Sakinah, Syahidah Qolbiya
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Turki Utsmani 1299-1924: Sistem Politik, Pemerintahan, Bentuk Negara, Perkembangan Intelektual, Ilmu, Agama dan Budaya Sakinah, Syahidah Qolbiya; Avicena, Muhamad Zaky
Tarikh : Journal of Islamic History and Civilization Vol. 1 No. 2 (2025): Tarikh : Journal of Islamic History and Civilization
Publisher : PT. Student Rihlah Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61630/tjihc.v1i2.16

Abstract

The existence of the Ottoman Empire (1299–1924) as a political power and center of Islamic civilization represents a crucial phenomenon in world history. This study aims to analyze the political system, governance, state structure, and the development of intellectual, scientific, religious, and cultural life during the Ottoman era, covering the empire’s establishment, golden age, and eventual decline. The research adopts a qualitative historical method through literature review of secondary sources (books, journals, manuscripts) and translated primary sources (archives, works of scholars). The findings reveal: (1) A political system based on absolute monarchy and a hybrid legal framework (Hanafi sharia-kanun) supported imperial expansion and multiethnic stability; (2) A structured education system (madrasah) and state patronage fostered advancements in applied sciences (astronomy, medicine, architecture) and cultural expression in arts and language; (3) Islamic spirituality was mobilized through the caliphate title and ghaza narrative; (4) The millet system accommodated diversity, though bureaucratic stagnation and modernizing pressures led to decline. The novelty of this study lies in its holistic approach that integrates political, intellectual, and cultural aspects, revealing the interconnection between power and civilizational dynamics. The implications offer a comprehensive perspective for Islamic historical studies, emphasizing that Ottoman glory was sustained through the integration of knowledge, religion, and governance rooted in Islamic principles.
Challenges to the development of Islam in Germany Post World War II Supendi, Usman; Nurcahya, Yan; Sugiarto, Deri; Suwanda, Satya Adilaga; Arsyad, M Fikri; Aziz, Abdul; Sakinah, Syahidah Qolbiya
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol. 5 No. 3 (2025): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v5i3.45190

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Perkembangan Islam Pasca Perang Dunia II atau Perang Dunia Kedua di Jerman. Perang ini melibatkan banyak sekali negara di dunia termasuk semua kekuatan besar yang pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling bertentangan: Sekutu dan Poros. Pada tahun 1922, sejumlah Muslim dari 44 etnis membangun komunitas Muslim di Berlin walaupun akhirnya mereka gagal mendirikan masjid karena masalah finansial. Masjid pertama di Jerman baru kemudian dibangun oleh komunitas Ahmadiyah (Lahore) pada tahun 1925. Ratusan ribu tentara Turki Usmani kembali didatangkan ke Jerman pada masa kepemimpinan Nazi untuk membantu Jerman dalam Perang Dunia II. Dalam perang ini Jerman menderita kekalahan yang mengakibatkan hancurnya perekonomian Jerman. Pasca Perang Dunia II, khususnya dekade 1960-1970-an, gelombang pekerja imigran dari Turki, Afrika Utara, dan bekas Yugoslavia, mulai didatangkan untuk membantu pembangunan infrastruktur di Jerman. Walaupun pada awalnya mayoritas adalah laki-laki, pada tahap berikutnya mereka bisa membawa keluarga mereka. Sejak 1980-an, jumlah imigran Muslim pencari suaka di Jerman mulai meningkat, terutama etnik Turki (Kurdi, Yezidis, dan Asyur). Mayoritas Muslim Turki di Jerman saat ini adalah generasi ke-3 dan ke-4 yang lahir di Jerman, walaupun tidak semuanya sebagai warganegara Jerman. Di samping itu, komunitas Muslim asal Iran dianggap paling bisa berintegrasi di Jerman karena jumlah akademisi dan pebisnis terus meningkat di atas rata-rata. Kata kunci : Jerman, Perkembangan Islam, Perang Dunia II