Meningkatnya penggunaan media sosial di kalangan masyarakat memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan Bahasa Indonesia. Hal ini tidak mengherankan, mengingat para pengguna media sosial berasal dari berbagai latar belakang budaya dan bahasa tanpa adanya batasan sosial yang ketat. Kondisi tersebut tentu memengaruhi kebiasaan berbahasa mereka. Fenomena perubahan bahasa yang terjadi di media sosial tidak hanya sebatas pada penggunaan kata atau struktur kalimat, melainkan juga menciptakan varian-varian baru yang sebelumnya tidak ada dalam komunikasi konvensional. Hal ini menciptakan ruang baru untuk munculnya bentuk-bentuk bahasa yang lebih ekspresif, kreatif, dan fleksibel, yang seringkali menantang norma-norma bahasa yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana bahasa berubah akibat penggunaan media sosial, mencari tahu faktor-faktor yang menyebabkan munculnya kata atau gaya bahasa baru, serta menganalisis dampaknya terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research), yang berfokus pada kajian teoritis serta telaah berbagai referensi yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perubahan bahasa di media sosial merupakan fenomena sistematis yang merefleksikan adaptasi linguistik terhadap konteks sosial-budaya. Data menunjukkan bahwa platform seperti Twitter, Instagram, dan TikTok mendominasi penggunaan bahasa informal dengan ciri khasnya tersendiri. Media sosial juga membentuk hierarki bahasa baru, mencampurkan bahasa formal dan informal, bahkan memadukan bahasa asing. Fenomena ini berdampak pada pendidikan, komunikasi, dan identitas budaya, sehingga perlu pendekatan lintas disiplin untuk memahaminya lebih dalam.