Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemodelan Respon Struktur Pemecah Gelombang Tipe Terapung dengan Peredam Tambahan (Heave Plate) Samaila, Muh Akhsan; Butudoka, Marina Abriani
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol 4, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1227.611 KB) | DOI: 10.33506/rb.v4i2.193

Abstract

Salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas sebuah pemecah gelombang terapung adalah dengan memperbesar hydrodynamic damping atau viscous damping. Redaman hidrodinamik bergantung pada bentuk dan frekuensi gerakan dari struktur.  Penelitian ini bertujuan meninjau pengaruh penambahan redaman pada struktur terapung dengan variasi sudut yaitu 90o, 150o dan 180o yang membatasi respon gerak struktur terapung hanya arah vertikal (heave motion) dimana sistem pengikat berupa pile untuk menjaga struktur terapung hanya bergerak secara vertikal. Model uji struktur terapung memiliki dimensi panjang 1.1 m, lebar 0.6 m dan tinggi 0.4 m. Gelombang yang digunakan pada model adalah gelombang regular dimana gelombang dicatat menggunakan alat wave gauge sedangkan pencatatan respon gerak struktur menggunakan alat accelerometer. Gerak translasi arah vertical (heave motion) diperoleh dari hasil integrasi numerik data kecepatan hasil pencatatan accelerometer. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai rasio redaman yang paling besar (ζ) yaitu redaman tambahan dengan variasi sudut 90o sebesar 0.418 sedangkan redaman tambahan dengan sudut 180o dan 150o masing-masing sebesar 0.344 dan 0.326. Untuk respon gerak struktur terapung (gerak translasi), sistem redaman tambahan yang memiliki sudut 90o paling besar mengurangi simpangan gerak translasi sebesar 0.1 m.
Pemodelan Respon Struktur Pemecah Gelombang Tipe Terapung dengan Peredam Tambahan (Heave Plate) Muh Akhsan Samaila; Marina Abriani Butudoka
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol. 4 No. 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1227.611 KB) | DOI: 10.33506/rb.v4i2.193

Abstract

Salah satu cara untuk meningkatkan efektifitas sebuah pemecah gelombang terapung adalah dengan memperbesar hydrodynamic damping atau viscous damping. Redaman hidrodinamik bergantung pada bentuk dan frekuensi gerakan dari struktur.  Penelitian ini bertujuan meninjau pengaruh penambahan redaman pada struktur terapung dengan variasi sudut yaitu 90o, 150o dan 180o yang membatasi respon gerak struktur terapung hanya arah vertikal (heave motion) dimana sistem pengikat berupa pile untuk menjaga struktur terapung hanya bergerak secara vertikal. Model uji struktur terapung memiliki dimensi panjang 1.1 m, lebar 0.6 m dan tinggi 0.4 m. Gelombang yang digunakan pada model adalah gelombang regular dimana gelombang dicatat menggunakan alat wave gauge sedangkan pencatatan respon gerak struktur menggunakan alat accelerometer. Gerak translasi arah vertical (heave motion) diperoleh dari hasil integrasi numerik data kecepatan hasil pencatatan accelerometer. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai rasio redaman yang paling besar (ζ) yaitu redaman tambahan dengan variasi sudut 90o sebesar 0.418 sedangkan redaman tambahan dengan sudut 180o dan 150o masing-masing sebesar 0.344 dan 0.326. Untuk respon gerak struktur terapung (gerak translasi), sistem redaman tambahan yang memiliki sudut 90o paling besar mengurangi simpangan gerak translasi sebesar 0.1 m.
Konsep Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dalam Mengantisipasi Bencana dan Krisis Air di Ibu Kota Provinsi Papua Barat Daya Pristianto, Hendrik; Butudoka, Mariana Abriani
Jurnal Ilmiah Ecosystem Vol. 23 No. 2 (2023): Ecosystem Vol. 23 No 2, Mei - Agustus Tahun 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/eco.v23i2.2680

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi ulang kondisi fisik dari 11 daerah aliran sungai yang berada di ibu kota Propinsi Papua Barat Daya dan merumuskan konsep tata kelola yang sesuai dalam mengantisipasi bencana dan krisis air. Metodologi yang digunakan adalah pengumpulan data lapangan, analisa laboratorium, analisa hasil penelitian terdahulu dan fakta lapangan, serta merumuskan konsep tata kelola. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa 4 daerah aliran sungai beririsan dengan wilayah pusat pemerintahan Propinsi Papua Barat Daya yaitu Sungai Remu, Sungai Klagison, Sungai Klawoguk dan Sungai Klasaman adalah masuk dalam kategori rawan bencana banjir serta wilayah hulu sungainya mengelami degradasi lingkungan. Sedangkan konsep tata kelola yang sesuai adalah integrasi pengelolaan daerah aliran sungai dan wilayah pesisir dengan konsep pembangunan kota yang berbasis daerah aliran sungai The aim of this research is to re-identify the physical conditions of 11 watersheds in the capital city of Papua Barat Daya Province and to formulate appropriate management concepts in anticipating disasters and water crises. The methodology used is field data collection, laboratory analysis, analysis of previous research results and field facts, as well as formulating the concept of governance. The results of this study stated that 4 river basins intersect with the central government area of Southwest Papua Province, namely the Remu River, Klagison River, Klawoguk River and Klasaman River, which fall into the flood-prone category and their upstream areas experience environmental degradation. Meanwhile, the appropriate governance concept is the integration of watershed and coastal area management with the concept of watershed-based urban development
Laju Sedimen Dasar Pada Sungai Klagison Menggunakan Program HEC-RAS Rusdi, Achmad; Nurbia, Nurbia; Pristianto, Hendrik; Butudoka, Marina Abriani; Pamudjianto, Agung; Desembardi, Faried
Konstruksia Vol 15, No 1 (2023): Jurnal Konstruksia Vol 15 No. 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.15.1.47-57

Abstract

Pertumbuhan dan perkembangan industri Kota Sorong yang semakin maju menimbulkan dampak yang cukup besar pada siklus hidrologi yang berpengaruh terhadap sungai terkhusus Sungai Klagison yang merupakan sungai yang rentan terjadi banjir. Salah satu permasalahan yang terjadi pada sungai tersebut adalah sedimentasi, permasalahan diawali dengan adanya erosi dibagian hulu dan aktifitas pencucian pasir yang limbahnya dibuang pada saluran sungai tanpa adanya bak penampung limbah. Penelitian ini bertujuan menganalisis sedimentasi dengan memprediksi total muatan sedimen melalui karakteristik sedimen dengan pemodelan. Pemodelan menggunakan HEC-HMS untuk menghasilkan hidrograf debit banjir rancangan dan HEC-RAS untuk menganalisis sedimentasi. Dari hasil analisis sedimentasi diperoleh karakteristik sedimen dengan berat jenis sedimen rata-rata 2.32 g/cm3 dengan ukuran butiran d50 dan d90 pada hulu 0,7 mm dan 3 mm, hilir 0.022 mm dan 0.064 mm dan tengah sungai 0.062 mm dan 0.073 mm. Kapasitas total sedimen dengan waktu simulasi 5 tahun sebesar 124.007,647 ton dengan tinggi agradasi terbesar 64,9 cm.
Pembangunan Ibu Kota Propinsi Papua Barat Daya Berbasis Good Watersheds Management Pristianto, Hendrik; Rusdi, Achmad; Butudoka, Marina Abriani; Pamudjianto, Agung
Konstruksia Vol 15, No 2 (2024): Jurnal Konstruksia Vol 15 No. 2 Tahun 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.15.2.130-146

Abstract

Sebagai ibu kota Propinsi Papua Barat Daya, Kota Sorong menghadapi permasalahan manajemen 11 sungai yang ada di sepanjang wilayahnya, dan yang berdampak pada bencana banjir pada setiap tahunnya. Tentu kita perlu mencari solusi terbaik agar kondisi ini tidak menghambat pembangunan untuk propinsi baru yang pengesahannya melalui Undang Undang Nomor 29 tahun 2022 ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pola pembangunan ibu kota Propinsi Papua Barat Daya berbasis manajemen daerah aliran sungai yang baik (Good Watersheds Management). Lokasi penelitian adalah di Kota Sorong dengan mengevaluasi tata kelola daerah aliran sungai saat ini dan membandingkan dengan tata kelola yang ideal untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Hasil penelitian ini adalah Daerah Aliran Sungai Klagison masuk dalam skala prioritas penanganan karena mempunyai potensi kerawanan bencana paling besar, dan dengan mempertimbangkan karakteristik 11 Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di wilayah penelitian maka pola pembangunan ibu kota Propinsi Papua Barat yang berbasis manajemen DAS yang baik adalah dengan (1) penerapan konsep sustainable urban drainage system (SUDS) dan konsep sustainable urban stormwater management (SUSM), (2) manajemen kebencanaan dan kebijakan anggaran yang jelas, (3) kerjasama antar wilayah hulu dan hilir DAS, serta (4) mempertahankan kearifan lokal dan peningkatan partisipasi masyarakat adat melalui mendorong fungsi katalisator perubahan kepada pimpinan lembaga adat.