Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Antioxidant and Anti-inflammatory Activity of Ethanol Extracts from Sambal Orange Peel (Citrus microcarpa Bunge) on Erythrocyte Membrane Stabilization Sukandiarsyah, Fadli; Hayati, Defi Nurul; Sari, Vina Purnama; Riska, Bella
Indonesian Journal of Chemical Research Vol 13 No 2 (2025): Edition for September 2025
Publisher : Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/ijcr.2025.13-fad

Abstract

Inflammation is the body's defense response to various stimuli. Sambal orange (Citrus microcarpa Bunge) belongs to the Rutaceae family and is widely cultivated in West Kalimantan. This study uses the erythrocyte membrane stabilization method to test the secondary metabolite content, antioxidant activity, and anti-inflammatory activity of ethanol extracts of sambal orange peel. Antioxidant activity was assessed using the DPPH method, while anti-inflammatory activity was evaluated through erythrocyte membrane stabilization. The results showed that the extract had an antioxidant IC50 value of 17.90 ppm, which is very strong. Membrane stability at concentrations of 50, 100, 150, 200, and 250 ppm showed increases of 32.20%, 38.39%, 47.37%, 55.18%, and 65.52%, respectively. The % stability values of sodium diclofenac at the same concentrations were 50.10%, 58.40%, 66.69%, 78.59%, and 87.70%, respectively. The one-way ANOVA test showed a significance value of 0.000 (p < 0.05), indicating a significant difference between treatments. The Tukey post-hoc test showed no significant difference between the 250 ppm extract concentration and the 150 ppm sodium diclofenac concentration. The IC50 value for the extract's anti-inflammatory activity was 163.55 ppm (moderate activity), while sodium diclofenac exhibited stronger activity with an IC50 value of 54.09 ppm.
Potensi Ekstrak Daun Parijoto (Medinilla speciosa) Sebagai Penghambatan Biofilm Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Sa'adah, Arina Lis; Kartikasari, Fariza Yulia; Mundriyastutik, Yayuk; Hayati, Defi Nurul; Faizal, Imam Agus
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 12, No 10 (2025): Volume 12 Nomor 10
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v12i10.20935

Abstract

Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri S. aureus yang bermutasi pada pembentukan biofilm menjadi resistan terhadap methicillin. Sehingga menurunkan efek terapeutik dan semakin sulit untuk diobati. Daun parijoto (Medinilla speciosa) memiliki senyawa flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid. Senyawa ini diperoleh dari ekstraksi daun parijoto dan berpotensi dapat memberikan efek penghambatan dalam pembentukan biofilm bakteri MRSA. Fokus Penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun parijoto sebagai penghambatan dalam pembentukan biofilm MRSA dengan beberapa variasi konsentrasi yaitu 100%, 80%, 60% dan 40%, serta gentamisin sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tanaman daun parijoto mampu menghambat pertumbuhan biofilm MRSA dengan nilai persentase inhibisi tertinggi sebesar 86% pada variasi ekstrak daun parijoto 100%, lebih besar daripada kontrol positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun parijoto secara signifikan mampu mengganggu pertumbuhan biofilm MRSA dengan nilai IC50 pada uji efektivitas ekstrak daun parijoto sebagai penghambatan biofilm MRSA sebesar 4,5 μg/mL. S. aureus yang bermutasi pada pembentukan biofilm menjadi resistan terhadap methicillin. Sehingga menurunkan efek terapeutik dan semakin sulit untuk diobati. Daun parijoto (Medinilla speciosa) memiliki senyawa flavonoid, saponin, tanin, dan terpenoid. Senyawa ini diperoleh dari ekstraksi daun parijoto dan berpotensi dapat memberikan efek penghambatan dalam pembentukan biofilm bakteri MRSA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun parijoto sebagai penghambatan dalam pembentukan biofilm MRSA dengan beberapa variasi konsentrasi yaitu 100%, 80%, 60% dan 40%, serta gentamisin sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun parijoto mampu menghambat pertumbuhan biofilm MRSA dengan nilai persentase inhibisi tertinggi sebesar 86% pada variasi ekstrak daun parijoto 100%, lebih besar daripada kontrol positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun parijoto secara efektif mampu menghambat pertumbuhan biofilm MRSA dengan nilai IC50 pada uji efektivitas ekstrak daun parijoto sebagai penghambatan biofilm MRSA sebesar 4,5 μg/mL.
Kombinasi Cold Plasma dengan Madu sebagai Metode Penyembuhan Luka Diabetes Mellitus Hayati, Defi Nurul; Listyani, Indah Lia; Salsabila, Nia; Iswara, Arya; Nasruddin, N
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang: Penderita ulkus diabetik di Indonesia semakin meningkat terutama di kota besar dan memerlukan biaya yang tinggi untuk terapi. Untuk itu, diperlukan solusi alternatif dalam penyembuhan ulkus diabetik. Infeksi bakteri pada ulkus DM disebabkan oleh bakteri Gram-positif Staphylococcus aureus dan bakteri Gram-negatif Pseudomonas aeruginosa. Pengobatan luka biasanya penderita DM menggunakan antibiotik. Namun penggunaan antibiotik dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan resistensi. Solusi alternatif dibutuhkan dalam penyembuhan ulkus diabetik yaitu dengan menggunakan kombinasi Cold Plasma dengan madu. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui potensi kombinasi cold plasma dengan madu sebagai antibakteri pada ulkus diabetik. Metode: Pada penelitian ini menggunakan sample madu hutan dan madu ternak yang dilakukan pengenceran sebanyak 5%, 10%, 15%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, 100%. Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran yang kemudian dilakukan penembakan dengan Cold plasma pada jarak 10 mm dengan waktu 3 menit. Uji aktifitas antibakteri dilakukan dengan melihat zona hambat yang terbentuk. Hasil: pengujian kombinasi cold plasma dengan madu hutan konsentrasi terbaik adalah 100% terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat 12,75 mm dan 8,75 mm terhadap Pseudomonas aeroginosa sedangkan konsentrasi terbaik dari kombinasi cold plasma dengan madu ternak adalah 80% terhadap Staphylococcus aureus dengan zona hambat 20,5 mm dan 13 mm terhadap Pseudomonas aeroginosa.
KORO BENGUK (Mucuna pruriens) SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN BAKTERI PENGGANTI NUTRIENT AGAR Listiyani, Indah Lia; Hayati, Defi Nurul; Amanah, Rahayu Nur; Iswara, Arya
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang Teknik dan Rekayasa
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahalnya biaya media kultur bakteri menimbulkan kendalapenyediaan bahan di laboratorium pendidikan dengan fasilitaskurang memadai. Sumber protein yang baik untuk memenuhikebutuhan nutrisi media kultur bakteri dan mudah ditemui di sekitarprovinsi Jawa umumnya biji kacang-kacangan salah satunya yaitukoro benguk (Mucuna Pruriens). Penelitian ini dilakukan untukmengetahui potensi biji koro benguk sebagai media alternatif kulturbakteri. Bakteri uji yang digunakan adalah Bacillus sp, Klebsiellapneumonia, Escherichia coli, Staphylococcus sp. Parameter yangdiamati adalah koloni bakteri yang tumbuh pada media kultur.Seluruh bakteri uji tumbuh pada media koro benguk dengan baiktetapi lambat dan kurang subur dibanding pada media Nutrient Agar.Berdasarkan data dengan hasiL Pertumbuhan bakteri pada duamedia uji tidak berbeda secara signifikan dengan nilai probabilitassebesar 0.391 (nilai P>0.05) sehingga koro benguk berpotensisebagai media alternatif kultur bakteri yang murah dan baik dalammikrobiologi.
IMMATURE PLATELET FRACTION (IPF) EXAMINATION IN DENGUE FEVER: LITERATURE REVIEW Indarwati, Uli Masuliyah; Hayati, Defi Nurul
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 8, No 2 (2025): November 2025
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v8i2.30597

Abstract

Dengue Fever occurs in patients with varying degrees of severity. One of the symptoms that may appear is thrombocytopenia, which is characterized by a low platelet count. Therefore, it requires special attention in laboratory examinations. The Immature Platelet Fraction (IPF) is one of the hematology test parameters that has potential as a supporting parameter for platelet examination. Evaluation of the IPF value in laboratory tests contributes to the differential diagnosis of thrombocytopenia cases. The purpose of this literature review is to identify the IPF examination in laboratory and to describe the IPF profile in DHF cases. The search method was conducted through PubMed, Google Scholar, and Scopus, with articles reviewed from the years 2016 to 2025. Based on the literature review, IPF examination can be performed using a hematology analyzer. The IPF parameter has an inverse relationship with the platelet parameter increase in IPF value occurs alongside a decrease in platelet count.Conclusion: The IPF parameter can be considered a supporting parameter for platelet examination, for monitoring the severity of thrombocytopenia, and as a predictor of platelet recovery