Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

17+8 TUNTUTAN RAKYAT: KRISIS KEPERCAYAAN DAN REFORMASI DPR PADA ERA PRESIDEN PRABOWO Keiza Azzahra Salsabila; Nazwa Anastasya; Zahtza Saritza; Aurelia Christina Simanjuntak; Mufidin Nafis; Kartini R Situmorang; Ria Manurung; Silvia Annisa
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 9 (2025): September 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebijakan pemerintah tentang lembaga DPR untuk di menaikkan gaji dan tunjangan lembaga DPR itu sendiri, memicu gerakan sosial yang didasari oleh ketimpangan sosial antara pejabat dan masyarakat, dimana adanya fenomena rakyat indonesia yang sedang mengalami kemiskinan dimana mana dan disisi lain para pejabat daerah nya berjoget joget menggambarkan senang di atas penderitaan bangsanya sendiri, hal ini menyebabkan emosi kemarahan masyarakat untuk menuntut kebijakan yang tidak sepatutnya itu serta tanggapan pejabat yang semena mena membuat situasi semakin memanas, oleh karena itu di penelitian ini kami akan membahas dinamika yang telah terjadi saat ini dalam sudut pandang sosiologi dan akan membandingkan nya dengan hal serupa pada Demonstrasi 1998 bagaimana untuk membuktikan semua orang bahwasannya kekuasaan atas rakyat dipegang oleh rakyat itu sendiri.
Pemuda Dalam Melestarikan Budaya Lokal Menghadapi Peran Globalisasi dan Modernisasi Mufidin Nafis; Jeremia Steven Tambunan; Sahru Azkiya Putra Ramadhan; Jones Panjaitan; Bisru Hafi; Sismudjito Sismudjito
Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara Vol. 2 No. 5 (2025): Oktober - November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini menganalisis peran krusial pemuda dalam melestarikan budaya lokal di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi yang menimbulkan ancaman erosi identitas serta mengurangi minat generasi penerus terhadap warisan leluhur. Menggunakan metode studi literatur kualitatif yang melibatkan analisis mendalam terhadap 10 artikel ilmiah, penelitian ini mencakup beragam konteks regional di Indonesia, mulai dari Melayu Riau, Minangkabau, hingga kasus di Bali dan Semarang, yang kesemuanya bertujuan mengidentifikasi model-model pelestarian efektif yang memanfaatkan potensi unik pemuda. Hasil penelitian secara tegas membuktikan hipotesis utama  bahwa pelestarian paling efektif adalah melalui sinergi kearifan lokal dengan inovasi digital (Vitry & Syamsir, 2024). Temuan menunjukkan bahwa pemuda memiliki potensi superior berupa kreativitas, inovasi, dan penguasaan teknologi informasi untuk melakukan re-packaging budaya lokal yang relevan bagi generasi mereka. Pemuda bertransformasi dari pewaris pasif yang rentan menjadi kreator adaptif dan komunikator digital yang memanfaatkan media sosial untuk dokumentasi dan promosi pariwisata budaya (Wijaya dkk.), bahkan melihatnya sebagai bagian dari upaya bela negara (Ibrahim, 2020). Ini mengatasi permasalahan format presentasi budaya yang selama ini dianggap kaku dan gagal bersaing dengan konten global. Model pelestarian ini diperkuat secara holistik oleh dukungan institusional (seperti program Dinas Kebudayaan Sumatera Barat - Rahmadani & Hasrul, 2021 atau peran otoritas moral Lembaga Adat) dan inisiatif berbasis komunitas ("Kampung Tematik" dan Irhandayaningsih, 2018) yang menciptakan Ruang Interaksi Budaya Nyata dan pembelajaran yang efektif. Disimpulkan bahwa peran pemuda sangat penting sebagai penentu kelangsungan budaya, mengubah modernisasi dari ancaman menjadi strategi ofensif yang menciptakan "ekonomi budaya" untuk mempromosikan dan mempertahankan eksistensi budaya bangsa di kancah global.