afifah, Diana Nur; Rustanti, Ninik; Anjani, Gemala; Ayu, Azzahra Mutiara
agriTECH Vol 45, No 3 (2025)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/agritech.98089

Abstract

Consuming low glycemic index (GI) foods is crucial for managing glycemic control in people with diabetes mellitus (DM). Meanwhile, taro (Colocasia esculenta L. Schott) flour, recognized for low GI and resistant starch content, along with gembus flour, rich in fiber and protein, are potential substitutes in the formulation of dried noodle designed for DM diets. This study aimed to investigate five formulations namely F0 to F4 with varying percentages of taro and gembus flour using a completely randomized design. The parameters analyzed include energy content, proximate composition (carbohydrates, protein, fat, moisture, ash), dietary fiber, resistant starch, starch digestibility (using Kjeldahl, Soxhlet, and AACC 66-50 methods), as well as cooking quality. Statistical analysis used Kruskal-Wallis, Mann-Whitney, and one-way analysis of variance (ANOVA) with post-hoc tests to assess differences. Organoleptic quality was evaluated using hedonic and Just About Right (JAR) scales, while GI and glycemic load (GL) were determined by comparing glucose response curves. The results showed that higher gembus flour content reduced energy content, carbohydrates, starch digestibility, and GL, while increasing protein, fat, ash, dietary fiber, resistant starch, and cooking loss. The optimal formulation, F4 (20% taro flour, 20% gembus flour), was favored due to the balanced nutritional profile indicated by lower levels of carbohydrates and fat with higher levels of protein and fiber, as well as consumer preference. In conclusion, substituting taro and gembus flour in dried noodle significantly impacts nutritional composition, cooking quality, organoleptic attributes, and glycemic response, making both suitable alternatives for managing DM dietary needs.
Perbandingan Knowledge, Attitude, and Practice Dokter-Dokter Gigi terhadap Telemedicine Post-Pandemi Covid-19 di Grobogan dan Kudus Setyawan, Aris; Nindita, Yora; Hardini, Nadia; Lestari, Sri Pudji; Ayu, Azzahra Mutiara
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 30 No 1 (2024): JANUARI
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v30i1.2685

Abstract

Telemedicine menjadi solusi bagi pasien dan tenaga medis untuk mempermudah akses pelayanan kesehatan. Dokter dan dokter gigi perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang baik terhadap telemedicine sehingga mengoptimalkan manfaat telemedicine. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran skor knowledge, attitude, dan practice dari dokter dan dokter gigi yang berpraktik di wilayah yang berbeda (Grobogan dan Kudus). Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik cross sectional study menggunakan intrumen kuesioner KAP. Subjek penelitian ini yaitu dokter dan dokter gigi di rumah sakit, puskesmas, dan praktik mandiri di Kabupaten Grobogan dan Kudus. Uji statistik menggunakan Mann-Whitney test (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dokter dan dokter gigi memiliki skor knowledge (p=0,317) dan attitude (p=0,319) yang tidak berbeda secara signifikan, baik di wilayah kerja Kabupaten Grobogan maupun Kudus dengan skor yang tergolong sangat baik di kedua wilayah. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,007) pada skor practice terhadap telemedicine antara wilayah kerja Kabupaten Grobogan dan Kudus. Dokter dan dokter gigi di Kabupaten Grobogan memiliki skor practice yang tergolong tidak baik, sedangkan di Kabupaten Kudus tergolong kurang baik. Faktor lingkungan kerja, karakteristik pasien di wilayah kerja, usia dan lama praktik dapat mempengaruhi keterampilan dan praktik profesional kesehatan dalam menggunakan telemedicine sehingga perlu adanya dukungan dari berbagai pihak.