Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Mantis Journal of Fisheries

Komposisi hasil tangkapan ikan menggunakan alat tangkap gillnet di Kampung Nelayan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Miradni, Asni; Arfiana, Bs. Monica; Nelwida, Nelwida; Mairizal, Mairizal; Ramdhani, Farhan; Heltria, Septy
Mantis Journal of Fisheries Vol. 1 No. 02 (2024): Desember 2024
Publisher : Department of Fisheries, Animal Science Faculty, Universitas Jambi.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/mjf.v1i02.37885

Abstract

Komposisi hasil tangkapan adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi keragaman sumber daya hayati. Komposisi hasil tangkapan adalah istilah yang umumnya digunakan dalam bidang perikanan dan kelautan untuk merujuk kepada proporsi relatif dari berbagai jenis spesies yang tertangkap dalam suatu proses penangkapan ikan atau aktivitas perikanan lainnya. Proses ini mencakup penelitian tentang struktur tangkapan yang melibatkan berbagai jenis ikan, udang, moluska, serta organisme laut lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan ikan menggunakan gillnet di Kampung Nelayan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Peralatan yang digunakan adalah alat tulis, kamera, laptop dan alat tangkap gillnet menggunakan mesh size 2 inci dengan ukuran kapal 1 GT. Hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 15 spesies ikan yang tertangkap dari alat tangkap gillnet yaitu ikan duri (Cephalocassis borneensis), ikan lomek (Harpadon nehereus), ikan malung (Muraenesox cinereus), ikan gulamah (Panna microdon), ikan sebelah (Pleuronectiformes), ikan beliak mata (Llisha elongata), ikan senangin (Eleutheronema tetradactylum), ikan bawal (Pampus argenteus), ikan pari (Telatrygon zugei), ikan sembilang(Plotosus canius), ikan langgai (Lepturacanthus savala Cuvier), ikan hiu (Chiloscyllium arabicum), ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus), ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum), dan ikan pirang (Setipinna tenuifilis). Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis ikan hasil tangkapan yang paling banyak tertangkap adalah ikan gulamah (Panna microdon) sebanyak 102,8 kg atau 28,62 % dan yang paling sedikit adalah ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) sebanyak 1 kg atau 0,28 %.
KEANEKARAGAMAN HASIL TANGKAPAN GILLNET MILLENIUM DI KELURAHAN BUNGUS SELATAN, KECAMATAN Putra Nugraha, Rendi Tri; Mairizal, Mairizal; Arfiana, Bs. Monica
Mantis Journal of Fisheries Vol. 1 No. 02 (2024): Desember 2024
Publisher : Department of Fisheries, Animal Science Faculty, Universitas Jambi.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/mjf.v1i02.38251

Abstract

Perairan Bungus terletak di Kecamatan Teluk Kabung, Kelurahan Bungus Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Perairan Teluk Kabung memiliki kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang strategis dan signifikan bagi masyarakat setempat dengan mayoritas masyarakat bermata pencarian sebagai nelayan. Alat tangkap yang digunakan pada saat penelitian di Perairan Bungus Sumatera Barat menggunakan alat tangkap gillnet millenium dengan mesh size 2 inci dengan ukuran mesin kapal 1 GT. Penelitian ini dilakukan tanggal 25 Juni 2024 sampai dengan 25 Juli 2024 di Perairan Perairan Bungus Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman hasil tangkapan gillnet millennium di Kelurahan Bungus Selatan, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kota Padang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan menggunakan alat tangkap gillnet millenium di Perairan Bungus Sumatera Barat terdiri dari 18 spesies terdiri dari jenis ikan dan kepiting. Jumlah hasil tangkapan utama yaitu ikan kembung (Rastrellinger kanagurta) sebanyak 784 ekor (69,07%). Jumlah hasil tangkapan sampingan dari yang tertinggi yaitu ikan sepat (Pemprheris) sebanyak 39 ekor (3,44%) dan yang terendah ikan kapas-kapas (Lactarius lactarius) sebanyak 2 ekor (0,18%). Jumlah hasil tangkapan buangan dari yang tertinggi yaitu ikan ani-ani (Mene maculata) sebanyak 152 ekor (13,39%) dan yang terendah yaitu kepiting (Brachyura) sebanyak 9 ekor (0,79%). Dengan berat hasil tangkapan keseluruhan sebanyak 176,283 kg dan jumlah hasil tangkapan sebanyak 1135 ekor, Nilai indeks keanekaragaman (H’) yang didapat yaitu 1,27 dalam kategori sedang, nilai indeks keseragaman (E) yaitu 0,40 dalam kategori sedang, dan nilai indeks dominansi (C) yaitu 0,50 dalam kategori tinggi.
EFISIENSI WAKTU PENDARATAN HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA Purba, Mardono MF; Pramusintho, Bagus; Arfiana, Bs. Monica
Mantis Journal of Fisheries Vol. 1 No. 02 (2024): Desember 2024
Publisher : Department of Fisheries, Animal Science Faculty, Universitas Jambi.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/mjf.v1i02.39612

Abstract

Efisiensi waktu pendaratan ikan mengacu pada semua aktivitas yang terkait dengan proses pendaratan hasil tangkapan, dengan tujuan utama menjaga kualitas dan kesegaran ikan. Manajemen waktu yang efektif dalam kegiatan pendaratan ikan sangat penting untuk memastikan pengiriman ikan berkualitas tinggi kepada konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efisiensi waktu pendaratan hasil tangkapan kapal dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Metode survei digunakan dalam penelitian ini dengan sampel 14 kapal yang melakukan 31 perjalanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi waktu pendaratan ikan di PPN Sibolga adalah 80,85%. Analisis regresi linier menunjukkan bahwa koefisien determinasi (R²) sebesar 0,897, yang berarti 89,70% tingkat efisiensi dapat dijelaskan oleh faktor-faktor seperti jumlah hasil tangkapan, jumlah pekerja bongkar muat, usia pekerja, ukuran GT kapal, pengalaman pekerja bongkar muat, dan waktu terbuang, sementara 11,30% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain di luar model analisis. Dari enam variabel yang dianalisis, hanya dua yang secara signifikan memengaruhi efisiensi waktu pendaratan ikan, yaitu jumlah hasil tangkapan dan waktu terbuang. Jumlah hasil tangkapan berpengaruh positif terhadap efisiensi, yang berarti semakin banyak hasil tangkapan, efisiensi waktu pendaratan meningkat. Sebaliknya, waktu terbuang berpengaruh negatif, menunjukkan bahwa semakin sedikit waktu yang terbuang, semakin tinggi efisiensi waktu pendaratan. Temuan ini menyoroti pentingnya faktor operasional dalam mengoptimalkan waktu pendaratan ikan dan menjaga kesegarannya.