Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMETAAN WILAYAH SEBARAN BANJIR DI KABUPATEN MEDAN AMPLAS BERDASARKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TAHUN 2024 Sahala Fransiskus Marbun; Aidil Fajri Lintang; Goklas Sihombing; Dini Sagala; David Pangaribuan
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 5 (2025): MEI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjir merupakan bencana yang sering terjadi di Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, dengan dampak yang signifikan bagi masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan daerah rawan banjir di Kabupaten Medan Amplas menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dan mengidentifikasi faktor fisik yang mempengaruhi risiko banjir. Metode yang digunakan meliputi pengumpulan data spasial seperti peta administrasi, lereng, tutupan lahan, jenis tanah, dan curah hujan, yang kemudian dianalisis melalui proses overlay dan pembobotan dalam aplikasi ArcGIS. Hasil penelitian menunjukkan sebaran wilayah dengan tingkat kerentanan banjir rendah, sedang, dan tinggi, serta mengungkapkan faktor dominan seperti curah hujan, topografi, dan perubahan tutupan lahan sebagai penyebab banjir. Pemetaan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pemerintah dan masyarakat dalam upaya mitigasi dan pengelolaan banjir.
ANALISIS GEOSPASIAL KESESUAIAN RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DENGAN LUAS PERMUKIMAN PENDUDUK DI KOTA MEDAN 2024 Sahala Fransiskus Marbun; Goklas Sihombing; Daniel Try; Escha Purba; Dwi Aulia Purba
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 11 (2025): November 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertumbuhan permukiman yang pesat di Kota Medan memberikan tekanan signifikan terhadap ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian RTH terhadap perkembangan permukiman dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan analisis spasial berbasis citra Sentinel-2A tahun 2024. Hasil digitasi menunjukkan dominasi kawasan terbangun yang mencapai 74% dari total wilayah kota, sedangkan RTH hanya mencakup 26,1%. Analisis per kecamatan memperlihatkan bahwa hanya tiga kecamatan yang memenuhi standar RTH minimal 30% menurut UU No. 26 Tahun 2007, yaitu Medan Tuntungan, Medan Belawan, dan Medan Polonia. Sebaliknya, 18 kecamatan lainnya masih mengalami defisit luas RTH yang signifikan. Selain itu, perhitungan kebutuhan RTH per kapita menunjukkan ketimpangan akses yang tajam, di mana sebagian besar kecamatan pusat kota memiliki ketersediaan kurang dari 5 m²/jiwa, jauh di bawah standar ideal 20 m²/jiwa. Temuan ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan struktural antara perkembangan permukiman dan penyediaan ruang ekologis yang berpotensi mengancam kualitas lingkungan perkotaan. Penelitian ini menegaskan pentingnya intervensi kebijakan tata ruang berbasis data spasial sebagai upaya mewujudkan kota yang berkelanjutan, adaptif, dan ekologis