Arum, Ayu Puspita
Study Program Of Agricultural Science, Faculty Of Agriculture, University Of Jember, Jl. Kalimantan No.37, Jember District, East Java

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Response of Morphological and Physiological Characteristics of 4 Flood- tolerant Sugarcane (Saccharum Officinarum L.) Cultivars to ZA (Zwavelzuur Ammoniac) fertilizer application in Jember and Bondowoso Sholeh Avivi; Cacuk Purnomo; Ayu Puspita Arum; Sugeng Winarso; Sri Hartatik
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 2 (2019): August
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2873.457 KB) | DOI: 10.22146/ipas.40173

Abstract

The business expansion of sugarcane can be done using marginal land, such as wet land. This study attempted to get the right doses of ZA fertilizer applied to several sugarcane cultivars, which are tolerant to flooding in two different locations. The research was carried out in Jubung Agrotechnopark garden,  University of Jember and seed gardens of Dewisri Bondowoso, from November 2015 to November 2016. The experiment was arranged in factorial randomized complete block design. The first factor was the doses of ZA fertilizer, consisting of 3 levels of treatment, i.e. 0 kg.ha-1 (without ZA fertilizer), 500 kg.ha-1 and 1000 kg.ha-1. The second factor was 4 sugarcane cultivars,  consisting of flood-tolerant sugarcane cultivars from 2014 screening result, i.e. PSJT 941, Bulu Lawang, PS 865 and Kidang Kencana. The results showed that the application of ZA fertilizer at 1000 kg.ha-1 affected the height of stems, the number of tillers, diameter of the stem and the number of segments. Meanwhile, the application of ZA fertilizer at 500 kg.ha-1 affected the number of leaves, fresh weight of shoots, dry weight of shoots, fresh weight of roots, dry weight of roots, brix content, and the content of sucrose and reducing sugar. Flood-tolerant sugarcane cultivars are shown by the highest brix and sucrose fertilizer, observed in  PS 865, Bulu Lawang, PSJT 941, and Kidang Kencana, sequentially. The highest content of reducing sugar was found in PSJT 941, PS 865, Kidang Kencana, and Bulu Lawang, successively.
KERIPIK KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DESA KLAMPOKAN, BONDOWOSO, JAWA TIMUR DALAM MENCEGAH STUNTING Eka Afdi Septiyono; Merina Nuning Dwi; Arum Ayu Puspita
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 5 No. 3 (2021): Jurnal Panrita Abdi - Juli 2021
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v5i3.8058

Abstract

Abstract. Kelor (Moringa) is a plant that is still not fully utilized in fulfilling children's nutrition in preventing stunting. Moringa plants are a good source of protein, a source of amino acid phenolics, a source of vitamins, β-carotene, and various essential amino acids. The target of the implementation of the Fostered Villages Community Service program is the Mother PKK group in Klampokan Village. There are 20 members of the PKK Village in Klampokan Village. Klampokan Village is a village that cultivates Moringa, but the utilization is still not optimal, only sold to the market or in private consumption. This service program is carried out in stages of activities, namely observation, counseling on the benefits of Moringa, training, and demonstration of processing Moringa into a commercial product, as well as assistance that will be carried out after the service activities are carried out. The results of the devotion of fostered villages are products in the form of Moringa chips which have economic value and high nutrition, increase the quality and quantity of Moringa chips production by applying appropriate technology, and foster the new independent entrepreneurial spirit in order to increase income and improve welfare in Klampokan Village.               Abstrak. Kelor merupakan tanaman yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal dalam pemenuhan gizi anak dalam mencegah stunting. Tanaman kelor merupakan sumber protein yang baik, sumber asam amino fenolat, sumber vitamin, β-karoten, dan berbagai asam amino esensial. Sasaran pelaksanaan Program Pengabdian Desa Binaan ini yaitu kelompok Ibu PKK Desa Klampokan. Anggota Ibu PKK Desa Klampokan berjumlah 20 orang. Desa Klampokan merupakan desa yang membudidayakan kelor, tetapi pemanfaatan masih belum maksimal, hanya dijual ke pasar atau di konsumsi pribadi. Program pengabdian ini dilakukan dengan tahapan kegiatan yaitu observasi, penyuluhan akan manfaat kelor, pelatihan dan demonstrasi pengolahan kelor menjadi produk ekonomis, serta pendampingan yang dilaksanakan pasca kegiatan pengabdian dilaksanakan. Hasil dari pengabdian desa binaan adalah produk berupa keripik kelor yang bernilai ekonomi dan bergizi tinggi, peningkatan kualitas dan kuantitas produksi keripik kelor dengan penerapan teknologi tepat guna, dan menumbuhkembangkan jiwa berwirausaha baru yang mandiri guna menambah pendapatan serta memperbaiki kesejahteraan di Desa Klampokan.
Perbaikan Teknik Budidaya dan Pengolahan Jamur Tiram untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember Ayu Puspita Arum; Setiyono Setiyono; Gatot Subroto
Warta Pengabdian Vol 14 No 2 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i2.14260

Abstract

Kelompok Pengusaha Jamur Tiram yang berada di Desa KarangPring, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember mulai mengadakan kegiatan budidaya Jamur Tiramnya pada tahun 2016 yang dibimbing oleh salah satu dosen Fakultas Pertanian UNEJ. Selanjutnya pada tahun berikutnya 2017 kelompok masyarakat di daerah tersebut sudah mengembangkan secara mandiri di daerahnya dengan budidaya jamur tiram yang lebih intensif beserta olahan jamur tiramnya. Kelompok pengusaha jamur tiram di desa tersebut berkeinginan untuk meningkatkan produktivitas dari usaha jamur tiramnya baik itu dari budidaya maupun produk olahannya. Akan tetapi, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh pengusaha jamur tiram tersebut yaitu banyak jamur tiram yang terkontaminasi, diversifikasi produk jamur tiram hanya jamur krispi. Produk olahan jamur tiram yaitu jamur krispi masih berkualitas rendah yaitu berminyak dan mudah tengik. Oleh karena itu, perlu adanya solusi untuk pemecahan masalah-masalah tersebut diantaranya yaitu pemberian dan penyuluhan tehnik budidaya jamur tiram yang tepat, penyuluhan tehnik pembuatan nugget jamur tiram dan jamur krispi, pemberian dan penyuluhan mesin pemisah minyak yang digunakan untuk menghilangkan minyak yang menempel pada jamur krispi sehingga jamur krispi tidak berminyak, tetap renyah dan tidak berbau tengik dalam jangka waktu yang lama. Secara umum metode yang tepat untuk mentransfer solusi tersebut adalah dengan pelatihan dan demonstrasi. Dari kegiatan pengabdian ini, masyarakat desa berhasil membudidayakan jamur tiram putih tanpa ada kontaminan jamur lain dan dapat memberikan keuntungan. Selain itu, masyarakat berhasil membuat jamur krispi tidak berminyak, tetap krispi dan lebih awet serta berhasil membuat nugget jamur tiram.
Empowerment of Oyster Mushroom Farmers in Karangpring Village, Jember through Training on Making Oyster Mushroom Seeds F0, F1, and F2 Ayu Puspita Arum; Setiyono Setiyono; Gatot Subroto
Warta Pengabdian Vol 15 No 2 (2021): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v15i2.23214

Abstract

Oyster mushroom farmers in KarangPring Village, Sukorambi District, Jember Regency have implemented the appropriate oyster mushroom cultivation technique. However, the profit of fresh oyster mushroom sales is still low because the production cost is very high due to F1 oyster mushroom seeds from the supplier being costly. Therefore, it is required a piece of knowledge about the production of F0, F1, and F2 oyster mushroom seeds. So that oyster mushroom farmers can produce oyster mushroom seeds independently. It will have an impact on the reduction of oyster mushroom's production costs. So, the profit of fresh oyster mushroom sales can also be increased; farmers can be F0, F1, and F2 oyster mushroom seed suppliers for others. The method of sharing F0, F1, and F2 oyster mushrooms production was training. The activity result was that the oyster mushroom farmers in Karangpring Village were capable of independently producing F0, F1, and F2 oyster mushroom seeds. These activities can be expected to reduce F0, F1, and F2 oyster mushrooms supply production costs. So the oyster mushroom farmers in KarangPring Village, Sukorambi District, Jember Regency can increase their profit from fresh oyster mushroom sales.
Teknologi Pembuatan Kerupuk Berbasis Singkong Di Posdaya Muslimatan Ar-Rahman Desa Candijati Kabupaten Jember Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Ayu Puspita Arum
Warta Pengabdian Vol 12 No 2 (2018): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v12i2.7802

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kondisi kesejahteraan masyarakat, melalui pemberdayaan perempuan di desa untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Metode ini melibatkan konseling produksi kerupuk singkong, pengantar serta menyediakan peralatan produksi dan konseling tentang ekonomi dan usaha kecil produksi kerupuk singkong higienis bersertifikat P-IRT. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah: (1) melatih produksi kerupuk singkong menggunakan teknologi boiler yang tepat untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan anggota kelompok, dan membuka lapangan kerja baru. (2) Produk kerupuk singkong higienis dihasilkan lebih higienis dengan kemasan yang baik (3) Meningkatkan produksi kerupuk singkong dari 20 hingga 50 bungkus. Kata kunci: pemberdayaan, teknologi boiler yang tepat dan kerupuk singkong.
Identifikasi Gen Sub1A Pada Varietas Tebu Tahan Genangan Ayu Puspita Arum; Sholeh Avivi
Agriprima : Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 4 No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/agriprima.v4i2.373

Abstract

Tebu dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan yang cukup beragam termasuk pada lahan marginal seperti lahan yang sering tergenang. Lahan tergenang dapat menurunkan produksi tebu cukup signifikan. Tujuan penelitian ini adalah menemukan gen toleran kebasahan yang terdapat pada 8 varietas unggul komersial tebu  yang tahan genangan yaitu PS 881, PS 862, PS 882, Kentung, PSJT 941, Bulu Lawang, PS 865 dan Kidang Kencana serta mengidentifikasi kemiripannya dengan gen Sub1A. Dengan diperolehnya gen toleran kebasahan pada varietas tebu  tahan genangan di harapkan varietas tebu tersebut dapat ditanam di lahan yang sering tergenang dan dapat memberikan tambahan sumbangan produksi gula secara Nasional. Sehingga pada akhirnya dapat mengurangi impor yang secara kontinu dilakukan pemerintah setiap tahun dan sebagai solusi peningkatan produksi pangan berbasis lahan daratan dalam menghadapi perubahan iklim. Tahapan untuk memperoleh dan mengidentifikasi gen toleran kebasahan atau tahan genangan adalah pengkondisian lahan tanaman tebu tergenang, isolasi DNA dari tanaman tebu yang tergenang, penentuan konsentrasi dan kemurnian DNA yang diperoleh, konfirmasi DNA yang diisolasi dengan elektroforesis dan identifikasi gen Sub 1 A pada DNA sampel metode PCR dengan primer Sub 1 A 203 R/F dan kontrol Positif DNA tanaman padi transgenik yang mengandung gen Sub 1 A. Hasil kegiatan penelitian dapat disimpukan bahwa 8 varietas unggul komersial tebu  yaitu PS 881, PS 862, PS 882, Kentung, PSJT 941, Bulu Lawang, PS 865 dan Kidang Kencana semuanya mempunyai gen yang mirip dengan gen Sub 1 A. Dengan varietas PS 881 dan Kentung menghasilkan band sekuens DNA target gen Sub 1 A paling tebal.
Response of Morphological and Physiological Characteristics of 4 Flood- tolerant Sugarcane (Saccharum Officinarum L.) Cultivars to ZA (Zwavelzuur Ammoniac) fertilizer application in Jember and Bondowoso Sholeh Avivi; Cacuk Purnomo; Ayu Puspita Arum; Sugeng Winarso; Sri Hartatik
Jurnal Ilmu Pertanian Vol 4, No 2 (2019): August
Publisher : Faculty of Agriculture, Universitas Gadjah Mada jointly with PISPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ipas.40173

Abstract

The business expansion of sugarcane can be done using marginal land, such as wet land. This study attempted to get the right doses of ZA fertilizer applied to several sugarcane cultivars, which are tolerant to flooding in two different locations. The research was carried out in Jubung Agrotechnopark garden,  University of Jember and seed gardens of Dewisri Bondowoso, from November 2015 to November 2016. The experiment was arranged in factorial randomized complete block design. The first factor was the doses of ZA fertilizer, consisting of 3 levels of treatment, i.e. 0 kg.ha-1 (without ZA fertilizer), 500 kg.ha-1 and 1000 kg.ha-1. The second factor was 4 sugarcane cultivars,  consisting of flood-tolerant sugarcane cultivars from 2014 screening result, i.e. PSJT 941, Bulu Lawang, PS 865 and Kidang Kencana. The results showed that the application of ZA fertilizer at 1000 kg.ha-1 affected the height of stems, the number of tillers, diameter of the stem and the number of segments. Meanwhile, the application of ZA fertilizer at 500 kg.ha-1 affected the number of leaves, fresh weight of shoots, dry weight of shoots, fresh weight of roots, dry weight of roots, brix content, and the content of sucrose and reducing sugar. Flood-tolerant sugarcane cultivars are shown by the highest brix and sucrose fertilizer, observed in  PS 865, Bulu Lawang, PSJT 941, and Kidang Kencana, sequentially. The highest content of reducing sugar was found in PSJT 941, PS 865, Kidang Kencana, and Bulu Lawang, successively.
Sistem Pertanian Berkelanjutan dan Hilirisasi Sentra Cabai Merah di Desa Andongsari Indah Ibanah; Wildan Muhlison; Ayu Puspita Arum
JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat) VOL. 5 NOMOR 2 SEPTEMBER 2021 JPPM (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.126 KB) | DOI: 10.30595/jppm.v5i2.6092

Abstract

Desa Andongsari Kecamatan Ambulu memiliki komoditas unggulan, yaitu cabai merah. Potensi Desa Andongsari pada kegiatan budidaya cabai merah yaitu, telah mengenal sistem pengelolaan hama terpadu dengan menggabungkan sistem pengendalian kimia, mekanik dan biologi. Adapun penerapan sistem konservasi musuh alami dengan menanam tanaman refugia. Hal ini ditunjukkan dengan sudah banyak dikembangkannya refugia di tiap-tiap lahan budidaya. Ada pun kelompok tani yang telah menerapkan sistem ini, yaitu Kelompok Tani Margo Makmur I dan Kelompok Wanita Tani Larasati. Namun, masih adanya beberapa permasalahan dalam kegiatan agribisnis cabai merah di Desa Andongsari. Permasalahan utama pada lingkungan berupa pencemaran tanah dan saluran irigasi akibat penggunaan pestisida kimia yang sangat massif. Hasil penelusuran lebih lanjut permasalahan pada kegiatan budidaya (1), serangan organisme pengganggu tanaman khususnya pada tanaman cabai merah sangat tinggi, walaupun aplikasi pestisida sintetis tergolong tinggi. Permasalahan dalam diversifikasi pengolahan cabai merah (2), ketika harga jatuh atau rendah, maka dapat dipastikan petani akan mengalami kerugian yang besar. Permasalahan sosial ekonomi (3), pada kelompok wanita tani yang tidak memiliki program dengan jelas terkait unit usaha sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat di Desa Andongsari. Solusi dan metode yang ditawarkan dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut pada kegiatan pengabdian masyarakat antara lain: (1) memberikan pelatihan, pendampingan, dan mendesain sistem pengelolaan hama terpadu, (2) pelatihan pengolahan pasca panen dari cabai merah menjadi abon cabai. Pada kegiatan unit usaha ekonomi yang nantinya dijadikan sebagai basis wirausaha, kami akan melakukan kegiatan (3) pemberdayaan masyarakat pada kelompok wanita tani dalam kegiatan berwirausaha hulu hilir cabai merah melalui penyuluhan dan pendampingan manajemen produksi dan pemasaran. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Andongsari antaralain (1) adanya sistem pengolahan hama terpadu dengan sistem refugia, (2) diversifikasi komoditas cabai merah menjadi abon cabai, (3) adanya unit usaha dengan managemen produksi dan pemasaran abon cabai pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Larasati sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat.
Aplikasi Medan Magnet pada Sistem Hidroponik NFT terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Setiyono Setiyono; Danu Dwiharjo; Ayu Puspita Arum
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 24, No 1 (2022): Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agsjpa.v24i1.58217

Abstract

The demand for mustard consumption continues to increase, which encourages an increase in mustard production which is not proportional to the area of agricultural land so that cultivation with an NFT Hydroponic system is needed with the application of a magnetic field as a solution to this problem. Which the magnetic field can accelerate growth and water absorbtion. The purp ose of this study was to determine the interaction of magnetic field application with varieties on the growth and yield of mustard using the NFT hydroponic system. This experiment used a split-plot design consisting of 2 factors and 3 replications. The magnetic field application as the main plot consisted of 2 levels, without magnetic field application (M0) and magnetic field application (M1), while the varieties as sub-plots consisted of 5 levels, Tosakan (V1), Shinta (V2), Dakota (V3), IRR(V4) and Nauli F1 (V5). The observation variables were plant height, number of leaves, fresh weight, dry weight, and root volume. The results showed, there was a significant interaction only on the number of leaves with the best treatment M1V5 (16 number of leaves). The magnetic field factor significantly affected all growth and production variables of mustard except dry weight.
Pengaruh Jenis Media Tanam dan Jenis Sumbu terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Merah secara Hidroponik Arki Vanesaputri; Setiyono Setiyono; Ayu Puspita Arum
Agrosains : Jurnal Penelitian Agronomi Vol 24, No 1 (2022): Agrosains: Jurnal Penelitian Agronomi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/agsjpa.v24i1.58892

Abstract

Hydroponics is a narrow land planting system that uses rockwool and flannel as planting media which has disadvantage of being expensive and difficult to obtain, so it requires local materials as a substitute of planting media which must be tested for the effectiveness of using the type of media and its axes. Therefore, the purpose of this study was to determine the effect of the type of planting medium and the type of axis. The research was conducted factorially using Split Plot Design with the archetype of goup plot design (RAK) consisting of 2 factors with 3 repeats. The first factor as the main tile was  type of media consisting of three levels; rockwool, cocopeat, and charcoal husk, while the second factor as sub plots were types of axes consisting of three levels; flannel, coconut coir fiber, and banana smelter fiber. The results showed that the interaction on types of media and axes had an unreally different influence on all observational variables except root volume variable; The types of media had an unreally different response to all observational variables; The types of axes had a different response which was not noticeable in plant height, root length, and header / root ratio, but It had a noticeable different response to variables in the number of leaves, root volume, fresh weight of the plant, and dry weight of the plant, in which flannel showed the best results. So, the type of media and axis affected the gowth of red spinach in hydroponic system.