Menurut WHO, sekitar 1 dari 3 siswa di seluruh dunia mengalami bentuk tindakan bullying. Sedangkan di Indonesia, berdasarkan data yang dihimpun oleh KPAI dan FSGI, kasus bullying mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2022, tercatat sekitar 226 kasus bullying dan pada tahun 2021 sekitar 53 kasus. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tindakan bullying masih menjadi teror bagi anak-anak di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, pentingnya edukasi tentang dampak buruk perilaku bullying menjadi salah satu strategi dalam menambah pengetahuan dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menilai model edukasi yang tepat sebagai upaya pencegahan bullying di lingkungan sekolah guna mengurangi tindakan bullying. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi Literature Review dengan melakukan pencarian melalui database seperti, Google Scholar dan Pubmed dengan membatasi 5 tahun terakhir publikasi yaitu antara 2018 sampai 2023. Dari hasil seleksi yang sesuai kriteria inklusi, didapatkan 10 artikel yang kemudian dilakukan pengkajian. Berdasarkan hasil kajian pada setiap artikel, ditemukan beberapa model edukasi yang dapat diterapkan dalam upaya pencegahan tindakan bullying, seperti teknik Design Thinking, Role Play Management, dan Media Komik dan Video Animasi serta ekstrakulikuler seperti Beladiri. Berdasarkan hasil kajian literatur dapat disimpulkan bahwa pencegahan bullying di lingkungan sekolah dapat dilakukan mulai dari pemetaan dan perencanaan model edukasi yang tepat sebagai upaya preventif. Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang dampak negatif dari tindakan bullying dan menurunkan angka kasus tindak kekerasan di sekolah.