Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

PROSES PENGOLAHAN DAN APLIKASI MINYAK SAWIT MERAH PADA INDUSTRI PANGAN Ayustaningwarno, Fitriyono
VITASPHERE Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : VITASPHERE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia is the largest producer of palm oil in the world. The high productivity of palm oilshould be followed by processing and diversification of processed palm oil products. One ofthe products are refined palm oil to eat. Palm oil can be processed into various kinds ofproductsfrom the stem, fruit, root. Thefruit is made into oil palm. Oil palmfroit is processedthrough handling the fruit bunches. boiling. threshing. pulverized. oil extraction. andclarification to become Crude Palm Oil (CPO). CPO has a variety of nutrients that arebeneficial to human health. such as a-, a-, ii-carotene, vitamin E (tocopherol. tokotrienol).Iicopene, lutein. sterols, unsaturatedfatty acid and ubiquinone. Generally CPO is processedinto cooking oil. However; cooking oil processing causes damage to the nutrition. To gainbenefit from the nutrients il needs to employ other treatment methods such as moleculardistillation and Supercritical Fluid Extraxtion (SFE). However. the process is still expensive.modified conventional cooking oil processing methods is also developed so that it can produceoil that still has a high nutrient. which is called Red Palm Oil (RPO). RPO can be used toreduce the risk of anemia in pregnant women. RPO when stored at room temperature can lastup to 8 months with a-carotene decrease from 500 to become 370. J ppm. With a high nutritionalvalue RPO can be used in a variety of products that are not exposed to excessive heat.including, saute oil, oils sachets for instant noodles. and salad dressings.
SNACK BAR RENDAH FOSFOR DAN PROTEIN BERBASIS PRODUK OLAHAN BERAS Jauhariah, Durotul; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 2 (2013): April 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.302 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i2.2750

Abstract

Latar Belakang: Hiperfosfatemia merupakan gangguan metabolisme pada pasien gagal ginjal kronik. Strategi diet untuk menurunkan kadar fosfor dalam darah adalah mengonsumsi makanan rendah fosfor, protein dan rasio fosfor-protein, antara lain beras dan putih telur. Modifikasi makanan selingan berupa snack bar menggunakan produk olahan beras dan putih telur dapat menghasilkan produk yang menarik dengan kandungan zat gizi lebih baik. Tujuan: Menganalisis kandungan zat gizi, rasio fosfor-protein, densitas kamba, daya patah, serta tingkat kesukaan snack bar dengan berbagai produk olahan beras.Metode: Penelitian eksperimental acak lengkap 1 faktor yaitu 3 jenis produk olahan beras meliputi sereal beras, rice krispi, dan brondong beras. Penelitian pendahuluan menunjukkan snack bar dengan penambahan putih telur 20% adalah yang paling disukai panelis sehingga digunakan sebagai formulasi tetap pada penelitian utama. Penelitian utama berupa pembuatan snack bar menggunakan berbagai produk olahan beras. Data kandungan zat gizi, rasio fosfor-protein, densitas kamba, dan daya patah dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan uji Tukey dan LSD. Tingkat kesukaan dianalisis menggunakan uji Friedman dilanjutkan uji Wilcoxon.Hasil: Dalam berat takaran saji 45 g, formulasi sereal beras mengandung 194, 78 kkal energi, 2,44 g protein, 58,13 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 23,74 mg/g. Formulasi rice krispi mengandung 193,20 kkal energi, 2,61 g protein, 71,55 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 27,27 mg/g. Formulasi brondong beras mengandung 202,66 kkal energi, 3,25 g protein, 77,77 mg fosfor, dan rasio fosfor-protein 23,80 mg/g. Terdapat perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap warna dan tekstur yang bermakna tetapi tidak pada aroma dan rasa snack bar.Kesimpulan: Semua formulasi snack bar secara umum memenuhi syarat kandungan zat gizi dan masih dapat diterima oleh panelis. Formulasi snack bar yang direkomendasikan adalah sereal beras. Kata kunci: Hiperfosfatemia; kandungan zat gizi; rasio fosfor-protein; produk olahan beras; putih telur; snack bar.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG DURI IKAN LELE DUMBO (CLARIAS GARIEPINUS) DAN BUBUR RUMPUT LAUT (EUCHEUMA COTTONII) TERHADAP KADAR KALSIUM, KADAR SERAT KASAR DAN KESUKAAN KERUPUK Ariyani, Mega; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.535 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2121

Abstract

Latar Belakang : Masyarakat Indonesia kurang mencukupi asupan kalsiumnya sehari-hari, yakni rata-rata sebesar 254 mg/hari. Susu dan suplemen merupakan sumber kalsium yang telah banyak diketahui tetapi tidak dapat dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat Indonesia kurang mencukupi asupan serat sehari-hari, yakni rata-rata sebesar 10,5 g/hari. Pengkayaan kadar kalsium dan serat dapat dilakukan dengan pemanfaatan bahan lokal seperti duri ikan lele dumbo, dimana ikan lele dumbo banyak dijumpai di pasar, harganya terjangkau, dan kadar kalsium kerupuk duri ikan lele dumbo lebih banyak dibandingkan kerupuk udang dan daging ikan, dan Eucheuma cottonii, merupakan salah satu rumput laut dengan sumber serat yang cukup tinggi, dan tidak mengandung asam fitat yang dapat menghambat absorbsi kalsium, pada kerupuk sebagai produk yang mudah diterima, mudah dijangkau berbagai kalangan ekonomi, dan mencakup segala usia. Tujuan : menganalisis pengaruh variasi penambahan tepung duri ikan lele dumbo dan rumput laut terhadap kadar kalsium, serat kasar, dan kesukaan yang meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur kerupuk. Metode : merupakan penelitian eksperimental acak lengkap satu faktor dengan 6 taraf perlakuan dan kontrol. Variasi perlakuan tepung duri ikan lele dumbo dan bubur rumput laut adalah 25%:0%, 20%:5%, 15%:10%, 10%:15%, 5%:20%, 0%:25%, dan 0%:0%. Analisis statistik kadar kalsium dan serat kasar menggunakan uji One Way ANOVA CI 95% dilanjutkan Posthoc test Tukey dan LSD. Analisis statistik kesukaan menggunakan uji Friedman CI 95% dilanjutkan uji Wilcoxon sign rank test. Hasil : variasi penambahan tepung duri ikan lele dumbo dan bubur rumput laut pada kerupuk berpengaruh terhadap peningkatan kadar kalsium dan serat kasar juga kesukaan meliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Kadar kalsium tertinggi terdapat pada kerupuk dengan penambahan tepung duri ikan lele dumbo 25%, dan kadar serat kasar tertinggi terdapat pada kerupuk dengan penambahan bubur rumput laut 25%. Kesimpulan : semakin tinggi penambahan tepung duri, semakin tinggi kadar kalsium kerupuk. Semakin tinggi penambahan bubur rumput laut, semakin tinggi kadar serat kasar dan kesukaan terhadap kerupuk.
ANALISIS AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, KANDUNGAN ZAT GIZI MAKRO DAN MIKRO SNACK BAR BERAS WARNA SEBAGAI MAKANAN SELINGAN PENDERITA NEFROPATI DIABETIK Hakim, Verina Permatasari; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.007 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i4.3724

Abstract

Latar Belakang: Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi mikrovaskuler akibat hiperglikemi yang bersifat kronis pada pasiaen diabetes mellitus. Strategi yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko atau memperlambat progresifitas nefropati diabetik adalah dengan melakukan penatalaksanaan diet yang tepat untuk mempertahankan status gizi optimal, mengendalikan glukosa darah, lipida darah, tekanan darah, asupan protein dan antioksidan, serta mempertahankan keseimbangan elektrolit. Modifikasi makanan selingan berupa snack bar menggunakan produk olahan beras warna serta bahan pengikat berupa inulin dan isomalt dapat menghasilkan produk yang menarik dengan kandungan zat gizi lebih baik.Tujuan: Menganalisis aktivitas antioksidan, kandungan zat gizi makro dan mikro snack bar beras warna, sehingga dapat diperoleh standar porsi snack bar beras warna yang dapat direkomendasikan sebagai makanan selingan penderita nefropati diabetik. Metode: Penelitian eksperimental acak lengkap 1 faktor yaitu 3 produk olahan beras warna meliputi brondong beras coklat, merah dan hitam. Data kandungan lemak, antioksidan, kalium dan fosfor, dianalisis dengan uji Tukey.Hasil: Kandungan zat gizi pada formulasi snack bar beras coklat dengan takaran saji 40 g adalah 160,39 kkal energi, 2,78 g protein, 1,42 g lemak, 34,04 g karbohidrat, 14,27 % aktivitas antioksidan, 46,82 mg kalium, 25,69 natrium, dan 0,16 mg fosfor. Kandungan zat gizi pada formulasi snack bar beras merah dengaan takaran saji 40 g adalah 158,47 kkal energi, 2,53 g protein, 1,51 g lemak, 33,68 g karbohidrat, 14,72 % aktivitas antioksidan, 34,44 mg kalium, 19,33 mg natrium, dan 0,11 mg fosfor. Kandungan zat gizi pada formulasi snack bar beras hitam dengan takaran saji 40 g adalah 157,14 kkal energi, 2,63 g protein, 1,30 g lemak, 33,73 g karbohidrat, 25,52 % aktivitas  antioksidan, 47,46 mg kalium, 23,90 mg natrium, dan 0,19 mg fosfor.Kesimpulan: Semua snack bar beras warna memiliki kandungan protein dan lemak yang rendah namun kandungan karbohidrat lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil perhitungan kandungan zat gizi makanan selingan penderita nefropati diabetik. Snack bar beras hitam memiliki aktivitas antioksidan (25,52 % per 100 g snack bar) yang paling tinggi diantara ketiga jenis snack bar. Snack bar yang direkomendasikan adalah snack bar beras hitam.
KANDUNGAN ZAT GIZI DAN TINGKAT KESUKAAN ROTI MANIS SUBSTITUSI TEPUNG SPIRULINA SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN TAMBAHAN ANAK GIZI KURANG Sugiharto, Eveline; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.755 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6909

Abstract

Latar Belakang : Kekurangan zat gizi, baik zat gizi makro (protein) maupun mikro (vitamin A dan zat besi) pada balita akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan intelektual, penurunan daya tahan tubuh sehingga balita lebih rentan terhadap infeksi dan peningkatan angka kematian. Pemberian Makanan Tambahan tinggi protein, vitamin A dan zat besi perlu diberikan untuk mencegah masalah kekurangan zat gizi. Spirulina merupakan bahan makanan tinggi protein, β-karoten dan zat besi. Roti manis yang disubstitusi dengan tepung spirulina diharapkan dapat menjadi alternatif makanan tambahan tinggi protein, vitamin A dan zat besi.Tujuan : Menganalisis kandungan zat gizi dan tingkat kesukaan roti manis substitusi tepung spirulina.Metode :Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor yaitu substitusi tepung terigu dengan tepung spirulina  (10%, 15%, dan 20%). Perbedaan kandungan zat gizi dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA dengan uji lanjut Tukey. Uji tingkat kesukaan dilakukan dengan uji hedonik pada 30 orang panelis konsumen dan dianalisis menggunakan uji Friedman dengan uji lanjut Wilcoxon.Hasil :Kandungan zat gizi per 100 gram roti manis substitusi tepung spirulina 10%,15% dan 20% secara berturut-turut adalah 9,13;10,66;12,90g protein, 2,07;2,28;2,67g lemak, 46,28;44,70;42,06g karbohidrat, 1,55;1,68;2,61mg β-karoten, dan 5,71;7,45;9,56mg zat besi. Hasil uji tingkat kesukaan terhadap warna, rasa, tekstur, dan aroma tertinggi diperoleh roti manis dengan substitusi tepung spirulina 10%.Kesimpulan :Substitusi tepung spirulina meningkatkan kandungan zat gizi roti manis (kecuali karbohidrat) dan menurunkan tingkat kesukaan oleh panelis. 
KANDUNGAN SERAT, VITAMIN C, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ORGANOLEPTIK KERIPIK AMPAS BROKOLI (Brassica oleracea var . italica) PANGGANG Sari, Kristanti Novita; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 3, No 3 (2014): Juli 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.723 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i3.6599

Abstract

Latar Belakang: Konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan rendah serat, vitamin dan antioksidan merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Brokoli  mengandung vitamin C, serat, senyawa fenolik, glukosinolat, dan  tinggi antioksidan. Brokoli dapat dikonsumsi dalam bentuk sari dan  seringkali ampasnya dibuang. Ampas brokoli masih mengandung serat pangan , senyawa fenolik  dan vitamin C yang dapat dimanfaatkan menjadi keripik. Pembuatan keripik dengan ampas brokoli dapat mempengaruhi kandungan gizi seperti vitamin C, serat dan antioksidan.Tujuan: Menganalisis kandungan serat, vitamin C, aktivitas antioksidan dan organoleptik keripik ampas brokoli (Brassica oleracea var.italica) panggang Metode: Merupakan penelitian dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yakni variasi jumlah  ampas brokoli  50%, 70% dan 85%. Analisis kadar protein dengan metode Kjeldahl, lemak dengan metode Soxhlet, karbohidrat dengan metode by difference, serat dengan metode termogravimetri, vitamin C dengan metode titrasi yodium dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH serta uji organoleptik meliputi tingkat kesukaan aroma, warna, tekstur dan rasa.Hasil: Pengolahan brokoli segar menjadi ampas mengakibatkan kandungan vitamin c menurun dari 68,53mg menjadi 13,38mg dan aktivitas antioksidan menurun dari 78,20% menjadi 8,18%. Pengolahan ampas brokoli menjadi keripik mengakibatkan kandungan vitamin C menurun menjadi 2,25- 4,64 mg dan aktivitas antioksidan meningkat menjadi 30,61- 45,49%.Kandungan gizi keripik yakni protein 2,41-3,05 g; lemak 5,63-5,95g; karbohidrat 78,38-82,27g; serat 1,73-2,74 g; vitamin C 2,25-4,64 mg; aktivitas antioksidan 30,61-45,49%. Keripik yang paling disukai panelis adalah keripik dengan penggunaan ampas 85%.Simpulan: Kandungan serat, vitamin C dan aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada keripik dengan penggunaan ampas brokoli 85%, yakni serat 2,74g; vitamin c 4,64 gr dan aktivitas antioksidan 45,9%.
PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG DAGING IKAN LELE DUMBO (CLARIAS GARIEPINUS) DAN TEPUNG UBI JALAR KUNING (IPOMOEA BATATAS L.) TERHADAP KANDUNGAN ZAT GIZI DAN PENERIMAAN BISKUIT BALITA TINGGI PROTEIN DAN Î’-KAROTEN P.A.N, Imandira; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.496 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2102

Abstract

Latar Belakang: KEP dan defisiensi vitamin A memiliki hubungan yang erat. Pemberian Makanan Tambahan tinggi protein dan vitamin A perlu diberikan pada balita untuk mencegah masalah KEP dan defisiensi vitamin A. Ikan lele dumbo merupakan bahan pangan tinggi protein, sedangkan ubi jalar kuning tinggi akan kandungan β-karoten. Biskuit yang disubstitusi dengan tepung daging ikan lele dumbo dan tepung ubi jalar kuning diharapkan dapat menjadi alternatif  makanan tambahan tinggi  protein dan β-karoten. Tujuan: Menganalisis pengaruh substitusi tepung daging ikan lele dumbo dan tepung ubi jalar kuning terhadap kandungan zat gizi dan penerimaan biskuit balita. Metode: Merupakan penelitian eksperimental rancangan acak lengkap satu faktor dengan 5 taraf perlakuan substitusi tepung daging ikan lele dumbo dan tepung ubi jalar kuning yaitu 0%:0%, 15%:8%, 15%:10%, 20%:8%, dan 20%:10%. Kandungan zat gizi yang dianalisis antara lain kadar protein, energi dan β-karoten. Analisis statistik kandungan gizi menggunakan uji One Way ANOVA dilanjutkan posthoc test Tukey. Analisis penerimaan menggunakan uji Friedman dan Wilcoxon. Hasil: Kadar protein tertinggi terdapat pada biskuit substitusi 20% tepung daging ikan lele dumbo (19,81% dan 20,8%) dan kadar β-karoten tertinggi terdapat pada biskuit substitusi 10% tepung ubi jalar kuning (463,38 μg dan 479,12 μg /100g). Variasi persentase substitusi tepung daging ikan lele dumbo dan tepung ubi jalar kuning berpengaruh terhadap kadar protein, energi, β-karoten serta terhadap warna, aroma, tekstur, dan rasa biskuit. Kesimpulan: Substitusi tepung daging ikan lele dumbo meningkatkan kadar protein dan tepung ubi jalar kuning meningkatkan kadar β-karoten pada biskuit. Substitusi tepung daging ikan lele dumbo dan tepung ubi jalar kuning dapat menurunkan penerimaan warna, aroma dan rasa biskuit. Sementara itu, tekstur biskuit 100% terigu dan biskuit substitusi dinilai suka oleh panelis.
PENGARUH PENAMBAHAN BEKATUL BERAS MERAH TERHADAP KANDUNGAN GIZI, AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN KESUKAAN SOSIS TEMPE Kusumastuti, Kadi; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 1 (2013): Januari 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.963 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i1.2092

Abstract

Latar Belakang: Penyakit kardiovaskuler menduduki peringkat pertama penyebab kematian di dunia. Serat dan antioksidan diketahui dapat mencegah masalah ini. Oleh sebab itu, dibuat alternatif makanan yang kaya serat dan antioksidan. Tujuan: Mengetahui pengaruh penambahan bekatul beras merah terhadap kandungan gizi, aktivitas antioksidan dan kesukaan sosis tempe. Metode: Merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yaitu faktor perbedaan persentase penambahan bekatul beras merah pada sosis tempe. Persentase penambahan bekatul beras merah yaitu sebanyak 0%, 2%, 5%, dan 10%. Analisis statistik menggunakan uji ANOVA satu arah dilanjutkan dengan uji Tukey Hasil: Semakin besar persentase penambahan bekatul beras merah, kadar protein, lemak, karbohidrat, serat dan aktivitas antioksidan sosis tempe semakin meningkat. Kadar protein, lemak, karbohidrat, serat dan aktivitas antioksidan sosis tempe tertinggi terdapat pada sosis tempe dengan penambahan bekatul 10%. Namun, semakin besar persentase penambahan bekatul beras merah, sosis tempe cenderung tidak disukai oleh panelis. Kesimpulan: Tidak ada pengaruh penambahan bekatul beras merah terhadap kadar protein, karbohidrat, dan lemak sosis tempe, tetapi ada pengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan mutu organoleptik sosis tempe. Sosis tempe yang direkomendasikan adalah sosis tempe dengan penambahan bekatul beras merah 5% yang dapat memenuhi 16,39% kecukupan protein dari diet 2000kkal, 33,65% dari kebutuhan serat 25 gr/hari, serta mengandung aktivitas antioksidan 12,83%.
ANALISIS KANDUNGAN ZAT GIZI MAKRO DAN INDEKS GLIKEMIK SNACK BAR BERAS WARNA SEBAGAI MAKANAN SELINGAN PENDERITA NEFROPATI DIABETIK Sekar L, Annisa; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.735 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i4.3734

Abstract

Latar Belakang: Nefropati diabetik merupakan komplikasi mikrovaskuler pada diabetes melitus akibat hiperglikemia kronik. Strategi diet untuk memperlambat progresifitas nefropati diabetik melalui pengendalian kadar glukosa darah dan pembatasan asupan protein. Modifikasi makanan selingan berupa snack bar menggunakan beras warna dapat menghasilkan produk yang menarik dengan kandungan zat gizi lebih baik. Tujuan: Menganalisis kandungan zat gizi dan indeks glikemik snack bar beras warna.  Metode: Penelitian eksperimental acak lengkap 1 faktor dengan 3 variasi jenis beras warna meliputi beras coklat, beras merah, dan beras hitam. Dilakukan uji kandungan protein, lemak, karbohidrat, serat, dan indeks glikemik. Data kandungan zat gizi dan indeks glikemik dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA.Hasil: Dalam berat takaran saji 40 g, snack bar beras coklat mengandung  2,78 g protein, 1,45 g lemak, 34,04 g karbohidrat, 0,76 g serat, dan 68,50% indeks glikemik. Snack bar beras merah mengandung 2,53 g protein, 1,51 g lemak, 33,68 g karbohidrat, 0,64 g serat, dan 53,81% indeks glikemik. Snack bar beras hitam mengandung 2,63 g protein, 1,30 g lemak, 33,73 g karbohidrat, 0,56 g serat, dan 42,20% indeks glikemik.Kesimpulan: Semua snack bar beras warna memiliki kandungan protein dan lemak yang rendah, namun kandungan karbohidratnya tinggi. Snack bar beras coklat memiliki indeks glikemik sedang, sementara snack bar beras merah dan hitam memiliki indeks glikemik rendah. Snack bar yang direkomendasikan adalah snack bar beras hitam.
KADAR -KAROTEN, ANTOSIANIN, ISOFLAVON, DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA SNACK BAR UBI JALAR KEDELAI HITAM SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN SELINGAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Sabuluntika, Novita; Ayustaningwarno, Fitriyono
Journal of Nutrition College Vol 2, No 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.747 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v2i4.3832

Abstract

Latar Belakang: Hiperglikemia pada diabetes melitus (DM) tipe 2 menyebabkan peningkatan stres oksidatif yang dapat menimbulkan komplikasi makro dan mikrovaskuler. Stress oksidatif dapat diatasi dengan asupan pangan kaya antioksidan. Ubi jalar dan kedelai hitam merupakan pangan lokal mengandung antioksidan seperti b-karoten, antosianin dan isoflavon. Kombinasi kedua pangan tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku makanan selingan berupa snack bar, dimana produk ini praktis, ekonomis dan menarik dikonsumsi bagi penderita DM tipe 2.Tujuan: Menganalisis kadar b-karoten, antosianin, isoflavon, dan aktivitas antioksidan pada snack bar ubi jalar kedelai hitam.Metode: Merupakan penelitian dengan rancangan acak lengkap satu faktor, yakni variasi warna ubi jalar (merah, kuning dan ungu). Analisiskadar b-karoten menggunakan spektrofotometer, antosianin dengan perbedaan pH, isoflavon dengan HPLC dan aktivitas antioksidan dengan DPPH.Hasil: Kadar b-karoten, antosianin, isoflavon dan aktivitas antioksidan pada snack bar dengan ubi jalar ungu, yakni 144,5 mg/g, 56,29 mg/g, 18,669 mg/g protein, 40,23%; snack bar ubi jalar kuning, yakni 127,1mg/g, 22,75 mg/g,14,269  mg/g protein,24,90%; dan snack bar dengan ubi jalar merah, yakni 99,3  mg/g,47,40  mg/g, 10,975  mg/g protein,17,21%.Pada uji statistik terdapat pengaruh variasi warna ubi jalar terhadap kadar b-karoten, antosianin, isoflavon,  dan aktivitas antioksidan pada snack bar.Simpulan: Snack bar dengan ubi jalar ungu memiliki kadar dan aktivitas antioksidan paling tinggi di antara snack bar ubi jalar kuning dan merah.Â