Abstract. The phenomenon of the cafes as a medium for dakwah represents an innovative approach to convey religious messages in a manner relevant to the lifestyle of Generation Z. This study aims to understand how Maringopi Cafe, located on Jl. Sidomukti, Bandung, is utilized as a dakwah space by its owner to reach Generation Z in Bandung City. Using a qualitative approach and descriptive method, the study explores the experiences and meanings of dakwah applied through in-depth interviews, observations, and documentation. The findings reveal that Maringopi Cafe functions is not only as a place for relaxation but also is as a platform for conveying the Islamic values through activities such as casual religious discussions, the Sunnah-based activities (archery and martial arts), and listening to the religious messages wich delivered in a relaxed and creative atmosphere. The cafe owner adopts a friendly, inclusive approach that resonates with the digital culture of Generation Z, leveraging social media and Islamic-themed events. This research highlights that the dakwah approach through cafes has significant potential to engage young people, especially since they are more drawn to non-formal and contextual methods. The cafes as dakwah spaces also create a positive ecosystem that fosters the social interaction, the dissemination of Islamic values, and the strengthening of Generation Z's religious identity amidst globalization. Abstrak. Fenomena cafe sebagai media dakwah merupakan bentuk inovasi dalam menyampaikan pesan agama yang relevan dengan gaya hidup generasi z. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana Cafe Maringopi, yang berlokasi di Jl. Sidomukti, Bandung, dimanfaatkan sebagai ruang dakwah oleh pemiliknya kepada generasi z di Kota Bandung. Dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, penelitian ini menggali pengalaman dan makna dakwah yang diterapkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cafe Maringopi tidak hanya berfungsi sebagai tempat bersantai, tetapi juga sebagai platform penyampaian nilai-nilai Islami melalui kegiatan seperti kajian santai, kegiatan sunnah-sunnah Rossul (Panahan dan beladiri), dan mendengarkan pesan agama yang dikemas dalam suasana yang santai dan kreatif. Pemilik cafe mengadopsi pendekatan yang ramah, inklusif, dan relevan dengan budaya digital generasi z, termasuk melalui media sosial dan event bertema Islami. Penelitian ini mengungkap bahwa pendekatan dakwah melalui cafe memiliki potensi besar untuk menjangkau generasi muda, terutama karena mereka lebih tertarik pada metode yang non-formal dan kontekstual. Cafe sebagai ruang dakwah juga menciptakan ekosistem positif yang mendorong interaksi sosial, penyebaran nilai-nilai Islam, dan penguatan identitas religius generasi z di tengah arus globalisasi.