Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN DISIPLIN GEREJA (RUHUT PARMAHANION DOHOT PAMINSANGON) SEBAGAI MEKANISME KONTROL SOSIAL DALAM MENANGANI PERILAKU MENYIMPANG: STUDI KASUS PADA JEMAAT GEREJA HKBP PANSURNAPITU Panggabean, Daniel; Lumbantobing, Roida; Panjaitan, Ade Putera Arif; Firmando, Harisan Boni; Nadeak, Tio R.J
IKRAITH-EKONOMIKA Vol. 8 No. 2 (2025): IKRAITH-EKONOMIKA Vol 8 No 2 Juli 2025
Publisher : Universitas Persada Indonesia YAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Efektivitas Disiplin Gereja (RuhutParmahanion dohot Paminsangon) Sebagai Mekanisme Kontrol Sosial DalamMenangani Perilaku Menyimpang: Studi Kasus Pada Jemaat HKBP Pansurnapitu.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, Pengumpulan datamenggunakan Teknik observasi, wawanncara dan dokumentasi. Informan dalampenelitian ini adalah Majelis Jemaat: Pendeta, Guru Huria, Diakones, Penatua),Jemaat yang dikenakan sangsi Gereja, dan Jemaat. Hasil penelitian ini adalahRuhut Parmahanion (penggembalaan) dan Paminsangon (peneguran) dalamkonteks gereja, khususnya di gereja HKBP Pansurnapitu memiliki peran pentingsebagai mekanisme kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang. Keduanyabertujuan untuk membimbing anggota gereja kembali ke jalan yang benar, bukansekedar hukuman. Ruhut Parmahanion (penggembalaan) berfokus pada pendekatanpastoral, yaitu memberikan dukungan, bimbingan, dan nasihat kepada anggotagereja yang mengalami masalah atau penyimpangan. Tujuannya adalah untukmemulihkan mereka secara rohani dan sosial. Paminsangon (peneguran) adalahtindakan menegur secara terbuka terhadap perilaku yang dianggap menyimpang.Namun, peneguran ini dilakukan dengan kasih dan tujuan untuk membangun,bukan untuk menghakimi. Efektivitas kedua aspek ini sebagai kontrol sosial terletakpada pendekatan yang holistik, yaitu menggabungkan aspek penggembalaan danpeneguran. Ketika seseorang menghadapi masalah, pendekatan penggembalaanakan memberikan dukungan emosional dan spiritual, sementara peneguran akanmemberikan batasan yang jelas terhadap perilaku yang tidak dapat diterima
Analisis Pengembangan Kurikulum Berbasis Teologi Dan Kebudayaan Pada Program Studi Pariwisata Budaya Dan Keagamaan – Institut Agama Kristen Negeri Tarutung Sitio, Robert J.T Sitio; Sitepu, Yulia K.S; Nadeak, Tio R.J; Silalahi, Mery; Rajagukguk, Denata
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/mutiarapendidik.v7i2.3389

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat kesesuaian materi dan sebaran mata kuliah yang terdapat pada Kurikulum Program Studi (Prodi) Pariwisata Budaya dan Keagamaan (PBK) - IAKN Tarutung berbasis Teologi dan Kebudayaan. Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dan kuantitatif diperoleh dari beberapa evaluasi yang dilakukan, pendapat dari ahli kurikulum, serta evaluasi kurikulum yang telah dikembangkan dalam instrumen kuesioner. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kualitas Kurikulum Prodi PBK – IAKN Tarutung apakah mampu mewujudkan program atau rencana pembelajaran yang terdiri dari isi dan materi pelajaran yang terstruktur, terprogram dan terencana dengan baik yang berkaitan dengan visi dan misi Prodi tersebut. Berdasarkan hasil analisis, kurikulum Prodi PBK – IAKN Tarutung ini memiliki tingkat relevansi atau keterkaitan dengan Teologi dan Kebudayaan dalam kategori cukup sehingga Kurikulumnya masih perlu dikembangkan agar mencapai kategori sangat baik dengan persentase nilai (81% < skor < 100%).
Pengelolaan Sport Tourism Sebagai Daya Tarik Wisata Di Tapanuli Utara (Studi Komparasi Paralayang Huta Ginjang Dengan Arung Jeram Aek Situmandi) Tamba, Sanovida; Silalahi, Mery; Nadeak, Tio R.J; Simbolon, Elvri Teresia
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to analyze and compare the management of sports tourism in North Tapanuli Regency, namely Huta Ginjang Paragliding and Aek Situmandi Rafting. This study uses a descriptive qualitative method with a comparative study approach, so that each aspect of management is analyzed to find similarities, differences, and management advantages. Data was obtained through observations, interviews with the Tourism Office, FAJI, tourism managers, tourists, and documentation, then analyzed using management theory that includes development, institutional, and regulation. The results of the study show that in terms of development, both destinations have short-term plans in the form of annual events and long-term plans to strengthen tourist attractions. Paragliding Huta Ginjang emphasizes international events and strengthening pilot licenses, while Aek Situmandi Rafting highlights community-based development. In the institutional aspect, both involve sports associations, the government, and the community. However, the Huta Ginjang Paragliding institution is more formal and structured, while the Aek Situmandi Rafting institution is more collaborative with the community as the main actor. In terms of regulation, both destinations emphasize safety standards, licenses, and formal licensing mechanisms. The difference is that paragliding focuses on the regulation of weather and flight factors, while rafting focuses on river conditions and rafting techniques. Comparatively, Aek Situmandi Rafting has great potential, but its management still faces limited facilities, especially the availability of rafting equipment. On the other hand, the Huta Ginjang Paragliding is considered to have better management because it is supported by adequate equipment, international safety standards, national-international scale events, and more professional institutional coordination. Thus, this study confirms that Huta Ginjang Paragliding is currently superior in managing sports tourism compared to Aek Situmandi Rafting