Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Problem Solving Melalui Permainan Ramadhan, Rusydian; Ninawati, Ninawati; Susanto, Audrey Valencia; Dcj, Daniel Franando; Rabbani, Nabhan; Eldiyano, Albertrado Totto
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 5 No. 3 (2025): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v5i3.19655

Abstract

Bermain dapat dikemas dengan berbagai cara, termasuk juga dipakai untuk pembelajaran, belajar sambil bermain atau bermain sambil belajar. Pembelajaran konvensional telah dimodifikasi atau digabungkan dengan metode lainnya namun tetap berada pada koridor permainan edukatif. Permainan edukatif telah dikenal sebagai metode yang efektif dalam mendukung proses pembelajaran anak. Menurut Safitri (2020), media pembelajaran berbasis board game dapat membantu meningkatkan minat serta pemahaman anak terhadap materi yang dipelajari dibandingkan dengan metode konvensional. Selain itu anak-anak juga perlu diajarkan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mereka secara mandiri. Keterampilan problem solving sangat penting bagi anak-anak karena membantu mereka menghadapi tantangan dan membuat keputusan yang tepat dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir kritis termasuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, fakta dan data untuk menyelesaikan masalah (Reeve 2016). Kegiatan permainan dilakukan selama kurang lebih satu jam melibatkan 29 siswa perempuan dan laki-laki kelas 6 Sekolah Dasar di Jakarta Barat. Media pembelajaran interaktif seperti board game dapat membantu mengatasi permasalahan. Board game mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik bagi siswa. Tidak hanya meningkatkan minat belajar, akan tetapi juga dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep-konsep penting yang diajarkan di sekolah. Dengan pengalaman bermain yang melibatkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah, anak-anak dapat belajar lebih efektif sambil mengembangkan kreativitas dan kemampuan sosial mereka.
Hubungan antara Motives dengan Problematic Smartphone Use (PSU): A Systematic Review Ramadhan, Rusydian; Rachmasari, Chintya; Sudrajat, Zahra Kayla; Mote, Elvine Semulin; Susanto, Audrey Valencia; Heng, Pamela Hendra; Idulfilastri, Rita Markus
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.4072

Abstract

Motives merupakan alasan seseorang melakukan perilaku yang mencerminkan kebutuhan dan keinginan untuk dipenuhi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa motives berperan penting dalam memunculkan problematic smartphone use (PSU). Namun, pemahaman mengenai perbedaan hubungan motives dengan PSU berdasarkan jenis kelamin maupun pengaruhnya terhadap penggunaan jenis konten smartphone tertentu masih terbatas. Penelitian ini bertujuan melakukan systematic review untuk menyatukan temuan yang ada terkait hubungan motives dengan PSU. Pencarian literatur dilakukan melalui Google Scholar dan Semantic Scholar dengan rentang waktu 2024 hingga 2025, menggunakan kombinasi kata kunci terkait PSU dan motives. Seleksi artikel mencakup publikasi berbahasa Indonesia atau Inggris, berstatus full-text dan open access, serta terindeks pada jurnal Quartile 1 (Q1) hingga Quartile 4 (Q4) atau Sinta 1 (S1) hingga Sinta 4 (S4). Hasil analisis terhadap 17 artikel menunjukkan bahwa motives yang memicu PSU meliputi faktor psikologis seperti desire thinking dan rumination serta faktor lingkungan seperti cumulative ecological risk, insecure attachment, pola asuh negatif, dan pengalaman masa kecil yang buruk. Perbedaan berdasarkan jenis kelamin tampak pada perempuan yang lebih rentan terhadap disrupsi hubungan orangtua-anak akibat technoference, sementara laki-laki lebih mudah mengalami ketergantungan pada smartphone. Selain itu, motives tertentu berhubungan dengan penggunaan konten spesifik, seperti fear of missing out (FOMO) dan kebutuhan interaksi sosial pada media sosial, serta dorongan dokumentasi dan promosi diri pada Instagram. Kajian ini menekankan perlunya penelitian lanjutan dengan basis data yang lebih luas, mempertimbangkan faktor demografis lain, dan mengeksplorasi berbagai platform digital agar pemahaman mengenai peran motives dalam terbentuknya PSU menjadi lebih komprehensif.