Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Manajemen Pembinaan Akhlak Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Imtaq Di Sekolah Dasar Negeri 21 Talang Ubi Sepriyansyah, Sepriyansyah; Ziaulhak, Ziaulhak; Samiha, Yulia Tri; Afriantoni, Afriantoni
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/joecy.v5i3.5053

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen pembinaan akhlak siswa melalui implementasi kegiatan ekstrakurikuler Iman dan Takwa (IMTAQ) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 21 Talang Ubi. Permasalahan degradasi moral dan tantangan pembentukan karakter pada usia sekolah dasar menjadi latar belakang pentingnya upaya terstruktur dalam membentuk akhlakul karimah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus deskriptif. Sumber data diperoleh dari kepala sekolah, guru pembina ekstrakurikuler IMTAQ, serta siswa peserta kegiatan, melalui teknik wawancara, observasi, partisipatif, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pembinaan akhlak melalui ekstrakurikuler IMTAQ di SDN 21 Talang Ubi telah dilaksanakan secara komprehensif, meliputi empat tahapan manajerial utama: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). Tahap perencanaan mencakup perumusan tujuan pembinaan, penentuan materi yang relevan (seperti praktik ibadah, hafalan surat pendek, dan kisah teladan), serta alokasi sumber daya. Pengorganisasian melibatkan pembentukan struktur tim pembina dan penjadwalan kegiatan. Pelaksanaan didominasi oleh metode pembiasaan, keteladanan, dan praktik langsung (misalnya salat berjamaah dan tadarus), yang terbukti efektif dalam internalisasi nilai-nilai keagamaan dan moral. Sementara itu, pengawasan dilakukan melalui evaluasi berkala dan koordinasi antara guru dan orang tua. Dampak dari kegiatan IMTAQ ini terlihat dari peningkatan signifikan dalam disiplin, sopan santun, dan kepedulian sosial siswa, yang mencerminkan keberhasilan manajemen sekolah dalam mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam kurikulum non-akademik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrakurikuler IMTAQ merupakan strategi manajerial yang efektif dalam pembentukan karakter dan akhlak siswa di tingkat sekolah dasar, dan direkomendasikan untuk menjadi model bagi sekolah lain.
Konsep Etika Digital Pada Anak Sekolah Dasar: Tinjauan Al-Qur'an Dan Hadits Tentang Pengaruh Media Sosial Sepriyansyah, Sepriyansyah; Ziaulhak, Ziaulhak; Razzaq, Abdur; Imron, Kristina
Journal of Innovative and Creativity Vol. 5 No. 3 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi digital, khususnya media sosial, telah mengubah interaksi sosial bagi anak-anak sekolah dasar. Meskipun menawarkan berbagai manfaat, media sosial juga membawa risiko etika yang signifikan, seperti perundungan, penyebaran berita palsu, dan konten yang tidak sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep etika digital bagi anak-anak sekolah dasar dari perspektif Islam, dengan merujuk pada prinsip-prinsip dasar yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadits. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur kualitatif dengan pendekatan mawḍū'ī (tematik), mengumpulkan dan menganalisis ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits yang berkaitan dengan prinsip-prinsip komunikasi, tanggung jawab pribadi, kejujuran dalam berbicara, dan menjaga kehormatan diri serta orang lain. Dengan mempertimbangkan tantangan moral yang dihadapi oleh umat islam di era digital, kita akan mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai yang terkandung al Qur’an memberikan pedoman etika serta prinsip-prinsip moral yang mampu membantu generasi penerus menghadapi tantangan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prinsip-prinsip etika Islam seperti kejujuran, amanah, menjaga privasi, dan bertanggung jawab atas setiap perkataan dapat menjadi landasan kuat untuk membangun kesadaran etika digital pada anak-anak. Implementasi konsep ini memerlukan peran aktif orang tua dan guru sebagai fasilitator dan teladan.