Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gaya Kepemimpinan Transformasional Susi Pudjiastuti: Revolusi Tata Kelola Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia (2014-2019) Angel Tri Anjani; Aqila Zakira; Rosa Afriyani; Yulia Hanoselina; Rizki Syafril
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 6 (2025): JUNI 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menganalisis gaya kepemimpinan transformasional Susi Pudjiastuti selama menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia periode 2014-2019 serta dampaknya terhadap revolusi tata kelola sektor kelautan dan perikanan nasional. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi literatur komprehensif terhadap dokumen kebijakan, publikasi ilmiah, dan laporan statistik, penelitian ini mengidentifikasi karakteristik kepemimpinan transformasional Susi Pudjiastuti yang menonjol berupa ketegasan dalam pemberantasan illegal fishing, autentisitas dalam komunikasi publik, visi maritim yang kuat, dan orientasi pada hasil. Temuan menunjukkan bahwa implementasi kebijakan strategis seperti penenggelaman kapal asing ilegal, moratorium kapal eks asing, digitalisasi tata kelola perikanan, dan program pemberdayaan nelayan kecil telah menghasilkan transformasi signifikan berupa peningkatan produktivitas sektor perikanan hingga 8,64%, pemulihan stok ikan dari 6,5 juta ton menjadi 12,45 juta ton, serta peningkatan Nilai Tukar Nelayan dari 103 menjadi 114. Meskipun menghadapi tantangan berupa keterbatasan sumber daya manusia dan adaptasi teknologi di masyarakat pesisir, kepemimpinan transformasional Susi Pudjiastuti berhasil meletakkan fondasi penting bagi visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia melalui pendekatan yang mengintegrasikan aspek ekonomi, ekologi, dan sosial dengan tetap memprioritaskan kedaulatan maritim nasional.
APLIKASI PUSAT LAYANAN KEAGAMAAN (PUSAKA) KEMENTERIAN AGAMA SEBAGAI INOVASI LAYANAN KEAGAMAAN DI ERA TRANFORMASI DIGITAL Angel Tri Anjani; Dini Trimita; Hijri Nurul Ramadhan; Resty Aisyah Nurul Fadilla; Yulia Hanoselina
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 12 (2025): Desember 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Transformasi digital telah mendorong perubahan mendasar dalam penyelenggaraan layanan publik, termasuk sektor keagamaan yang menuntut inovasi berbasis teknologi untuk meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Kementerian Agama menghadapi tantangan dalam mengintegrasikan berbagai layanan keagamaan yang sebelumnya terpisah-pisah dan menimbulkan ketidakefisienan bagi pengguna. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi aplikasi Pusat Layanan Keagamaan (PUSAKA) sebagai bentuk inovasi layanan keagamaan di Kementerian Agama Kota Padang dalam konteks transformasi digital, mencakup konsep inovasi yang diterapkan, strategi implementasi, sumber daya pendukung, serta tantangan yang dihadapi. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dengan Pranata Komputer Ahli Muda Kementerian Agama Kota Padang, serta data sekunder melalui studi literatur dari dokumen resmi dan publikasi ilmiah yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi PUSAKA berhasil mengintegrasikan seluruh layanan keagamaan dalam satu platform terpadu yang dapat diakses 24 jam, meningkatkan efisiensi operasional, transparansi, dan akuntabilitas pelayanan. Implementasi didukung oleh sumber daya manusia terlatih, infrastruktur digital memadai, dan strategi sosialisasi masif melalui media digital maupun pendekatan grassroot. Meskipun menghadapi tantangan literasi digital dan keterbatasan infrastruktur, upaya berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan terus dilakukan untuk memastikan pemerataan akses. Pengembangan masa depan difokuskan pada penambahan fitur inovatif dan integrasi sistem eksternal untuk menciptakan ekosistem layanan digital yang lebih komprehensif mendukung visi Indonesia Emas 2045.