Penelitian ini menganalisis peran strategic agility yang mengintegrasikan inovasi digital dan nilai religius dalam memperkuat ketahanan kelembagaan di MI Nahdlatul Ulama 33 Tanjung Ori, sebuah madrasah komunitas diwilayah kepulauan Kabupaten Gresik. Latar belakang penelitian adalah kebutuhan madrasah untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang cepat, seperti digitalisasi pembelajaran, perubahan kebutuhan peserta didik, dan keterbatasan infrastruktur di daerah periferal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan, dan orang tua siswa melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan analisis dokumen. Data dianalisis menggunakan thematic analysis untuk mengidentifikasi pola strategis terkait kemampuan adaptif madrasah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategic agility memungkinkan madrasah merespons perubahan secara cepat, fleksibel, dan proaktif melalui tiga mekanisme utama: inovasi digital dalam pembelajaran, penguatan nilai religius sebagai fondasi karakter organisasi, dan kolaborasi komunitas sebagai sumber daya adaptif. Integrasi teknologi pembelajaran dan nilai religius meningkatkan efektivitas pedagogis serta memperkuat identitas madrasah di era digital. Kepemimpinan visioner dan dukungan masyarakat lokal sangat penting untuk keberlanjutan transformasi kelembagaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa model strategic agility berbasis inovasi digital dan nilai religius dapat menjadi acuan strategis bagi madrasah lain dalam membangun ketahanan organisasi, serta memberikan kontribusi teoretis dan implikasi praktis bagi penguatan kapasitas madrasah di daerah pinggiran.