Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Efektivitas Antifungi dari Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamommum burmanni) terhadap Candida albicans Rizki, Sandi Muhammad; Panjaitan, Riong Seulina
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.162 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v3i2.3207

Abstract

Abstrak: Penyakit kandidiasis yang disebabkan oleh jamur Candida albicans menginfeksi rongga mulut. Dimana jenis jamur ini telah mengalami resistensi terhadap obat antifungi dari golongan azole. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencarian bahan baku obat dari bahan alami. Kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii) mengandung minyak atsiri yang memiliki kemampuan sebagai antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dari minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii) dan efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. Metode yang digunakan dalam mengisolasi minyak atsiri adalah metode destilasi uap dan air. Selanjutnya, dilakukan karakterisasi menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS) untuk mengetahui kandungan senyawa minyak atsiri tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran efektivitas antifungi dari minyak atsiri tersebut terhadap Candida albicans dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cinamaldehyde (60,72%) dan cinnamyl acetate (24,88 %) merupakan senyawa aktif terbesar yang terkandung dalam minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanni). Selanjutnya, konsentrasi terkecil (20%) minyak atsiri memberikan diameter zona bening sebesar 32,10 mm, lebih besar dibandingkan zona bening dari kontrol positif (ketokonazol) yaitu 26,56 mm dan konsentrasi 100% memberikan zona bening sebesar 39,83 mm.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Lipid Sargassum polycistum Terhadap Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus Riong Seulina Panjaitan; Fida Madayanti Warganegara
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3773.414 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v3i1.1752

Abstract

Rumput laut merupakan sumber daya hayati dari perairan Indonesia yang memiliki kandungan senyawa-senyawa bioaktif. Resistensi antimikroba merupakan permasalahan vital di dalam dunia medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kasar lipid Sargassum polycistum di fasa metanol dan kloroform dalam menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus. Ekstraksi lipid menggunakan teknik sokhletasi dengan kombinasi pelarut metanol:kloroform (1:2/v/v). Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi kertas cakram atau metode disc diffusion menurut Kirby-Bauer. Hasil ekstraksi lipid yang paling banyak diperoleh di fasa metanol sebanyak 11,2% (v/b) sedangkan fasa kloroformnya hanya sebanyak 3,8% (v/b). Fasa kloroform dari ekstrak kasar lipid Sargassum polycistum tidak memiliki daya hambat dalam pertumbuhan Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus sedangkan fasa metanolnya memiliki aktivitas antibakteri dengan diameter zona bening sebesar 14 mm.
Antibacterial Activity of Brown Macroalgae Lipid (Sargassum duplicatum) to The Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) And Shigella dysentriae Bacteria Riong Seulina Panjaitan; Ani Rombe Sarungngu’; Lika Lastri Sitorus
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.993 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v5i1.6432

Abstract

Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is the main cause of nosocomial infections in burn patientsdue to the occurrence of antibiotic resistance. Dysentery or shigellosis is an infection that causes sores (ulcers) in the large intestine in the middle caused by the bacteria Shigella dysentriae. Some studies show that Sargassum duplicatum has antibacterial abilities. This study aimsto determine the antibacterial activity of Sargassum duplicatum seaweed lipid extract to the bacteria Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and Shigella dysentriae bacteria. The method used in this study was the Folch method (using sochletation with a solvent ratio of chloroform:methanol (2:1)) to extract lipids from Sargassum duplicatum. Then using the paper disc diffusion method with positive control of tetracycline. From the extraction results obtained, the lipid levels of Sargassum duplicatum, where the chloroform phase was 0.493% (b / b) and the methanol phase was 2.40% (b / b). The results of the lipid antibacterial activity of Sargassum duplicatum at the pure concentration in the methanol phase with an average concentration of 7.07 mm on the Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Bacteria while in the Shigella dysentriae bacteria obtained an average of 7.05 mm and the chloroform phase obtained an average diameter of 9.16 mm on Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and in Shigella dysentriae Bacteria an average of 3.99 mm while tetracycline antibiotics amounted to 11.67 mm on Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and 18.98 mm in Shigella dysentriae bacteria.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KASAR LIPID Ulva fasciata TERHADAP Bacillus cereus Riong Seulina Panjaitan; Fida Madayanti
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 2, No 1 (2017): Available Online in January 2017
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.34 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v2i1.1295

Abstract

Abstract: The increasing of antimicrobial resistance in medical field has become a serious problem which is have to be solved by exploring raw material on natural product. Seaweed or macroalgae is one of marine natural wealth of Indonesia’s sea. In this research, lipid extraction of seaweed (macroalgae) Ulva fasciata has been done according to Folch method by using sochlet and mixure of solvent namely chloroform:methanol (2:1/ (v/v)). The result gave two phase namely chloroform phase (0,6% (v/b)) and methanol phase (7,79% (v/b)). Furthermore, both of phase of crude extract lipid Ulva fasciata were tested their antibacterial activities against Bacillus cereus bacterial which is three times. Tetracyclin is used as positive control and the solvent (methanol-chloroform) is used as negative control. The results were both of phase gave antibacterial activity namely 0,02 mm/ μg extract for chloroform phase and 0,02 mm/ μg extract for methanol phase.Abstrak: Peningkatan kasus resistensi antimikroba pada dunia medis telah menjadi masalah yang serius sehingga perlu dilakukan pengeksplorasian bahan baku untuk antibiotik khususnya dari bahan alam. Rumput laut (makroalga) merupakan salah satu kekayaan alam hayati laut Indonesia yang memiliki kandungan lipid. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi lipid rumput laut (makroalga) Ulva fasciata berdasarkan metode Folch dengan menggunakan sokhlet dan campuran pelarut yang digunakan yaitu kloroform:metanol (2:1/ (v/v)). Hasil ekstraksi lipid Ulva fasciata menghasilkan dua fasa yaitu fasa kloroform sebanyak 0,6 % (v/b) dan fasa metanol sebanyak 7,79 % (v/b). Selanjutnya kedua fasa ekstrak kasar lipid Ulva fasciata tersebut diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Bacillus cereus sebanyak tiga kali pengulangan. Kontrol positif yang digunakan adalah tetrasiklin dan kontrol negatifnya adalah pelarut yaitu kloroform dan metanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua fasa tersebut memberikan aktivitas antibakteri sebesar 0,02 mm/ μg ekstrak untuk fasa klorofrom dan 0,08 mm/ μg ekstrak untuk fasa metanol. 
Efektivitas Antifungi dari Minyak Atsiri Kulit Batang Kayu Manis (Cinnamommum burmanni) terhadap Candida albicans Sandi Muhammad Rizki; Riong Seulina Panjaitan
EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan) Vol 3, No 2 (2018)
Publisher : Department of Chemical Education Faculty of Teacher Training and Education Universitas Su

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3606.635 KB) | DOI: 10.30870/educhemia.v3i2.4560

Abstract

Penyakit kandidiasis yang disebabkan oleh jamur Candida albicans menginfeksi rongga mulut. Dimana jenis jamur ini telah mengalami resistensi terhadap obat antifungi dari golongan azole. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencarian bahan baku obat dari bahan alami. Kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii) mengandung minyak atsiri yang memiliki kemampuan sebagai antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dari minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanii) dan efektivitasnya dalam menghambat pertumbuhan fungi Candida albicans. Metode yang digunakan dalam mengisolasi minyak atsiri adalah metode destilasi uap dan air. Selanjutnya, dilakukan karakterisasi menggunakan Gas Chromatography-Mass Spectrophotometry (GC-MS) untuk mengetahui kandungan senyawa minyak atsiri tersebut. Kemudian dilakukan pengukuran efektivitas antifungi dari minyak atsiri tersebut terhadap Candida albicans dengan variasi konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100%. Kontrol positif yang digunakan adalah ketokonazol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cinamaldehyde (60,72%) dan cinnamyl acetate (24,88 %) merupakan senyawa aktif terbesar yang terkandung dalam minyak atsiri kulit batang kayu manis (Cinnamomum burmanni). Selanjutnya, konsentrasi terkecil (20%) minyak atsiri memberikan diameter zona bening sebesar 32,10 mm, lebih besar dibandingkan zona bening dari kontrol positif (ketokonazol) yaitu 26,56 mm dan konsentrasi 100% memberikan zona bening sebesar 39,83 mm
Studi Penambatan Molekul Flavonoid Pada Reseptor α-Glukosidase menggunakan PLANTS Budi Mulyati; Riong Seulina Panjaitan
JURNAL KIMIA MULAWARMAN Vol 18 No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkm.v18i2.1004

Abstract

ABSTRACT Plants that contain flavonoids are widely used in traditional medicine. Flavonoids can reduce blood glucose levels with their ability as anti-oxidants. The purpose of this study was to determine natural compounds from flavonoid derivatives that have good affinity and conformation and their interactions in inhibiting α-glucosidase (an enzyme that breaks down carbohydrates into glucose) and determine the sequence of ligands that interact more strongly with α protein / enzyme α-glucosidase. Molecular docking is a computational method that aims to imitate the interaction of a ligand molecule with the protein it targets in in-vitro tests. Molecular docking between flavonoids and α-glucosidase receptors was carried out using the PLANTS method to see its affinity. The flavonoids used as ligands were flavones, flavanols and chalcone with the results of the docking scores respectively, -65.41, -64.39 and -63.07 where the standard ligand used in this study was deoxynojirimycin (-77.12). In the active side of the α-Glucosidase enzyme that binds to flavonoid ligands is Gly 555, Glu 526 and Pro 556.
Ekstraksi Polisakarida Sulfat dari Sargassum polycystum dengan Metode Microwave Assisted Extraction dan Uji Toksisitasnya Riong Seulina Panjaitan; Lidya Natalia
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 16, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v16i1.692

Abstract

Sargassum polycystum merupakan alga cokelat penghasil polisakarida sulfat yang memiliki aktivitas farmakologi yang menjanjikan. Selama ini metode ekstraksi polisakarida sulfat masih bersifat konvensional (seperti maserasi, sokletasi, dan refluks) yang memerlukan waktu ekstraksi relatif lama (4-6 jam). Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi polisakarida sulfat menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE) serta melakukan uji toksisitasnya. Karakterisasi ekstrak polisakarida sulfat menggunakan spektrofotometer UV-Visible dan Fourier Transform Infrared (FT-IR). Uji toksisitas terhadap larva Artemia salina Leach dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Hasil ekstraksi polisakarida sulfat diperoleh rendemen sebesar 3,42±0,01%, tidak jauh berbeda dari metode konvensional, dengan susut pengeringan polisakarida sulfat 7,60±0,085%. Karakterisasi polisakarida sulfat dengan spektrofotometer UV-Visible diperoleh panjang gelombang optimum pada 270 nm. Hasil spektrum FT-IR terdapat gugus fukosa yang dihubungkan oleh gugus sulfat dan O-Sulfat yang mengindikasikan adanya fukoidan. Selain itu, ditemukan peregangan ester C=O yang menunjukan adanya asam uronat. Asam tersebut merupakan penyusun alginat dimana bukan merupakan polisakarida sulfat. Dari uji toksisitas diperoleh nilai LC50 polisakarida sulfat terhadap larva A. salina Leach sebesar 113,11 mg/mL yang tergolong kategori toksik. Ekstraksi polisakarida sulfat menggunakan MAE dapat mempercepat waktu ekstraksi dibandingkan dengan metode konvensional, tetapi perlu dilakukan tahap selanjutnya untuk menghilangkan senyawa pengotor lainnya seperti asam uronat. ABSTRACTSargassum polycystum, a brown algae, produces sulfate polysaccharides that have promising pharmacological activity. To date, the extraction of sulfate polysaccharide is still conventional (such as maceration, shoxletation and reflux) and requires a relatively long time (4-6 h). This study aims to extract the sulfate polysaccharides using the Microwave Assisted Extraction (MAE) and assess the toxycity. Sulfate polysaccharide extract was characterized by UV-Visible and  Fourier Transform Infrared (FT-IR) spectrophotometer and tested for its toxicity against Artemia salina Leach larvae using the Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) method. The yield of sulfate polysaccharide extraction was 3.42±0.01%, which is not much different from conventional methods, but the advantage of the MAE method is in terms of time efficiency. The result of the calculation of the drying shrinkage weight of the sulfate polysaccharide is 7.60±0.085%. Characterization of sulfate polysaccharide using a UV-Visible spectrophotometer obtained an optimum wavelength at 270 nm. Based on spectra of FT-IR, it was identified that there are fucose groups which are connected by sulfate and O-Sulfate groups which indicates the presence of fucoidan. In addition, there was still a stretch of ester C=O  which indicates the presence of uronic acid. The acid is a constituent of alginate which is not a sulfate polysaccharide. The LC50 value of sulfate polysaccharide against A. salina Leach larvae was 113.11 mg/mL which was classified as toxic. The extraction of sulfate polysaccharides using MAE can speed up the extraction time compared to conventional method, but a further step is needed to remove other impurities such as uronic acid.
PROFIL FITOKIMIA DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI DARI TANAMAN MANGGA : REVIEW ARTIKEL Sany Yulianti; Vina Juliana Anggraeni; Riong Seulina Panjaitan
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inspj.v5i2.4103

Abstract

Tamanan Mangga merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh tumbuh di Indonesia. Bagian yang sering dimanfaatkan pada tanaman ini adalah buahnya yang digunakan sebagai bahan pangan kaya serat dan vitamin. Selain bagian buah, bagian lain dari tanaman mangga dapat dimanfaatkan sebagai obat diantaranya sebagai antibakteri. Tanaman mangga pada setiap bagian memiliki senyawa fitokimia yang berpotensi untuk memiliki aktivitas biologi. Diketahui bahwa senyawa mangiferin merupakan senyawa utama di dalam tanaman mangga yang berpotensi sebagai antibakteri.
KANDUNGAN KIMIA DARI Navicula sp dan BIOAKTIVITASNYA Dewi Kurnia; Riong Seulina Panjaitan
INDONESIA NATURAL RESEARCH PHARMACEUTICAL JOURNAL Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52447/inspj.v5i1.4049

Abstract

Navicula sp. merupakan mikroalga uniseluler (microalgae) yang termasuk dalam kelas diatom (Bacillariopheceae), ordo Pennales. Memiliki bentuk sel yang lonjong, memanjang seperti perahu atau bentuk ketupat, beberapa seperti balok, cakram atau segitiga Ukuran sel Navicula sp. antara 2-200 μm, hidup menempel berkelompok pada substrat tertentu. Navicula sp. mengandung klorofil, karotenoid, protein dan beberapa jenis asam lemak seperti asam miristat, asam pentadekanoat, asam palmitat, asam stearat, asam palmitoleat dan EPA. Berdasarkan kandungan senyawa kimia tersebut, Naviculla sp diketahui memiliki bioaktivitas seperti antivirus, antibakteri, antifungi dan antioksidan.Kata kunci: Navicula sp., diatom, bioaktivitas
PENYULUHAN MARINE TOXIN PADA ANAK-ANAK TPQ MIFTAHUL JANNAH, CIPONDOH TANGERANG Riong Seulina Panjaitan; Ade Ramadhan; Purwati Purwati
Jurnal Abdimas Sang Buana Vol 3, No 1 (2022): Jurnal Abdimas Sang Buana - Mei
Publisher : LPPM Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32897/abdimasusb.v3i1.1153

Abstract

Pemahaman yang kurang mengenai penjelasan akan marine toxin kepada masyarakat mengakibatkan masyarakat kurang memahami dalam pemilihan makanan yang berasal dari organisme laut yang tepat. Marine toxin (toksin laut) dihasilkan oleh organisme laut yang apabila tidak sengaja dikonsumsi oleh manusia melalui makanan akan mengakibatkan keracunan yang dapat berakibat fatal. Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan tentang jenis-jenis marine toxin, sumber penyebabnya dan bahayanya. Kegiatan ini dilaksanakan di TPQ Miftahul Jannah, Cipondoh, Tangerang. . Penyampaian materi menggunakan media ppt, dan video. Dari hasil kegiatan ini diperoleh adanya peningkatan pemahaman dari peserta kegiatan berdasarkan perbandingan hasil pre-test dan post-test.